Senator Dorong Kewenangan Kejaksaan Diperkuat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Senator atau Anggota Komite I DPD RI Filep Wamafma mendorong kewenangan kejaksaan diperkuat. Adanya uji materi yang mendorong penghilangan kewenangan kejaksaan dalam mengusut kasus tindak pidana korupsi (tipikor) disayangkannya.
Pasalnya, konstitusi justru memberikan kekuasaan tersebut kepada Korps Adhyaksa. "Kejaksaan telah diberikan kewenangan oleh undang-undang sebagai pengacara negara. Oleh sebab itu, sebenarnya kejaksaan punya otoritas atas nama negara untuk melaksanakan asas negara hukum, rechsstaat. Negara Indonesia adalah negara hukum sesuai dengan konstitusi," ujarnya dihubungi, Senin (26/6/2023).
Maka itu, dia tidak setuju dengan adanya upaya menghapus kewenangan kejaksaan tentang kewenangan pengusutan tindak pidana korupsi. "Karena salah satu alat kekuasaan negara adalah kejaksaan yang diberikan kekuasaan negara untuk menegakkan hukum bersama-sama dengan kepolisian dan pengadilan," tuturnya.
Menurut senator asal Papua Barat ini, ketika kewenangan kejaksaan dibatasi, justru bakal menjadi masalah. "Jadi, keliru apabila ada upaya untuk melemahkan bahkan meniadakan kewenangan kejaksaan dalam rangka penanganan penyidikan kasus-kasus tindak pidana korupsi," tegasnya.
Filep justru mendorong kewenangan kejaksaan diperbesar agar pelaksanaan hukum lebih optimal. Dirinya juga meminta Jaksa Agung tidak dipilih di lembaga politik, yakni DPR, karena dapat mengancam independensi bahkan cenderung melemahkannya.
"Kepala Kejaksaan Agung harus orang independen dan berasal dari lingkungan atau ia adalah struktur dalam kejaksaan. Ini akan lebih bagus karena secara tugas fungsi lebih memahami dan juga terhindari dari transaksi politik," pungkasnya.
Pasalnya, konstitusi justru memberikan kekuasaan tersebut kepada Korps Adhyaksa. "Kejaksaan telah diberikan kewenangan oleh undang-undang sebagai pengacara negara. Oleh sebab itu, sebenarnya kejaksaan punya otoritas atas nama negara untuk melaksanakan asas negara hukum, rechsstaat. Negara Indonesia adalah negara hukum sesuai dengan konstitusi," ujarnya dihubungi, Senin (26/6/2023).
Maka itu, dia tidak setuju dengan adanya upaya menghapus kewenangan kejaksaan tentang kewenangan pengusutan tindak pidana korupsi. "Karena salah satu alat kekuasaan negara adalah kejaksaan yang diberikan kekuasaan negara untuk menegakkan hukum bersama-sama dengan kepolisian dan pengadilan," tuturnya.
Menurut senator asal Papua Barat ini, ketika kewenangan kejaksaan dibatasi, justru bakal menjadi masalah. "Jadi, keliru apabila ada upaya untuk melemahkan bahkan meniadakan kewenangan kejaksaan dalam rangka penanganan penyidikan kasus-kasus tindak pidana korupsi," tegasnya.
Filep justru mendorong kewenangan kejaksaan diperbesar agar pelaksanaan hukum lebih optimal. Dirinya juga meminta Jaksa Agung tidak dipilih di lembaga politik, yakni DPR, karena dapat mengancam independensi bahkan cenderung melemahkannya.
"Kepala Kejaksaan Agung harus orang independen dan berasal dari lingkungan atau ia adalah struktur dalam kejaksaan. Ini akan lebih bagus karena secara tugas fungsi lebih memahami dan juga terhindari dari transaksi politik," pungkasnya.
(maf)