Cinta Jenderal Kopassus Ini Tertambat di Atas Vespa Biru
loading...
A
A
A
Pada 1974, Sutiyoso yang berpangkat Kapten dipercaya menjadi Komandan Kompi. Ia merasa sudah saatnya memiliki istri. Selain untuk mendampingi dirinya, pasangannya juga bertugas mengurus Persatuan Istri Tentara (Persit). Selama ini, komandan peleton dan wakilnya yang mengurus Persit.
Sutiyoso kemudian meminta Rini meninggalkan bangku kuliah di ABA Magelang dan menikah dengannya. Permintaan itu dipenuhi Rini yang dilanjutkan dengan lamaran. Lamaran Sutiyoso pun diterima keluarga Rini. Keduanya akhirnya menikah.
Ada momen lucu ketika Sutiyoso dan Setyorini menikah. Setelah resepsi pernikahan, Sutiyoso yang kelak menjabat Danrem 061/Suryakencana itu pulang sendiri ke mesnya. Rini sempat bingung dengan sikap suaminya itu. Dengan diantar sang ibu, Rini kemudian menyambangi Sutiyoso di mes.
"Dalam hati, saya bertanya kok dicari-cari," kata Sutiyoso hingga akhirnya sadar bahwa ia telah menikah. Sutiyoso pun boyongan ke rumah mertua.
Tak lama tinggal di rumah mertua, Sutiyoso akhirnya nekat mengontrak sebuah rumah karena tidak mendapatkan rumah dinas. Rini yang berasal dari keluarga berada rela meninggalkan kenyamanan hidup untuk bersama Sutiyoso. Dalam keprihatianan hidup, Rini membuat jamu atau kue untuk dijual demi membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Tak hanya itu, Rini juga rela ditinggal tugas hingga berbulan-bulan ketika Sutiyoso ditugaskan dalam operasi rahasia di Timor-Timur. Saat ditinggal, putri pertamanya, Yessy Riana Dilliyanti baru berusia sebulan. Rini pun hanya bisa mendoakan keselamatan sang suami sambil harap-harap cemas karena tidak bisa berkomunikasi sama sekali.
Suatu hari, Rini menghadiri pemakaman seorang perwira yang gugur. Di samping makam itu, terdapat satu lubang lagi yang tidak diketahui untuk siapa. Rini pun histeris.
Perasaan Rini semakin tidak keruan karena rangsel sang suami pulang ke rumah tanpa pemiliknya. Sutiyoso yang mendapat izin pulang ke Magelang untuk melanjutkan sekolah intelijen, dipanggil ke Jakarta untuk membuat laporan. Karena itu, ia mengirimkan barang bawaannya terlebih dahulu ke Magelang.
"Tahu pulang cuma rangsel, istri saya pingsan lagi," katanya.
Esok harinya, Sutiyoso pulang ke Magelang dari Jakarta. Begitu melihat sang suami, Rini kembali pingsan. "Dikiranya ia bertemu dengan mayat yang hidup lagi," tutur Sutiyoso sambil tersenyum mengenang peristiwa masa lalu.
Sutiyoso kemudian meminta Rini meninggalkan bangku kuliah di ABA Magelang dan menikah dengannya. Permintaan itu dipenuhi Rini yang dilanjutkan dengan lamaran. Lamaran Sutiyoso pun diterima keluarga Rini. Keduanya akhirnya menikah.
Ada momen lucu ketika Sutiyoso dan Setyorini menikah. Setelah resepsi pernikahan, Sutiyoso yang kelak menjabat Danrem 061/Suryakencana itu pulang sendiri ke mesnya. Rini sempat bingung dengan sikap suaminya itu. Dengan diantar sang ibu, Rini kemudian menyambangi Sutiyoso di mes.
"Dalam hati, saya bertanya kok dicari-cari," kata Sutiyoso hingga akhirnya sadar bahwa ia telah menikah. Sutiyoso pun boyongan ke rumah mertua.
Tak lama tinggal di rumah mertua, Sutiyoso akhirnya nekat mengontrak sebuah rumah karena tidak mendapatkan rumah dinas. Rini yang berasal dari keluarga berada rela meninggalkan kenyamanan hidup untuk bersama Sutiyoso. Dalam keprihatianan hidup, Rini membuat jamu atau kue untuk dijual demi membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Tak hanya itu, Rini juga rela ditinggal tugas hingga berbulan-bulan ketika Sutiyoso ditugaskan dalam operasi rahasia di Timor-Timur. Saat ditinggal, putri pertamanya, Yessy Riana Dilliyanti baru berusia sebulan. Rini pun hanya bisa mendoakan keselamatan sang suami sambil harap-harap cemas karena tidak bisa berkomunikasi sama sekali.
Suatu hari, Rini menghadiri pemakaman seorang perwira yang gugur. Di samping makam itu, terdapat satu lubang lagi yang tidak diketahui untuk siapa. Rini pun histeris.
Perasaan Rini semakin tidak keruan karena rangsel sang suami pulang ke rumah tanpa pemiliknya. Sutiyoso yang mendapat izin pulang ke Magelang untuk melanjutkan sekolah intelijen, dipanggil ke Jakarta untuk membuat laporan. Karena itu, ia mengirimkan barang bawaannya terlebih dahulu ke Magelang.
"Tahu pulang cuma rangsel, istri saya pingsan lagi," katanya.
Esok harinya, Sutiyoso pulang ke Magelang dari Jakarta. Begitu melihat sang suami, Rini kembali pingsan. "Dikiranya ia bertemu dengan mayat yang hidup lagi," tutur Sutiyoso sambil tersenyum mengenang peristiwa masa lalu.