Kabinet Jokowi-JK Kompak tapi Hasilnya Dinilai Kurang

Jum'at, 21 Oktober 2016 - 09:22 WIB
Kabinet Jokowi-JK Kompak tapi Hasilnya Dinilai Kurang
Kabinet Jokowi-JK Kompak tapi Hasilnya Dinilai Kurang
A A A
Perjalanan Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan berusia dua tahun pada 20 Oktober 2016.

Saat ini keduanya meraih dukungan yang kuat dari partai politik (parpol). Hampir mayoritas fraksi DPR, minus Demokrat, Gerindra, PKS menjadi partai pendukung pemerintah.

Apakah banyaknya dukungan parpol membuat Pemerintah Jokowi-JK efektif? Bagaimanakah pandangan politikus di luar pemerintah menyikapi hal itu? Berikut wawancara Sindonews dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarifuddin Hasan.

Bagaimana menurut Anda mengenai dua tahun kepemimpinan Jokowi-JK?

Belum ada sesuatu yang sangat signifikan. Pertumbuhan ekonomi belum signifikan, masih sekitar kurang lebih, 4,7% . Harapan ini apakah mencapai 5,1% saya enggak tahu.

Kemudian kemiskinan juga masih bermasalah. Cuma turun sedikit dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2015 kita kan tahu naik, pengangguran juga naik. Tahun 2016 ini sedikit turun, jadi masih perlu untuk ditingkatkan.

Daya beli rakyat ini sekarang masih turun, masih lemah. Yang ada, kekompakkan kabinet kelihatannya sudah lumayan bagus.

Apakah Jokowi-JK sudah mewujudkan janji-janji kampanyenya?


Janji kampanye belum sepenuhnya terpenuhi. Kabinet ramping malah enggak (terealisasi). Banyak lembaga yang tidak berfungsi. Badan kreatif itu tidak berfungsi dengan bagus. Sementara ekonomi kreatif di situ sangat dibutuhkan.

Saya pikir dalam dua tahun ini dua kali reshuffle (perombakan kabinet). Itu sangat menandakan bahwa belum maksimal.

Apakah dukungan banyak parpol membuat kinerja pemerintah membaik?


Saya belum melihat itu. Tapi yang jelas memang dukungan politik semakin tinggi, itu saja.

Apakah situasi politik saat ini lebih gadung dibandingkan era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?

Dari sisi politik, dukungannya kuat. Kalau dukungan politik kuat, seperti kita lihat, fungsi check and balances ini tidak maksimal. Kegaduhan politik di parlemen relatif tidak ada.

Bagaimanakah dengan jargon Revolusi Mental yang diusung Jokowi-JK, apakah sudah terlihat?


Saya belum melihat itu secara maksimal terjadi Saya belum tahu apakah sebatas jargon. Tetapi yang jelas belum terlihat dengan nyata. Masih perlu untuk bekerja keras lah.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7160 seconds (0.1#10.140)