Sandi Masih Berpeluang Jadi Cawapres Anies, PKS Tak Syaratkan Jadi Kader
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) menganggap Sandiaga Uno masih memiliki peluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 . Sandi pun tak harus masuk menjadi kader PKS jika nanti dipilih menjadi pasangan Anies.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid menjelaskan, tidak ada korelasi antara menjadi kader PKS dengan dicalonkan menjadi cawapres. Sebab, Sandi pernah dicalonkan PKS di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu sebagai calon wakil gubernur (cawagub).
"Ya kalau cawapres kan ukurannya bukan masalah masuk atau tidak masuk (partai), misalnya tahun 2017 Pak Sandi kan dicawagubkan oleh PKS, kan bukan anggota PKS. Jadi kalau untuk jadi cawapres atau capres kan tidak otomatis harus menjadi anggota. Pak Anies misalnya dia jadi cagub oleh PKS tahun 2017, jadi anggota PKS? kan enggak," kata Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip, Selasa (30/5/2023).
"Sekarang (Anies) jadi capres kan PKS, jadi anggota PKS? Kan enggak. Jadi, begitu jadi enggak ada korelasinya," ujarnya.
Karena itu, menurut Hidayat Nur Wahid, peluang Sandi menjadi cawapres masih terbuka. Namun, posisi cawapres merupakan hak Anies Baswedan yang menentukan.
"Kami masih terbuka, tapi tentu saja kalau untuk menjadi, dalam konteks sekarang ya, kalau cawapresnya PKS tentu akan dibicarakan juga dengan Pak Anies atau bahkan Pak Anies dulu menyampaikan usulan," ujarnya.
Apalagi, kata Wakil Ketua MPR ini, dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan sudah ada piagam kesepakatan yang disepakati oleh tiga parpol. Karena itu, terkait posisi cawapres, Anies akan membahasnya dengan parpol-parpol pengusung.
Apakah nanti Anies akan mengusulkan nama Sandiaga Uno, Hidayat Nur Wahid mengaku tidak tahu. Apalagi, Anies dan Sandi memiliki pengalaman bersama memimpin DKI, pasti akan menjadi pertimbangan.
"Karena beliau kan udah punya pengalaman cagub-cawagub, wagubnya kemudian jadi cawapres. Nah itu juga kan pasti beliau hitung lah," ujarnya.
Jadi soal peluang Anies dan Sandi kembali bersanding, kata Hidayat Nur Wahid, sangat tergantung kepada Anies dan parpol koalisi karena PKS tidak mungkin memutuskan sendiri. Sampai saat ini pembahasan cawapres dan kapan akan dideklarasikan belum sampai tingkat final.
Terkait isu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) akan menjadi pilihan pendamping Anies, Hidayat menegaskan dinamikanya masih panjang. Apalagi bakal capres lainnya, Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo juga belum memiliki cawapres.
Menurut Hidayat, karena ada syarat 20% presidential threshold, maka tokoh yang muncul terbatas. Hampir tidak mungkin keluar dari nama yang selama ini beredar.
"Apalagi dengan ada koalisi ini lebih terbatas lagi, kira-kira efek kejutnya ya kira-kira di antara itu saja. Ya pikiran saya sih hampir tidak mungkin di luar dari nama yang beredar sekarang gitu," katanya.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid menjelaskan, tidak ada korelasi antara menjadi kader PKS dengan dicalonkan menjadi cawapres. Sebab, Sandi pernah dicalonkan PKS di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu sebagai calon wakil gubernur (cawagub).
"Ya kalau cawapres kan ukurannya bukan masalah masuk atau tidak masuk (partai), misalnya tahun 2017 Pak Sandi kan dicawagubkan oleh PKS, kan bukan anggota PKS. Jadi kalau untuk jadi cawapres atau capres kan tidak otomatis harus menjadi anggota. Pak Anies misalnya dia jadi cagub oleh PKS tahun 2017, jadi anggota PKS? kan enggak," kata Hidayat Nur Wahid kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip, Selasa (30/5/2023).
"Sekarang (Anies) jadi capres kan PKS, jadi anggota PKS? Kan enggak. Jadi, begitu jadi enggak ada korelasinya," ujarnya.
Karena itu, menurut Hidayat Nur Wahid, peluang Sandi menjadi cawapres masih terbuka. Namun, posisi cawapres merupakan hak Anies Baswedan yang menentukan.
"Kami masih terbuka, tapi tentu saja kalau untuk menjadi, dalam konteks sekarang ya, kalau cawapresnya PKS tentu akan dibicarakan juga dengan Pak Anies atau bahkan Pak Anies dulu menyampaikan usulan," ujarnya.
Apalagi, kata Wakil Ketua MPR ini, dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan sudah ada piagam kesepakatan yang disepakati oleh tiga parpol. Karena itu, terkait posisi cawapres, Anies akan membahasnya dengan parpol-parpol pengusung.
Apakah nanti Anies akan mengusulkan nama Sandiaga Uno, Hidayat Nur Wahid mengaku tidak tahu. Apalagi, Anies dan Sandi memiliki pengalaman bersama memimpin DKI, pasti akan menjadi pertimbangan.
"Karena beliau kan udah punya pengalaman cagub-cawagub, wagubnya kemudian jadi cawapres. Nah itu juga kan pasti beliau hitung lah," ujarnya.
Jadi soal peluang Anies dan Sandi kembali bersanding, kata Hidayat Nur Wahid, sangat tergantung kepada Anies dan parpol koalisi karena PKS tidak mungkin memutuskan sendiri. Sampai saat ini pembahasan cawapres dan kapan akan dideklarasikan belum sampai tingkat final.
Terkait isu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) akan menjadi pilihan pendamping Anies, Hidayat menegaskan dinamikanya masih panjang. Apalagi bakal capres lainnya, Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo juga belum memiliki cawapres.
Menurut Hidayat, karena ada syarat 20% presidential threshold, maka tokoh yang muncul terbatas. Hampir tidak mungkin keluar dari nama yang selama ini beredar.
"Apalagi dengan ada koalisi ini lebih terbatas lagi, kira-kira efek kejutnya ya kira-kira di antara itu saja. Ya pikiran saya sih hampir tidak mungkin di luar dari nama yang beredar sekarang gitu," katanya.
(mhd)