Kick Off Pekan Nasional Keselamatan Jalan, Mendagri Dorong Pemda Tingkatkan Sistem Perhubungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhamad Tito Karnavian mendorong pemerintah daerah ( pemda ) membangun tata kelola sistem perhubungan yang aman. Hal ini penting demi menjaga keselamatan masyarakat.
Hal itu disampaikan Mendagri saat Kick Off Pekan Nasional Keselamatan Jalan (PNKJ) di Silang Monas, Jakarta, Sabtu (8/7/2023). Mendagri mengatakan, untuk membangun sistem ruang yang aman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
"Sebetulnya banyak sekali kaitannya antara Kemenhub dengan Kemendagri, karena satu di Kemendagri itu mengenai masalah RTRW-nya, tata ruang. Misalnya, untuk membuat jalan yang ramah kepada pesepeda," katanya.
Selain itu, kata Mendagri, perlu juga pencermatan dalam proses review Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk melihat secara teknis tentang kondisi jalan yang aman bagi masyarakat.
Sebab, persoalannya saat ini banyak sekali kondisi jalanan yang rawan kecelakaan. Untuk itu, hal ini tentu menjadi perhatian pemerintah.
"Kita akan mencoba melihat daerah-daerah yang mungkin rawan kecelakaan lalu lintas, yang polusinya cukup tinggi, bagaimana untuk mengurangi karbon dengan moda sistem jalan dan transportasi yang ramah lingkungan," tegas Mendagri.
Untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan, Tito mengatakan akan berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tentang fasilitas khusus dalam menunjang aktivitas masyarakat.
Contohnya, dengan membuat jalur khusus pesepeda dan pejalan kaki. Apalagi saat ini banyak daerah pemekaran baru yang butuh perhatian khusus tentang tata ruang yang baik.
"Kita harus mulai dari situ, termasuk kota-kota baru, daerah-daerah pemekaran baru. Jangan sampai terlanjur sudah membuat sistem transportasi yang kacau. (Maka perlu) dibuat yang tadi, trotoarnya, ada untuk pesepedanya, (karenanya harus) didesain dari awal," tambahnya.
Selain itu, Tito juga mengimbau kepada semua pihak agar masalah lalu lintas menjadi perhatian utama. Hal ini lantaran kecelakaan lalu lintas telah memakan banyak korban jiwa.
"Pembunuh nomor satu itu sebetulnya adalah bukan teroris, bukan pemberontakan, nomor satu adalah (kecelakaan) lalu lintas. Korban lalu lintas jauh lebih banyak dibanding yang lain," pungkasnya.
Hal itu disampaikan Mendagri saat Kick Off Pekan Nasional Keselamatan Jalan (PNKJ) di Silang Monas, Jakarta, Sabtu (8/7/2023). Mendagri mengatakan, untuk membangun sistem ruang yang aman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
"Sebetulnya banyak sekali kaitannya antara Kemenhub dengan Kemendagri, karena satu di Kemendagri itu mengenai masalah RTRW-nya, tata ruang. Misalnya, untuk membuat jalan yang ramah kepada pesepeda," katanya.
Baca Juga
Selain itu, kata Mendagri, perlu juga pencermatan dalam proses review Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk melihat secara teknis tentang kondisi jalan yang aman bagi masyarakat.
Sebab, persoalannya saat ini banyak sekali kondisi jalanan yang rawan kecelakaan. Untuk itu, hal ini tentu menjadi perhatian pemerintah.
"Kita akan mencoba melihat daerah-daerah yang mungkin rawan kecelakaan lalu lintas, yang polusinya cukup tinggi, bagaimana untuk mengurangi karbon dengan moda sistem jalan dan transportasi yang ramah lingkungan," tegas Mendagri.
Untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan, Tito mengatakan akan berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tentang fasilitas khusus dalam menunjang aktivitas masyarakat.
Contohnya, dengan membuat jalur khusus pesepeda dan pejalan kaki. Apalagi saat ini banyak daerah pemekaran baru yang butuh perhatian khusus tentang tata ruang yang baik.
"Kita harus mulai dari situ, termasuk kota-kota baru, daerah-daerah pemekaran baru. Jangan sampai terlanjur sudah membuat sistem transportasi yang kacau. (Maka perlu) dibuat yang tadi, trotoarnya, ada untuk pesepedanya, (karenanya harus) didesain dari awal," tambahnya.
Selain itu, Tito juga mengimbau kepada semua pihak agar masalah lalu lintas menjadi perhatian utama. Hal ini lantaran kecelakaan lalu lintas telah memakan banyak korban jiwa.
"Pembunuh nomor satu itu sebetulnya adalah bukan teroris, bukan pemberontakan, nomor satu adalah (kecelakaan) lalu lintas. Korban lalu lintas jauh lebih banyak dibanding yang lain," pungkasnya.
(thm)