Wapres: Islam Diperkirakan Jadi Agama dengan Pemeluk Terbanyak di Dunia pada 2050
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres ) Ma'ruf Amin mengungkapkan data bahwa Islam diperkirakan menjadi agama dengan pemeluk terbanyak di dunia pada 2050. Saat ini populasi muslim global telah mencapai 2 miliar jiwa, dan 230 juta di antaranya merupakan warga Indonesia.
"Pada tahun 2050, Islam diperkirakan menjadi agama dengan pemeluk terbanyak di dunia," kata Wapres saat Dies Natalis ke-37 dan Wisuda Magister, Sarjana, dan Diploma Universitas Wiraraja, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dikutip, Sabtu (12/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Wapres mendorong refleksi untuk merumuskan kebijakan terbaik agar bangsa Indonesia dapat mengatasi aneka tantangan yang muncul, dan terus maju mewujudkan target-target pembangunan.
"Refleksi yang akan membuahkan kebijakan serta keputusan yang presisi, mensyaratkan kejelian dalam menilai fakta-fakta, serta ketangkasan dalam mendayagunakan intelektualitas, keahlian, serta peluang," kata Wapres.
Ma'ruf Amin menganggap peran pendidikan sangat vital. Rendahnya level dan kualitas pendidikan dapat memicu asumsi dan kesimpulan yang keliru atas urusan-urusan domestik dan global, sehingga dapat melahirkan keputusan dan langkah yang keliru pula.
"Sementara, nyaris setiap hari kita dihadapkan pada pertaruhan dalam memutuskan persoalan yang menyangkut hajat diri sendiri, masyarakat, dan negara," katanya.
Karena itu Wapres di hadapan para wisudawan Universitas Wiraraja menitipkan tugas untuk merawat eksistensi dan mendorong kemajuan negara Indonesia, di tengah ketidakpastian dan persoalan global yang semakin kompleks.
"Kita telah memancangkan cita-cita yang tinggi, yaitu menjadi negara maju. Berbagai prediksi dari lembaga yang kredibel menyuarakan optimisme bagi masa depan Indonesia yang cerah. Untuk merealisasikannya, dibutuhkan kerja, karya dan upaya dari semua lini, khususnya dari kaum terdidik bangsa Indonesia," katanya.
Apalagi, kata Wapres, pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pendorong kemajuan teknologi, dan peningkatan keahlian.
"Perguruan tinggi mesti mampu terus beradaptasi dan menjadi lahan subur bagi inovasi. Perguruan tinggi harus memegang teguh komitmen untuk mencetak generasi yang berdaya saing global," katanya.
"Pada tahun 2050, Islam diperkirakan menjadi agama dengan pemeluk terbanyak di dunia," kata Wapres saat Dies Natalis ke-37 dan Wisuda Magister, Sarjana, dan Diploma Universitas Wiraraja, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dikutip, Sabtu (12/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Wapres mendorong refleksi untuk merumuskan kebijakan terbaik agar bangsa Indonesia dapat mengatasi aneka tantangan yang muncul, dan terus maju mewujudkan target-target pembangunan.
"Refleksi yang akan membuahkan kebijakan serta keputusan yang presisi, mensyaratkan kejelian dalam menilai fakta-fakta, serta ketangkasan dalam mendayagunakan intelektualitas, keahlian, serta peluang," kata Wapres.
Ma'ruf Amin menganggap peran pendidikan sangat vital. Rendahnya level dan kualitas pendidikan dapat memicu asumsi dan kesimpulan yang keliru atas urusan-urusan domestik dan global, sehingga dapat melahirkan keputusan dan langkah yang keliru pula.
"Sementara, nyaris setiap hari kita dihadapkan pada pertaruhan dalam memutuskan persoalan yang menyangkut hajat diri sendiri, masyarakat, dan negara," katanya.
Karena itu Wapres di hadapan para wisudawan Universitas Wiraraja menitipkan tugas untuk merawat eksistensi dan mendorong kemajuan negara Indonesia, di tengah ketidakpastian dan persoalan global yang semakin kompleks.
Baca Juga
"Kita telah memancangkan cita-cita yang tinggi, yaitu menjadi negara maju. Berbagai prediksi dari lembaga yang kredibel menyuarakan optimisme bagi masa depan Indonesia yang cerah. Untuk merealisasikannya, dibutuhkan kerja, karya dan upaya dari semua lini, khususnya dari kaum terdidik bangsa Indonesia," katanya.
Apalagi, kata Wapres, pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pendorong kemajuan teknologi, dan peningkatan keahlian.
"Perguruan tinggi mesti mampu terus beradaptasi dan menjadi lahan subur bagi inovasi. Perguruan tinggi harus memegang teguh komitmen untuk mencetak generasi yang berdaya saing global," katanya.
(abd)