Atasi Golput Pemilih Muda, Angela Tanoesoedibjo Ajak Jurkam Ganjar Turun ke Lapangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diprediksi akan banyak diisi pemilih muda. Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu menyampaikan setidaknya terdapat hampir 60% pemilih berusia muda akan mewarnai pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Meski begitu, angka golongan putih (golput) pada pemilih muda diprediksi masih ada. Hal ini merupakan tantangan bagi para calon presiden (capres) yang berkontestasi dalam meraup suara-suara tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo mengatakan angka golput tersebut harus ditangani dengan sejumlah pendekatan.
"Kalau saya lihat dari sisi saya turun ke lapangan selama empat tahun terakhir berdiskusi dengan banyak generasi memang secara data kita lihat ada peningkatan partisipasi generasi muda politik, tapi memang tidak dipungkiri golputnya masih besar," ujar Angela saat memberikan pelatihan kepada para Jurkam Ganjar Pranowo di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Sehingga, kata dia, pendekatan pendidikan politik yang dilakukan terhadap anak muda tak melulu melalui platform media sosial tetapi juga secara langsung.
"Kita harus aktif ke lapangan, karena harus ada diskusi terbuka hati ke hati bahwa politik itu tidak sejelek yang kalian lihat di sosmed atau di manapun," sambung perempuan yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
Angela menuturkan medsos belakangan ini dapat menjadi efek buruk terhadap individu dalam mencari referensi politik. Sebab, sekali saja menyukai hal-hal yang bersifat negatif terhadap politik, secara otomatis akan disuguhkan konten-konten yang serupa.
"Karena kalau kita bicara sosmed bisa nih kita udah buka konten yang jelek soal politik atau tentang sosok tertentu, itu kan ada algoritmanya ya, berikutnya ketika kita buka lagi kita akan disuguhi dengan konten-konten yang sama enggak mungkin yang berbeda," jelasnya.
Untuk itu, Angela mengajak para Jurkam Ganjar Pranowo untuk aktif turun ke masyarakat terutamanya anak muda untuk memberikan pendidikan politik yang baik.
"Jadi kita terus aktif turun ke lapangan. Saya yakin kok mereka bisa melihat. Kenapa harus memilih. Kalaupun kita memilih berbeda tapi kan kita harus memilih suara itu. Pengertian-pengertian itulah yang harus kita sampaikan," pungkasnya.
Meski begitu, angka golongan putih (golput) pada pemilih muda diprediksi masih ada. Hal ini merupakan tantangan bagi para calon presiden (capres) yang berkontestasi dalam meraup suara-suara tersebut.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo mengatakan angka golput tersebut harus ditangani dengan sejumlah pendekatan.
"Kalau saya lihat dari sisi saya turun ke lapangan selama empat tahun terakhir berdiskusi dengan banyak generasi memang secara data kita lihat ada peningkatan partisipasi generasi muda politik, tapi memang tidak dipungkiri golputnya masih besar," ujar Angela saat memberikan pelatihan kepada para Jurkam Ganjar Pranowo di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Sehingga, kata dia, pendekatan pendidikan politik yang dilakukan terhadap anak muda tak melulu melalui platform media sosial tetapi juga secara langsung.
"Kita harus aktif ke lapangan, karena harus ada diskusi terbuka hati ke hati bahwa politik itu tidak sejelek yang kalian lihat di sosmed atau di manapun," sambung perempuan yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
Angela menuturkan medsos belakangan ini dapat menjadi efek buruk terhadap individu dalam mencari referensi politik. Sebab, sekali saja menyukai hal-hal yang bersifat negatif terhadap politik, secara otomatis akan disuguhkan konten-konten yang serupa.
"Karena kalau kita bicara sosmed bisa nih kita udah buka konten yang jelek soal politik atau tentang sosok tertentu, itu kan ada algoritmanya ya, berikutnya ketika kita buka lagi kita akan disuguhi dengan konten-konten yang sama enggak mungkin yang berbeda," jelasnya.
Untuk itu, Angela mengajak para Jurkam Ganjar Pranowo untuk aktif turun ke masyarakat terutamanya anak muda untuk memberikan pendidikan politik yang baik.
"Jadi kita terus aktif turun ke lapangan. Saya yakin kok mereka bisa melihat. Kenapa harus memilih. Kalaupun kita memilih berbeda tapi kan kita harus memilih suara itu. Pengertian-pengertian itulah yang harus kita sampaikan," pungkasnya.
(kri)