Sejumlah Variabel Ganjar Paling Banyak Disukai di Pemilih Kritis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menjadi figur yang paling banyak disukai di kalangan pemilih kritis. Hal tersebut berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengenai tingkat likeability atau tingkat kesukaan tiga tokoh politik terkenal di kalangan pemilih kritis.
"Di kalangan pemilih kritis, tingkat likeability Ganjar Pranowo 82 persen, Prabowo Subianto 80 persen, dan Anies Baswedan 68 persen," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam rilis survei yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, Senin (5/6/2023).
Selain itu, survei ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pemilih kritis telah mengetahui ketiga tokoh tersebut. Sebanyak 97 persen pemilih kritis sudah mengenal Prabowo, 91 persen mengenal Anies, dan 89 persen mengenal Ganjar.
Dalam hal popularitas berdasarkan kuantitas, Prabowo Subianto menempati peringkat tertinggi, diikuti oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Namun, dari segi kualitas, Ganjar Pranowo mendapatkan respons yang lebih positif.
Dalam periode enam bulan terakhir, terjadi penurunan signifikan dalam tingkat likeability Anies Baswedan. Pada survei Desember 2022, tingkat likeability Anies mencapai 73 persen, namun pada survei Mei 2023, angka tersebut turun menjadi 68 persen.
Sementara itu, tingkat likeability Ganjar dan Prabowo relatif stabil dalam periode yang sama. Kedua tokoh tersebut juga mendapatkan respons yang lebih positif dibandingkan dengan Anies.
Survei ini dilakukan melalui telepon pada 30-31 Mei 2023. Survei ini melibatkan 909 responden yang dipilih secara acak melalui metode random digit dialing (RDD). Margin of error survei diperkirakan sekitar ±3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Deni mengatakan, pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi sosial-politik karena mereka memiliki telepon atau ponsel, yang memungkinkan mereka untuk mengakses internet dan mendapatkan berita-berita terkini dalam ranah sosial-politik.
Pemilih kritis umumnya berasal dari kalangan menengah bawah hingga kelas atas, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Mereka juga memiliki potensi untuk mempengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Diperkirakan bahwa jumlah pemilih kritis di seluruh Indonesia mencapai 80 persen.
"Di kalangan pemilih kritis, tingkat likeability Ganjar Pranowo 82 persen, Prabowo Subianto 80 persen, dan Anies Baswedan 68 persen," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam rilis survei yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, Senin (5/6/2023).
Selain itu, survei ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pemilih kritis telah mengetahui ketiga tokoh tersebut. Sebanyak 97 persen pemilih kritis sudah mengenal Prabowo, 91 persen mengenal Anies, dan 89 persen mengenal Ganjar.
Dalam hal popularitas berdasarkan kuantitas, Prabowo Subianto menempati peringkat tertinggi, diikuti oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Namun, dari segi kualitas, Ganjar Pranowo mendapatkan respons yang lebih positif.
Dalam periode enam bulan terakhir, terjadi penurunan signifikan dalam tingkat likeability Anies Baswedan. Pada survei Desember 2022, tingkat likeability Anies mencapai 73 persen, namun pada survei Mei 2023, angka tersebut turun menjadi 68 persen.
Sementara itu, tingkat likeability Ganjar dan Prabowo relatif stabil dalam periode yang sama. Kedua tokoh tersebut juga mendapatkan respons yang lebih positif dibandingkan dengan Anies.
Survei ini dilakukan melalui telepon pada 30-31 Mei 2023. Survei ini melibatkan 909 responden yang dipilih secara acak melalui metode random digit dialing (RDD). Margin of error survei diperkirakan sekitar ±3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Deni mengatakan, pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi sosial-politik karena mereka memiliki telepon atau ponsel, yang memungkinkan mereka untuk mengakses internet dan mendapatkan berita-berita terkini dalam ranah sosial-politik.
Pemilih kritis umumnya berasal dari kalangan menengah bawah hingga kelas atas, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Mereka juga memiliki potensi untuk mempengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Diperkirakan bahwa jumlah pemilih kritis di seluruh Indonesia mencapai 80 persen.
(maf)