Ridwan Kamil Sebut Pandemi Corona Jadi Ujian Kepemimpinan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai pandemi virus Corona (Covid-19) sebagai ujian kepemimpinan.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian kepeimpinan, dari level presiden hingga rumah tangga. Hal tersebut disampaikan Ridwan dalam webinar rangkaian ulang tahun ke-8 SINDOnews bertajuk "Bangkit dari Pandemi", Selasa (28/7/2020).
Kata Kang Emil sapaan akrabnya, Covid-19 ini juga menguji sistem demokrasi yang terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. "Ada yang cepat represif seperti di Tiongkok, ada yang berdinamika seperti di Brazil, Presidennya ikut demo ke gubernur. Covid ini juga mengetes semua sistem politik kita," tutur Emil dalam paparannya.( )
Kang Emil mengaku awalnya tak menduga bahwa covid-19 covid ini hanya urusan kesehatan biasa seperti demam berdarah. Namun setelah dua bulan, ternyata wabah ini membutuhkan solusi tentang interaksi sosial. Menurutnya, wabah ini menyerang melalui interaksi sosial bahkan droplet. Maka muncul dampak yang diakibatkan dari virus ini adalah soal ekonomi.
Maka di 2 bulan pertama, kata Emil mjluncul perdebatan kenapa tiba-tiba bansos melonjak. Jabar yang sebelum Covid hanya disubsidi 25% sekarang naik 73%. Hal ini masih ditambah angka penggangguran yang melonjak. Sehingga, selain masalah darurat wabah juga darurat ekonomi.
"Sehingga siapa pun pemimpin hari ini wajib punya gagasan bangkit dari pandemi sampai tetap waspada. Karena apa kurvanya enggak turun, tapi ekonomi sudah parah. Jadi ibaratnya para gubernur ini main akrobat, berhati-berhati sambil terus berjalan. Contoh yang sudah jadi korban ekonomi adalah Singapura," tuturnya.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian kepeimpinan, dari level presiden hingga rumah tangga. Hal tersebut disampaikan Ridwan dalam webinar rangkaian ulang tahun ke-8 SINDOnews bertajuk "Bangkit dari Pandemi", Selasa (28/7/2020).
Kata Kang Emil sapaan akrabnya, Covid-19 ini juga menguji sistem demokrasi yang terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. "Ada yang cepat represif seperti di Tiongkok, ada yang berdinamika seperti di Brazil, Presidennya ikut demo ke gubernur. Covid ini juga mengetes semua sistem politik kita," tutur Emil dalam paparannya.( )
Kang Emil mengaku awalnya tak menduga bahwa covid-19 covid ini hanya urusan kesehatan biasa seperti demam berdarah. Namun setelah dua bulan, ternyata wabah ini membutuhkan solusi tentang interaksi sosial. Menurutnya, wabah ini menyerang melalui interaksi sosial bahkan droplet. Maka muncul dampak yang diakibatkan dari virus ini adalah soal ekonomi.
Maka di 2 bulan pertama, kata Emil mjluncul perdebatan kenapa tiba-tiba bansos melonjak. Jabar yang sebelum Covid hanya disubsidi 25% sekarang naik 73%. Hal ini masih ditambah angka penggangguran yang melonjak. Sehingga, selain masalah darurat wabah juga darurat ekonomi.
"Sehingga siapa pun pemimpin hari ini wajib punya gagasan bangkit dari pandemi sampai tetap waspada. Karena apa kurvanya enggak turun, tapi ekonomi sudah parah. Jadi ibaratnya para gubernur ini main akrobat, berhati-berhati sambil terus berjalan. Contoh yang sudah jadi korban ekonomi adalah Singapura," tuturnya.
(nbs)