Kepuasan Publik Tembus 81,4%, Jokowi Bisa Jadi Faktor Penentu Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan Pilpres 2024 tinggal menghitung bulan. Meskipun tidak bisa ikut berlaga lagi, tetapi sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap menjadi faktor signifikan yang menentukan dalam arena Pilpres 2024.
Pernyataan Presiden Jokowi untuk cawe-cawe atau turut campur dalam penentuan calon presiden yang diusung partai-partai seiring pula dengan tingginya tingkat kepuasan publik. Temuan survei yang dilakukan Indometer menunjukkan kepuasan terhadap Jokowi tembus 81,4 persen.
Di antara yang menyatakan puas, 9,6 persen di antaranya merasa sangat puas terhadap Jokowi. Hanya sebanyak 17,8 persen yang merasa tidak puas, di antaranya 1,0 persen saja yang tidak puas sama sekali. Sisanya menjawab tidak tahu/tidak jawab sebanyak 0,8 persen.
"Di tengah tingginya tingkat kepuasan publik yang menembus 81,4 persen, Jokowi menjadi faktor penentu dalam Pilpres 2024," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurut Leonard, tetap tingginya tingkat kepuasan publik, bahkan mencapai rekor tertinggi di atas 80 persen, merupakan fenomena yang baru terjadi pada masa Jokowi. Pada pemerintahan sebelumnya, ketika masa jabatan dua periode akan berakhir hanya separuh yang merasa puas.
Berbeda dengan para pendahulunya, Jokowi tidak bersikap diam dan berpangku tangan dalam kontestasi untuk memilih pemimpin nasional berikutnya. Jokowi mendorong sejumlah tokoh untuk maju, baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.
Di antara yang cukup santer mendapat endorsement Jokowi adalah mula-mula adalah gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Berkali-kali Jokowi menunjukkan sikap dukungan terhadap Ganjar, misalnya dengan menyebutnya sebagai sosok berambut putih.
Sejumlah tokoh lainnya dari kalangan all president's men turut didorong untuk maju berpasangan dengan capres yang ada. Sebut saja, Sandiaga Uno yang disorongkan kepada kubu Ganjar, Erick Thohir kepada Prabowo, atau bahkan Mahfud MD kepada Anies Baswedan.
"Jokowi tidak ingin legacy pembangunan yang telah diletakkannya dirusak oleh sosok yang tidak dapat dipercayainya," tandas Leonard.
Meskipun demikian, Jokowi tetap membuka komunikasi dengan kalangan oposisi seperti Demokrat dan PKS. Dalam proses merapat ke PPP, Sandi sempat mendekati PKS hingga memunculkan skenario Anies-Sandi.
Mahfud MD yang namanya naik setelah membongkar dugaan pencucian uang Rp349 triliun di Kementerian Keuangan juga dijagokan menjadi salah satu cawapres Anies.
Sebaliknya, para bacapres ataupun bacawapres yang ingin berlaga pun harus memperhitungkan faktor Jokowi.
"Tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi menjadi tantangan tersendiri ketika ingin menawarkan program kepada publik," ucap Leonard.
Yang pasti, hampir semua capres/cawapres turut menyuarakan semangat keberlanjutan atas program-program yang dikembangkan oleh Jokowi. Anies yang kerap disebut sebagai antitesis Jokowi pun tampak berhati-hati, tidak sepenuhnya bersikap diametral.
"Apalagi dengan rekor kepuasan di atas batas psikologis 80 persen membuat ceruk pemilih yang merasa tidak puas sangat kecil, sehingga sangat berisiko dalam upaya mendulang dukungan publik yang terkonversi dalam bentuk suara di bilik TPS," Leonard menjelaskan.
Tak heran capres/cawapres berlomba-lomba mendapatkan tuah atau ngalap berkah dari tingginya kepuasan publik terhadap Jokowi. "Dalam beberapa waktu mendatang, publik akan melihat siapa saja pasangan capres-cawapres definitif yang disodorkan partai-partai," pungkas Leonard.
