Perkuat Nilai Kebangsaan, Musyawarah Reboan Bakal Rutin Digelar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Reboan bakal rutin digelar Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) karena diyakini mampu memperkuat nilai kebangsaan . Melalui kegiatan yang dilakukan setiap pekannya ini, nilai-nilai kebangsaan ke akar rumput kian kuat.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal SKI Raharja Waluya Jati. Ia mengungkapkan selain menjadi ajang diskusi mingguan yang membahas strategi pemenangan Anies Baswedan dan seluruh partai koalisi pengusungnya, kegiatan ini juga memiliki nilai kebangsaan yang substansial.
“Itu bisa disaksikan di dalam keseluruhan proses musyawarah ini. Jadi warga berpartisipasi dalam musyarawah dan membahas permasalahan yang dialaminya di samping membahas cara pemenangan,” ujar Jati, Kamis (20/7/2023).
Melalui Musyawarah Reboan akan terlihat nilai demokrasi yang selama ini terdistorsi menjadi murni, sehingga masyarakat pada umumnya memandang demokrasi hanya sebatas berbicara politik. “Proses ini sebenarnya memaknai kembali demokrasi sebagai proses substansial, alih-alih sebagai proses elektoral apalagi transaksional. Tetapi di saat bersamaan metode ini bisa direplikasi dan dikerjakan oleh siapa pun,” ucapnya.
Selain menangkap keresahan masyarakat pada persoalan sosial, kegiatan ini juga menggalang dukungan masyarakat setempat. “Musyawarah ini tidak bersifat tertutup, siapa pun dapat hadir dalam kegiatan ini,” pungkasnya.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal SKI Raharja Waluya Jati. Ia mengungkapkan selain menjadi ajang diskusi mingguan yang membahas strategi pemenangan Anies Baswedan dan seluruh partai koalisi pengusungnya, kegiatan ini juga memiliki nilai kebangsaan yang substansial.
“Itu bisa disaksikan di dalam keseluruhan proses musyawarah ini. Jadi warga berpartisipasi dalam musyarawah dan membahas permasalahan yang dialaminya di samping membahas cara pemenangan,” ujar Jati, Kamis (20/7/2023).
Melalui Musyawarah Reboan akan terlihat nilai demokrasi yang selama ini terdistorsi menjadi murni, sehingga masyarakat pada umumnya memandang demokrasi hanya sebatas berbicara politik. “Proses ini sebenarnya memaknai kembali demokrasi sebagai proses substansial, alih-alih sebagai proses elektoral apalagi transaksional. Tetapi di saat bersamaan metode ini bisa direplikasi dan dikerjakan oleh siapa pun,” ucapnya.
Selain menangkap keresahan masyarakat pada persoalan sosial, kegiatan ini juga menggalang dukungan masyarakat setempat. “Musyawarah ini tidak bersifat tertutup, siapa pun dapat hadir dalam kegiatan ini,” pungkasnya.
(rca)