Kunker ke Uzbekistan, Wapres Akan Ziarah ke Makam Imam Bukhari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres) Ma'ruf Amin berserta rombongan terbatas terbang melakukan kunjungan kerja ke Uzbekistan, Senin (12/6/2023). Di sela kunjungannya, wapres dijadwalkan berziarah ke makam perawi hadis terkemuka Islam, Imam Bukhari.
Presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno mempunyai peran dalam penemuan makam Imam Bukhari pada 1956. Uzbekistan saat itu masih berada di bawah Uni Soviet yang dipimpin Nikita Kruschev punya kedekatan dengan Bung Karno.
Uni Soviet bersedia mencari makam Imam Bukhari sesuai keinginan Bung Karno karena membutuhkan dukungan Indonesia untuk melawan pengaruh Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Tenggara pada masa Perang Dingin.
"Kita juga tahu bahwa makam Imam Bukhari itu ditemukan ya, lantaran karena ada hubungan antara Bung Karno dengan Nikita Kruschev waktu itu. Nikita Kruschev waktu itu perang dingin, dan Uzbekistan ini adalah bagian dari negara, negara Uni Soviet. Dan waktu itu Bung Karno juga menyatakan akan berkunjung ke Uni Soviet asalkan kuburan dari Imam Bukhari ditemukan, karena saya (Bung Karno) rencananya mau berziarah ke kuburan itu," tutur Masduki dalam keterangan tertulis, Senin (12/6/2023).
Saat makam Imam Bukhari berhasil ditemukan, Bung Karno pun langsung mengunjungi makam perawi hadis terkemuka itu yang berada di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan.
"Di situlah kemudian Nikita Kruschev mencari dan nggak ketemu lama, dan akhirnya ketemu. Dan sejak ditemukannya ditemukannya kuburan Imam Bukhari itulah, Bung Karno lantas berziarah ke sana dan setelah itu umat Islam dari berbagai negara berkunjung ke (makam) Imam Bukhari sampai sekarang," katanya.
Kedatangan Wapres ke Uzbekistan kali ini akan menyusuri sejarah panjang hubungannya dengan Indonesia. "Jadi ada hubungan sejarah yang kuat ya, antara Indonesia dengan Uzbekistan dan Imam Bukhari sebagaimana kita ketahui Imam Bukhari ini adalah perawi hadis yang sangat reputatif ya. Dan ini saya kira akan juga Insya Allah akan dikunjungi oleh Wakil Presiden akan berziarah ke situ," katanya.
Keesokan harinya, Selasa (13/6/2023), Wapres diagendakan bertemu dengan para diaspora Indonesia. Selain bertemu dengan para diaspora Indonesia di Uzbekistan, Wapres juga akan menerima para pelaku usaha industri halal Uzbekistan.
Wapres dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Uzbekistan Abdulla Nigmatovich Aripov di Gedung Kabinet Menteri Uzbekistan untuk membahas isu-isu strategis, khususnya mengenai peningkatan kerja sama antarkedua negara.
"Ini adalah peningkatan kerja sama terutama di bidang ekonomi. Ada informasi terakhir Uzbekistan itu ingin membuka hubungan yang terkait dengan transportasi udara langsung dari Uzbekistan ke Jakarta. Dan juga berharap agar visa on arrival dari Jakarta bisa segera dibuka, itu harapannya," kata Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi merangkap Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi sebelum keberangkatan, Senin (12/6/2023).
Pada Rabu (14/6/2023), Wapres juga akan menilik rekam jejak peradaban Islam di Islamic Civilization Center dan juga Hazrati Imam Complex yang berada pada satu wilayah yang sama. Di Ibu Kota Uzbekistan ini, Wapres juga akan meninjau salah satu tempat yang berisi sejarah Uzbekistan di Museum Amir Timur.
"Ini adalah kunjungan punya latar belakang historis dan peradaban. Sebagaimana kita ketahui, Uzbekistan adalah negara yang punya sejarah panjang. Sejarah panjang dalam bidang intelektual yang berhubungan dengan ilmu-ilmu keagamaan keislaman dan sains," katanya.
Selain berkunjung ke Kota Tashkent, selama di Uzbekistan Wapres juga diagendakan singgah di Kota Samarkand. Samarkand merupakan salah satu kota bersejarah di Uzbekistan karena dianggap sebagai persimpangan budaya dunia.
Presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno mempunyai peran dalam penemuan makam Imam Bukhari pada 1956. Uzbekistan saat itu masih berada di bawah Uni Soviet yang dipimpin Nikita Kruschev punya kedekatan dengan Bung Karno.
Uni Soviet bersedia mencari makam Imam Bukhari sesuai keinginan Bung Karno karena membutuhkan dukungan Indonesia untuk melawan pengaruh Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Tenggara pada masa Perang Dingin.
"Kita juga tahu bahwa makam Imam Bukhari itu ditemukan ya, lantaran karena ada hubungan antara Bung Karno dengan Nikita Kruschev waktu itu. Nikita Kruschev waktu itu perang dingin, dan Uzbekistan ini adalah bagian dari negara, negara Uni Soviet. Dan waktu itu Bung Karno juga menyatakan akan berkunjung ke Uni Soviet asalkan kuburan dari Imam Bukhari ditemukan, karena saya (Bung Karno) rencananya mau berziarah ke kuburan itu," tutur Masduki dalam keterangan tertulis, Senin (12/6/2023).
Saat makam Imam Bukhari berhasil ditemukan, Bung Karno pun langsung mengunjungi makam perawi hadis terkemuka itu yang berada di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan.
"Di situlah kemudian Nikita Kruschev mencari dan nggak ketemu lama, dan akhirnya ketemu. Dan sejak ditemukannya ditemukannya kuburan Imam Bukhari itulah, Bung Karno lantas berziarah ke sana dan setelah itu umat Islam dari berbagai negara berkunjung ke (makam) Imam Bukhari sampai sekarang," katanya.
Kedatangan Wapres ke Uzbekistan kali ini akan menyusuri sejarah panjang hubungannya dengan Indonesia. "Jadi ada hubungan sejarah yang kuat ya, antara Indonesia dengan Uzbekistan dan Imam Bukhari sebagaimana kita ketahui Imam Bukhari ini adalah perawi hadis yang sangat reputatif ya. Dan ini saya kira akan juga Insya Allah akan dikunjungi oleh Wakil Presiden akan berziarah ke situ," katanya.
Agenda Wapres di Uzbekistan
Menggunakan Pesawat Garuda Indonesia-2 Airbus 330, Wapres dan rombongan lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Islam Karimov Tashkent, Uzbekistan. Setelah menempuh penerbangan sekitar 10 jam 15 menit, Wapres dijadwalkan tiba di Tashkent, Uzbekistan pada pukul 18.15 waktu setempat.Keesokan harinya, Selasa (13/6/2023), Wapres diagendakan bertemu dengan para diaspora Indonesia. Selain bertemu dengan para diaspora Indonesia di Uzbekistan, Wapres juga akan menerima para pelaku usaha industri halal Uzbekistan.
Wapres dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Uzbekistan Abdulla Nigmatovich Aripov di Gedung Kabinet Menteri Uzbekistan untuk membahas isu-isu strategis, khususnya mengenai peningkatan kerja sama antarkedua negara.
"Ini adalah peningkatan kerja sama terutama di bidang ekonomi. Ada informasi terakhir Uzbekistan itu ingin membuka hubungan yang terkait dengan transportasi udara langsung dari Uzbekistan ke Jakarta. Dan juga berharap agar visa on arrival dari Jakarta bisa segera dibuka, itu harapannya," kata Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi merangkap Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi sebelum keberangkatan, Senin (12/6/2023).
Pada Rabu (14/6/2023), Wapres juga akan menilik rekam jejak peradaban Islam di Islamic Civilization Center dan juga Hazrati Imam Complex yang berada pada satu wilayah yang sama. Di Ibu Kota Uzbekistan ini, Wapres juga akan meninjau salah satu tempat yang berisi sejarah Uzbekistan di Museum Amir Timur.
"Ini adalah kunjungan punya latar belakang historis dan peradaban. Sebagaimana kita ketahui, Uzbekistan adalah negara yang punya sejarah panjang. Sejarah panjang dalam bidang intelektual yang berhubungan dengan ilmu-ilmu keagamaan keislaman dan sains," katanya.
Selain berkunjung ke Kota Tashkent, selama di Uzbekistan Wapres juga diagendakan singgah di Kota Samarkand. Samarkand merupakan salah satu kota bersejarah di Uzbekistan karena dianggap sebagai persimpangan budaya dunia.
(abd)