Menlu Retno Usulkan Mochtar Kusumaatmadja Jadi Pahlawan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengusulkan agar Profesor Mochtar Kusumaatmadja mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Almarhum dinilai sangat berjasa bagi Indonesia.
"Bagi saya profesor Mochtar Kusumaatmadja sudah merupakan seorang pahlawan karena itu pemberian gelar pahlawan nasional bagi beliau sangatlah pantas," kata Menlu Retno di kantor Kemlu, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Menurutnya Mochtar memiliki tiga kiprah utama dalam dunia diplomasi, khususnya dalam memajukan hukum internasional, soft power diplomacy (diplomasi kekuatan lunak), dan mediasi.
Pertama, pria yang lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929 itu dikenal atas peran penting dalam memperjuangkan pengakuan internasional terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan.
Capaian tersebut luar biasa karena merupakan perjuangan diplomasi Indonesia selama 25 tahun yang melahirkan Deklarasi Juanda dan kemudian menjadi hukum internasional yang diakui dalam Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982.
"Indonesia berhasil memperoleh wilayah perairannya tanpa mengangkat senjata. Perairan pedalaman kita tidak lagi terpecah wilayahnya tetapi menjadi lebih utuh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Retno Marsudi.
"UNCLOS 1982 ini akan terus digunakan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya, termasuk di Laut China Selatan," tambah Menlu Retno.
Kedua kata Menlu, almarhum Mochtar Kusumaatmadja adalah tokoh yang mengedepankan soft power diplomacy dengan mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional.
Upaya yang dia lakukan, antara lain, mendirikan restoran Nusantara Indonesia di New York, Amerika Serikat, pada 1986, membentuk Nusantara Chamber Orchestra pada 1988, dan mengusung pameran kebudayaan Indonesia di AS pada 1990-1991.
"Bagi saya profesor Mochtar Kusumaatmadja sudah merupakan seorang pahlawan karena itu pemberian gelar pahlawan nasional bagi beliau sangatlah pantas," kata Menlu Retno di kantor Kemlu, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Menurutnya Mochtar memiliki tiga kiprah utama dalam dunia diplomasi, khususnya dalam memajukan hukum internasional, soft power diplomacy (diplomasi kekuatan lunak), dan mediasi.
Pertama, pria yang lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929 itu dikenal atas peran penting dalam memperjuangkan pengakuan internasional terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan.
Capaian tersebut luar biasa karena merupakan perjuangan diplomasi Indonesia selama 25 tahun yang melahirkan Deklarasi Juanda dan kemudian menjadi hukum internasional yang diakui dalam Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982.
"Indonesia berhasil memperoleh wilayah perairannya tanpa mengangkat senjata. Perairan pedalaman kita tidak lagi terpecah wilayahnya tetapi menjadi lebih utuh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Retno Marsudi.
"UNCLOS 1982 ini akan terus digunakan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya, termasuk di Laut China Selatan," tambah Menlu Retno.
Kedua kata Menlu, almarhum Mochtar Kusumaatmadja adalah tokoh yang mengedepankan soft power diplomacy dengan mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional.
Upaya yang dia lakukan, antara lain, mendirikan restoran Nusantara Indonesia di New York, Amerika Serikat, pada 1986, membentuk Nusantara Chamber Orchestra pada 1988, dan mengusung pameran kebudayaan Indonesia di AS pada 1990-1991.