Founder E-Tani Beri Jurus Jitu Bantu Petani di Acara TMP

Senin, 27 Juli 2020 - 11:30 WIB
loading...
Founder E-Tani Beri...
Founder e-Tani, Davyn Sudirdjo saat menjadi narasumber dalam Webinar Nasional Ketiga Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema Penguatan UMKM di Tengah Pandemi COVID-19 pada Minggu (26/7/2020). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Salah satu persoalan petani di Indonesia adalah para tengkulak. Tengkulak itu memperpanjang alur distribusi dan di saat yang sama menekan harga pertanian sehingga membuat petani tak mendapat keuntungan apa-apa. Petani pun tetap miskin.

Demikian disampaikan Founder e-Tani, Davyn Sudirdjo saat menjadi narasumber dalam Webinar Nasional Ketiga Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema "Penguatan UMKM di Tengah Pandemi COVID-19" pada Minggu (26/7/2020). (Baca juga: Disebut Tak Terapkan Protokol Kesehatan, Ini Penjelasan Maskapai Batik Air)

Pemahaman ini disampaikan Davyn setelah bertemu dengan para petani. Pada mulanya, ketertarikan Davyn pada petani dimulai sejak usia 12 tahun ketika dikirim kedua orang tuanya ke sebuah desa di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan fasilitas yang sangat terbatas, Davyn bisa merasakan denyut kehidupan yang rata-rata petani itu dengan segala keterbatasan.

Saat berinteraksi dengan anak para petani, Davyn tahu bahwa cita-cita mereka sangat tinggi. Namun hal itu akan sulit tercapai bila orang tua mereka, yang rata-rata petani itu tak mampu membiayai pendidikan mereka.

"Dari saya, saya ingin membanatu petani. Saya bergairah untuk membantu pertani, dan itu menjadi dasar saya membuat e-tani," jelas Davyn.

Sekarang, e-Tani merupakan perusahaan pemula yang memberdayakan petani Indonesia tanpa perantara dan mempromosikan budaya Farm to Table. Dalam jangka panjang, Davyn mau mengembangkan ekosistem yang memberdayakan petani dengan menyediakan pasar, membantu mereka mendapatkan dana, membangun kolaborasi masyarakat dengan para pakar pertanian dan sesama petani, serta memaksimalkan kualitas dan kuantitas hasil ladang mereka.

"Untuk membantu petani agar menjadi mandiri harus ada akses permodalan yang mudah dan cepat sehingga di saat yang sama bisa meningkatkan produktifitas," tutur Davyn.

Kemudian, lanjutnya, harus ada pupuk yang lebih ekonomis. Selain itu harus ada kebijakan pengaturan impor yang disesuaikan dengan masa panen petani dan di saat yang sama harus meningkatkan konsumsi buah lokal bagi masyarakat.

"Harus disesuaikan dengan masa panen itu penting. Jangan ketika masa panen tiba, malah impor. Dengan kondisi saat ini, buah impor bisa lebih murah dari buah yang ada di dalam negeri," papar Davyn.

Dalam webinar ini, selain Davyn, hadir sebagai narasumber Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua BPP HIPMI Mardani H Maming serta petani dan peternak muda Rayndra Syahdan M. Acara dipandu oleh Sekjen DPP TMP, Restu Hapsari.

Acara ini pun dihadiri oleh 560 peserta dari berbagai daerah di Indonesia melalui aplikasi zoom. Sementara di Youtube, acara ini sudah disaksikan oleh 390 penonton.

Dalam sambutannya, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait mengatakan bahwa tema Penguatam UMKM di Tengah Pandemi ini diambil sebagai kesadaran bersama sebab PDI Perjuangan merupakan partai wong cilik yang mempunyai ideologi Pancasila. Sebab krisis tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 ini yang paling terpukul adalah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM). ( )

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Webinar Nasional Ketiga Taruna Merah Putih (TMP) ini sangat relevan. Bagi PDIP sendiri, tema ini merupakan cerminan sikap ideologis dan perhatian kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)