Fadil Imran: Konsep Polisi RW Tidak Mematikan Kearifan Lokal
loading...

Kabaharkam Polri Komjen Pol Fadil Imran bersama Polisi RW, TNI, dan warga. Foto: Istimewa
A
A
A
JAKARTA - Konsep Polisi RW tidak mematikan kearifan lokal karena setiap wilayah memiliki sosial demografi yang khas. Polisi RW juga tidak akan membebani anggaran negara.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Fadil Imran menegaskan, Polisi RW tidak menambah personel dan hanya menugaskan anggota di lingkungan domisilinya. Sehingga, kata dia, sosok Polri yang melindungi, mengayomi, dan melayani menjadi kelihatan atau nyata.
Baca juga: Kabaharkam: Polisi RW Bentuk Kedekatan Aparat dan Masyarakat
"Konsep Polisi RW tidak mematikan kearifan lokal. Termasuk isu keberadaan Polisi RW menambah beban negara dan belanja modal pegawai itu tidak benar," kata Fadil dalam akun Instagram @kabaharkam, Senin (26/6/2023).
Mantan Kapolda Metro Jaya itu lalu mengutip pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) "Ojo njelimed-njelimed".
Apa sih yang disebut pelindung. Dia juga menjelaskan, misalnya di situ ada kejahatan, narkoba, miras, judi, prostitusi, dan kejahatan konvensional, itu yang harus diintervensi.
"Jadi, Polisi RW adalah ihktiar mendekatkan diri seluruh anggota Polri kepada masyarakat setidaknya di tempat dia bekerja," ungkap Fadil.
Dikatakannya, tugas Polisi RW harus diemban oleh seluruh anggota diseluruh satuan tugas (satker) dan tidak ditumpukan kepada Bhabinkamtibmas saja.
"Dengan begitu sosok Polri yang melindungi, mengayomi dan melayani akan terwujud di tengah masyarakat," tutur mantan Kapolda Jawa Timur ini.
Sejatinya ungkap Fadil pemolisian itu adalah bagaimana mengintervensi situasi bagaimana orang tidak melakukan tindakan kriminal. Itulah mengapa Polisi RW itu harus memiliki security assessment atau bisa memetakan potensi gangguan kamtibmas.
"Nah, kecurigaan-kecurigaan bahwa Polisi RW akan menjadi kekuatan politik, akan memata-matai masyarakat itu tidak benar," ungkapnya.
Fadil menyebut di wilayah Polisi RW ada yang namanya RT, RW, tokoh masyarakat, agama termasuk para relawan.
Baca juga: Polisi RW di Kota Bogor Dapat Prioritas Suntik Vaksin
Seperti di Yogyakarta, ada relawan di Pandukuhan/RW bernama "Jogo Warga" yang berasal dari berbagai latar belakang profesi seperti guru, dosen, buruh dan sebagainya.
"Bagaimana Polisi RW ini mau berpolitik karena semua ada disitu. Jadi polisi itu hanya fasilitator dan kasalitator," tutup mantan Direktur Siber Bareskrim Polri ini.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Fadil Imran menegaskan, Polisi RW tidak menambah personel dan hanya menugaskan anggota di lingkungan domisilinya. Sehingga, kata dia, sosok Polri yang melindungi, mengayomi, dan melayani menjadi kelihatan atau nyata.
Baca juga: Kabaharkam: Polisi RW Bentuk Kedekatan Aparat dan Masyarakat
"Konsep Polisi RW tidak mematikan kearifan lokal. Termasuk isu keberadaan Polisi RW menambah beban negara dan belanja modal pegawai itu tidak benar," kata Fadil dalam akun Instagram @kabaharkam, Senin (26/6/2023).
Mantan Kapolda Metro Jaya itu lalu mengutip pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) "Ojo njelimed-njelimed".
Apa sih yang disebut pelindung. Dia juga menjelaskan, misalnya di situ ada kejahatan, narkoba, miras, judi, prostitusi, dan kejahatan konvensional, itu yang harus diintervensi.
"Jadi, Polisi RW adalah ihktiar mendekatkan diri seluruh anggota Polri kepada masyarakat setidaknya di tempat dia bekerja," ungkap Fadil.
Dikatakannya, tugas Polisi RW harus diemban oleh seluruh anggota diseluruh satuan tugas (satker) dan tidak ditumpukan kepada Bhabinkamtibmas saja.
"Dengan begitu sosok Polri yang melindungi, mengayomi dan melayani akan terwujud di tengah masyarakat," tutur mantan Kapolda Jawa Timur ini.
Sejatinya ungkap Fadil pemolisian itu adalah bagaimana mengintervensi situasi bagaimana orang tidak melakukan tindakan kriminal. Itulah mengapa Polisi RW itu harus memiliki security assessment atau bisa memetakan potensi gangguan kamtibmas.
"Nah, kecurigaan-kecurigaan bahwa Polisi RW akan menjadi kekuatan politik, akan memata-matai masyarakat itu tidak benar," ungkapnya.
Fadil menyebut di wilayah Polisi RW ada yang namanya RT, RW, tokoh masyarakat, agama termasuk para relawan.
Baca juga: Polisi RW di Kota Bogor Dapat Prioritas Suntik Vaksin
Seperti di Yogyakarta, ada relawan di Pandukuhan/RW bernama "Jogo Warga" yang berasal dari berbagai latar belakang profesi seperti guru, dosen, buruh dan sebagainya.
"Bagaimana Polisi RW ini mau berpolitik karena semua ada disitu. Jadi polisi itu hanya fasilitator dan kasalitator," tutup mantan Direktur Siber Bareskrim Polri ini.
(mhd)
Lihat Juga :