Deradikalisasi, Pembinaan terhadap Napiter Harus Optimal

Rabu, 29 Juli 2020 - 19:05 WIB
loading...
Deradikalisasi, Pembinaan terhadap Napiter Harus Optimal
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli saat berkunjung ke lapas di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pembinaan terhadap para narapidana terorisme (napiter) perlu dilakukan secara optimal dan bersinergi dengan berbagai pihak.

Hal ini agar para napiter yang telah menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di lembaga permasyarakatan (lapas) tersebut nantinya dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat dan tidak mengulangi perbuatannya kembali.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar ketika melakukan kunjungan ke tiga lapas yang berada di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, yaitu Lapas Permisan, Lapas Pasir Putih dan Lapas Besi pada Selasa (28/7/2020).

Kepala BNPT menyampaikan proses deradikalisasi yang telah dijalankan di Lapas Nusakambangan telah memiliki hasil nyata. Beberapa WBP dalam kasus terorisme ini telah menyatakan diri untuk kembali ke NKRI dan juga telah bisa menghafal Pancasila.

“Hal ini hasil nyata yang bagus, yang tentu perlu kita tularkan di lapas-lapas lainnya terutama mereka-mereka yang terkait dengan kasus terorisme. Kita (BNPT) memfasilitasi mereka, karena kita ini hanya fasilitator, agar di dalam pelaksanaan masa hukuman yang dijalankan sebagai warga binaan, mereka dapat kembali memiliki rasa kecintaan kepada Republik Indonesia,” tutur Boy Rafli melakukan kunjungan tersebut,

Dia menjelaskan, proses deradikalisasi yang dilaksanakan kepada napiter dengan memberikan pemahaman tentang wawasan agama, wawasan kebangsaan dan psikologi. Itu adalah materi-materi program deradikalisasi yang telah dimanfaatkan selama mereka berada di lapas dengan status warga binaan.

“Jadi yang kita lihat tadi di Lapas Permisan ini sudah sangat bagus. Ada harapan-harapan mereka (napiter-red) yang memang sudah kita akomodir, namun tidak bisa saya kemukakan di sini. Tapi dalam rangka mencapai harapan yang diinginkan itu tentu kita jangan lupa terus berdoa agar harapannya terkabul,” tuturnya.

(Baca juga: Percepat Penanganan Perkara, MA Bentuk Tim Pemilah)

Mantan Kapolda Papua itu menuturkan ingin tetap memberikan semangat, optimisme kepada napiter tersebut bahwa apa pun keinginan individu manusia sebagai insan umat beragama kalau disampaikan dengan doa-doa Insya Allah akan dikabulkan.

“Jadi semangat itu yang ingin terus kita sampaikan agar mereka tetap punya peluang untuk hidup bahagia, walaupun dalam status sebagai warga binaan. Karena secara psikologis, ini sangat penting agar mereka tetap memiliki harapan hidup, harapan untuk berbuat baik, itu yang penting kita berikan kepada mereka,” kata mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Dia menyampaikan, kunjungannya ke Lapas di Nusakambangan itu juga untuk melakukan evaluasi terhadap program deradikalisasi di Dalam Lapas yang telah berjalan selama ini. Hal ini untuk mengatasi masalah-masalah yang menjadi hambatan sehingga kedepan bisa semakin lebih efektif lagi. Terutama tentang bagaimana meningkatkan durasi proses tatap muka dalam rangka deradikalisasi ini agar bisa lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

“Karena setiap orang bervariasi tingkat penerimaannya terhadap proses ini. Ada yang langsung bisa memahami, ada yang langsung mereka juga menolak. Tetapi harus penuh dengan kesabaran sehingga lambat laun proses ini bisa dirasakan sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi kita semuanya, masyarakat dan bangsa Indonesia,” tuturnya.


Boy Rafli juga berharap agar lapas-lapas yang memiliki warga binaan napiter dapat meraih predikat terbaik, yaitu Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) untuk mewujudkan program reformasi birokrasi nasional.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0925 seconds (0.1#10.140)