Apa Risikonya Figur Cawapres 2024 Diumumkan Terlalu Dini?
loading...
A
A
A
Atas dasar itu, Ali meminta Anies untuk menjelaskan figur cawapres yang telah ditentukannya kepada partai koalisi. Ia menuturkan, penjelasan itu harus dilakukan dengan pendekatan saintifik hingga indikator ilmiah.
"Artinya, alasan itu adalah alasan dengan tujuan untuk memenangkan kontestasi, bukan sekadar alasan supaya Anies bisa maju menjadi calon presiden saja. Seseorang dipilih sebagai Cawapres bukan pertimbangannya karena mempunyai partai, bukan pertimbanganya Anies bisa maju saja," ujar Ali dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).
Pernyataan Ali pun direspons oleh Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Menurut Kamhar, wacana itu kurang pas. Pasalnya, parpol berfungsi untuk mendidik dan mempersiapkan kader menjadi pemimpin.
"Fungsi partai politik itu sendiri antara lain adalah kaderisasi dan sumber rekrutmen kepemimpinan. Jadi wacana ini bertentangan dengan fitrah partai politik yang menjadi pilar demokrasi dan pemegang mandat sebagai peserta pemilu," kata Kamhar saat dihubungi, Rabu (2/8/2023).
Kamhar mengatakan, syarat dan kriteria cawapres Anies telah tertuang dalam Piagam Kerja Sama Koalisi Perubahan. Pada bagian syarat dan kriteria cawapres, kata Kamhar, terdapat lima poin. "Jika dalam perjalanannya kemudian Mas Anies menambahkan kriteria 0, kami menghormati itu dan memandang itu memang relevan," ucapnya.
Menurutnya, kriteria 0 yang disampaikan Anies itu tak memiliki beban masa lalu dan memiliki keberanian. Baginya, kriteria ini sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan. "Bukan sekadar pemenuhan kebutuhan untuk bisa berlayar, mengingat Koalisi Perubahan ini berbeda dengan selera dan kehendak penguasa. Maka, jika tak bersih dan tak punya keberanian, pasti tersandera," ucap Kamhar.
Di sisi lain, Kamhar juga menyebut syarat dan kriteria cawapres Anies tak mencantumkan harus berasal dari nonparpol. "Dalam kriteria yang telah ditetapkan, tak ada sama sekali kriteria yang tak membolehkan figur berlatar belakang parpol," katanya.
"Jika ada tudingan figur parpol tak akan bisa berlaku adil terhadap partai lainnya, sudah pasti keliru dan ahistoris. Pak SBY telah membuktikan selama 10 tahun menjadi presiden dan Partai Demokrat sebagai the rulling party, bisa berlaku adil terhadap mitra koalisi. Itu antara lain menjadi fungsi manajemen atas kesepakatan yang dibangun," pungkas Kamhar.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai substansi pandangan Nasdem dan Demokrat sama mengenai cawapres Anies Baswedan. “Meskipun nuansa statementnya silang pendapat, tetapi substansi pandangan Demokrat dan Nasdem sama, yakni mengacu pada potensi ketokohan untuk menang dalam pilpres, artinya bisa saja menyasar kader partai atau lainnya,” kata Dedi.
Hanya saja, kata Dedi, pandangan Demokrat atas pernyataan Nasdem menyiramkan kegundahan. “Mereka miliki kader potensial yakni AHY, jika kemudian tidak menjadi pertimbangan sejak awal, maka bukan tidak mungkin Demokrat lakukan evaluasi dalam berkoalisi, utamanya jika kemudian tokoh cawapres itu tidak jauh lebih baik dari AHY, baik dari sisi elektabilitas dan potensi kemenangan,” pungkas Dedi.
"Artinya, alasan itu adalah alasan dengan tujuan untuk memenangkan kontestasi, bukan sekadar alasan supaya Anies bisa maju menjadi calon presiden saja. Seseorang dipilih sebagai Cawapres bukan pertimbangannya karena mempunyai partai, bukan pertimbanganya Anies bisa maju saja," ujar Ali dalam keterangannya, Selasa (1/8/2023).
Pernyataan Ali pun direspons oleh Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. Menurut Kamhar, wacana itu kurang pas. Pasalnya, parpol berfungsi untuk mendidik dan mempersiapkan kader menjadi pemimpin.
"Fungsi partai politik itu sendiri antara lain adalah kaderisasi dan sumber rekrutmen kepemimpinan. Jadi wacana ini bertentangan dengan fitrah partai politik yang menjadi pilar demokrasi dan pemegang mandat sebagai peserta pemilu," kata Kamhar saat dihubungi, Rabu (2/8/2023).
Kamhar mengatakan, syarat dan kriteria cawapres Anies telah tertuang dalam Piagam Kerja Sama Koalisi Perubahan. Pada bagian syarat dan kriteria cawapres, kata Kamhar, terdapat lima poin. "Jika dalam perjalanannya kemudian Mas Anies menambahkan kriteria 0, kami menghormati itu dan memandang itu memang relevan," ucapnya.
Menurutnya, kriteria 0 yang disampaikan Anies itu tak memiliki beban masa lalu dan memiliki keberanian. Baginya, kriteria ini sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan. "Bukan sekadar pemenuhan kebutuhan untuk bisa berlayar, mengingat Koalisi Perubahan ini berbeda dengan selera dan kehendak penguasa. Maka, jika tak bersih dan tak punya keberanian, pasti tersandera," ucap Kamhar.
Di sisi lain, Kamhar juga menyebut syarat dan kriteria cawapres Anies tak mencantumkan harus berasal dari nonparpol. "Dalam kriteria yang telah ditetapkan, tak ada sama sekali kriteria yang tak membolehkan figur berlatar belakang parpol," katanya.
"Jika ada tudingan figur parpol tak akan bisa berlaku adil terhadap partai lainnya, sudah pasti keliru dan ahistoris. Pak SBY telah membuktikan selama 10 tahun menjadi presiden dan Partai Demokrat sebagai the rulling party, bisa berlaku adil terhadap mitra koalisi. Itu antara lain menjadi fungsi manajemen atas kesepakatan yang dibangun," pungkas Kamhar.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai substansi pandangan Nasdem dan Demokrat sama mengenai cawapres Anies Baswedan. “Meskipun nuansa statementnya silang pendapat, tetapi substansi pandangan Demokrat dan Nasdem sama, yakni mengacu pada potensi ketokohan untuk menang dalam pilpres, artinya bisa saja menyasar kader partai atau lainnya,” kata Dedi.
Hanya saja, kata Dedi, pandangan Demokrat atas pernyataan Nasdem menyiramkan kegundahan. “Mereka miliki kader potensial yakni AHY, jika kemudian tidak menjadi pertimbangan sejak awal, maka bukan tidak mungkin Demokrat lakukan evaluasi dalam berkoalisi, utamanya jika kemudian tokoh cawapres itu tidak jauh lebih baik dari AHY, baik dari sisi elektabilitas dan potensi kemenangan,” pungkas Dedi.