Survei Indometer dilakukan pada 5-10 Juni 2023 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Margin of error survei sebesar ±2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pernyataan Presiden Jokowi untuk cawe-cawe atau turut campur dalam penentuan calon presiden yang diusung partai-partai seiring pula dengan tingginya tingkat kepuasan publik. Temuan survei yang dilakukan Indometer menunjukkan kepuasan terhadap Jokowi tembus 81,4 persen.
Di antara yang menyatakan puas, 9,6 persen di antaranya merasa sangat puas terhadap Jokowi. Hanya sebanyak 17,8 persen yang merasa tidak puas, di antaranya 1,0 persen saja yang tidak puas sama sekali. Sisanya menjawab tidak tahu/tidak jawab sebanyak 0,8 persen.
"Di tengah tingginya tingkat kepuasan publik yang menembus 81,4 persen, Jokowi menjadi faktor penentu dalam Pilpres 2024," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurut Leonard, tetap tingginya tingkat kepuasan publik, bahkan mencapai rekor tertinggi di atas 80 persen, merupakan fenomena yang baru terjadi pada masa Jokowi. Pada pemerintahan sebelumnya, ketika masa jabatan dua periode akan berakhir hanya separuh yang merasa puas.
Berbeda dengan para pendahulunya, Jokowi tidak bersikap diam dan berpangku tangan dalam kontestasi untuk memilih pemimpin nasional berikutnya. Jokowi mendorong sejumlah tokoh untuk maju, baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.
Di antara yang cukup santer mendapat endorsement Jokowi adalah mula-mula adalah gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Berkali-kali Jokowi menunjukkan sikap dukungan terhadap Ganjar, misalnya dengan menyebutnya sebagai sosok berambut putih.
Sejumlah tokoh lainnya dari kalangan all president's men turut didorong untuk maju berpasangan dengan capres yang ada. Sebut saja, Sandiaga Uno yang disorongkan kepada kubu Ganjar, Erick Thohir kepada Prabowo, atau bahkan Mahfud MD kepada Anies Baswedan.
"Jokowi tidak ingin legacy pembangunan yang telah diletakkannya dirusak oleh sosok yang tidak dapat dipercayainya," tandas Leonard.
Meskipun demikian, Jokowi tetap membuka komunikasi dengan kalangan oposisi seperti Demokrat dan PKS. Dalam proses merapat ke PPP, Sandi sempat mendekati PKS hingga memunculkan skenario Anies-Sandi.
Mahfud MD yang namanya naik setelah membongkar dugaan pencucian uang Rp349 triliun di Kementerian Keuangan juga dijagokan menjadi salah satu cawapres Anies.
Sebaliknya, para bacapres ataupun bacawapres yang ingin berlaga pun harus memperhitungkan faktor Jokowi.
"Tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi menjadi tantangan tersendiri ketika ingin menawarkan program kepada publik," ucap Leonard.
Yang pasti, hampir semua capres/cawapres turut menyuarakan semangat keberlanjutan atas program-program yang dikembangkan oleh Jokowi. Anies yang kerap disebut sebagai antitesis Jokowi pun tampak berhati-hati, tidak sepenuhnya bersikap diametral.
"Apalagi dengan rekor kepuasan di atas batas psikologis 80 persen membuat ceruk pemilih yang merasa tidak puas sangat kecil, sehingga sangat berisiko dalam upaya mendulang dukungan publik yang terkonversi dalam bentuk suara di bilik TPS," Leonard menjelaskan.
Tak heran capres/cawapres berlomba-lomba mendapatkan tuah atau ngalap berkah dari tingginya kepuasan publik terhadap Jokowi. "Dalam beberapa waktu mendatang, publik akan melihat siapa saja pasangan capres-cawapres definitif yang disodorkan partai-partai," pungkas Leonard.
Survei Indometer dilakukan pada 5-10 Juni 2023 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Margin of error survei sebesar ±2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(maf)