2 Jebolan Fakultas Hukum UGM yang Sukses Jabat Gubernur di Indonesia, Salah Satunya Capres 2024

JAKARTA - Terdapat dua jebolan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pernah terpilih menjadi gubernur di Indonesia. Salah satu di antaranya menduduki posisi tersebut selama dua kali masa jabatan.

Gubernur merupakan jabatan yang memimpin pemerintahan daerah di tingkat provinsi. Mereka dipilih oleh rakyat dengan masa jabatan lima tahun dan dilantik oleh Presiden atau Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden.



Setiap gubernur tentu memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni dari berbagai perguruan tinggi. Termasuk lulusan dari Fakultas Hukum UGM.

Berikut dua lulusan Fakultas Hukum UGM yang pernah menjabat sebagai Gubernur di Indonesia:

1. Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo merupakan salah seorang politisi Indonesia yang saat ini tengah mengemban amanat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ia berhasil menduduki posisi tersebut selama dua periode, terhitung sejak tahun 2013.

Pria kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah ini termasuk lulusan Fakultas Hukum UGM. Ganjar sendiri diketahui menjadi alumni UGM pada tahun 1995 dengan gelar Sarjana Hukum.

Ganjar termasuk salah satu tokoh alumni UGM yang sudah kenyang di dunia politik Tanah Air. Ia pertama kali meniti karier di jalur politik dengan menjadi anggota DPR hingga menjadi Gubernur Jawa Tengah yang merupakan tanah kelahirannya.

Tidak sampai di situ, pemilik jargon ‘Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma Mandat’ ini juga bakal menjadi calon presiden pada tahun Pilpres 2024 mendatang. Ganjar resmi menjadi capres usai diusung oleh partainya, yakni PDIP.

2. Pieter Alexander Tallo

Selanjutnya ada nama Pieter Alexander Tallo. Ia merupakan sosok gubernur terpilih di Nusa Tenggara Timur selama dua periode, terhitung sejak tahun 1998 hingga tahun 2008.

Nama Pieter Alexander Tallo juga termasuk lulusan Fakultas Hukum UGM. Pria Kelahiran 27 April 1942 ini menjadi alumni UGM pada tahun 1970 dan bergelar Sarjana Hukum.

Sama dengan Ganjar, Piet juga ternyata sudah berpengalaman di dunia politik Tanah Air. Hal itu dapat dilihat dari riwayatnya yang pernah menjadi Bupati Timor Tengah Selatan selama dua periode, dari tahun 1983 hingga 1993.



Namun semua karier politiknya harus terhenti lantaran ia memiliki riwayat penyakit asma dan saluran pernafasan akut. Pada tanggal 25 April 2009, Piet pun meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.