6 Fakta Menarik Mayjen Soengkono, Tokoh yang Mempertahankan Kemerdekaan di Jawa Timur
loading...
A
A
A
Baca Juga
4. Menikah dengan Anggota Joshi Seinen Shuishintai
Sungkono menikah dengan gadis pejuang, bernama Isbandiyah tanggal 8 Januari 1946. Isbandiyah sendiri merupakan murid Soengkono ketika masih menjadi guru olahraga di HIS Bubutan.Seperti halnya Sungkono, Isbandiyah juga gadis pejuang yang diawali keikutsertaannya sebagai anggota organisasi Joshi Seinen Shuishintai. Dia merupakan wanita Surabaya yang dikirim ke Jakarta untuk menjalani pelatihan.
Dilansir dari repository.unair.ac.id, Joshi Seinen Shuishintai merupakan Barisan Pelopor Wanita yang didirikan pada tanggal 11 November 1944. Dimana para anggotanya akan dibekali dengan ilmu kemiliteran.
5. Menjabat Sebagai Ketua BKR Kota Surabaya
Setelah BKR Jawa Timur terbentuk, hampir seluruh mantan pejuang PETA, Heiho, Koninklijke Nederlands-Indische Leger (KNIL), mulai mendaftarkan dirinya.BKR Jawa Timur sendiri diketuai oleh Mustopo, Karesidenan Surabaya yang diketuai Abdul Wahab, dan Kota Surabaya yang diketuai Soengkono. Meski diberi mandat menjadi Komandan BKR Kota Surabaya, Sungkono hanya berpangkat kolonel. Itu disebabkan karena pengalaman militer Soengkono yang sebatas bergabung di korps pelatihan PETA.
6. Menjadi Gubernur Militer ketika Agresi Militer Belanda II
Nama Soengkono mulai mencuat usai Pertempuran 10 November. Saat terjadi Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947. Pada saat Agresi militer Belanda II terjadi pada 1948, Soengkono mulai menjalankan peran penting sebagai Gubernur Militer Jawa Timur.Sampai pada akhirnya Mayjen Soengkono mampu berhasil mendorong pembubaran negara Jawa Timur dan Madura yang merupakan boneka Belanda.
(bim)