Miliki Nilai Pancasila, BPIP Sebut Seniman Radikal-Intoleran Langka

Sabtu, 25 Juli 2020 - 21:44 WIB
loading...
Miliki Nilai Pancasila, BPIP Sebut Seniman Radikal-Intoleran Langka
Foto/ilustrasi.ist
A A A
JAKARTA - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengingatkan bahwa seni bersifat universal. Seni bisa menembus semua lapisan masyarakat. Karena itu sangat tepat apabila seni dan budaya menjadi pintu masuk upaya pembumian nilai-nilai Pancasila.

"Pancasila sebagai nilai leluhur bangsa umumnya dimiliki oleh para seniman , sehingga sangat langka seniman yang radikal dan intoleran. Ini yang harus ditanamkan kepada masyarakat," jelas Hariyono saat membuka seminar daring bertajuk ”Membumikan Pancasila Melalui Seni dan Budaya” di Deputi Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi, Sabtu (25/7/2020).

(Baca: Habib Rizieq Center Tantang Megawati dan Kepala BPIP Debat Terbuka)

Di forum yang sama, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan bagaimana pun seniman merupakan alat diplomasi dan pembangunan karakter.

Seniman merupakan penatar kehidupan yang mengajarkan harmoni. Mereka, lanjut Romo Benny, adalah manggala sejati yang menafsirkan Pancasila secara luar biasa lewat karya-karya yang tidak doktrinal.

"Seniman mampu menggerakan jiwa raga kita yang dapat tercermin dari prilaku. Lewat karya seni, film, lagu, estetika, seni dapat merebut ruang publik yang saat ini dikuasai oleh konten negatif," tegas rohaniawan itu.

(Baca: Pastikan Tak Ada HIP, Publik Harus Kawal Proses Pembahasan RUU BPIP)

Seminar yang diikuti 100 peserta ini menghadirkan musisi Addie MS, penyanyi Trie Utami, dan aktor Slamet Rajarjo, tiga seniman yang dinobatkan sebagai Ikon Prestasi Pancasila pada 2019 sebagai narasumber utama.

Trie Utami mengutarakan bahwa Pancasila sudah lama tertanam di Indonesia. Para seniman hanya memekarkan atau mengharumkannya. ”Salah satu fungsi seniman adalah mensejahterakan masyarakat khususnya dalam hal rasa," jelasnya.

Bagi Trie Utami, seni menggunakan metode lembut atau cara halus, namun sejatinya merupakan alat yang cukup tajam sehingga efektif untuk membumikan Pancasila. ”Seni juga alat yang tajam namun cara yang halus dalam membumikan Pancasila," jelas Trie.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2142 seconds (0.1#10.140)