Jarang Orang Tahu, Ternyata Jenderal AD Ini yang Populerkan Istilah Post Power Syndrome

Rabu, 24 Mei 2023 - 06:34 WIB
loading...
A A A
Dikenal sebagai jenderal lincah dengan keberanian dan intelektual, salah satu hal paling mencolok yang dilakukan KSAD R Widodo yakni pembentukan Forum Komunikasi (Fosko) TNI AD. Forum ini sebenarnya ruang bagi para purnawirawan TNI AD untuk memberik masukan dan menyampaikan unek-unek mereka kepada pimpinan AD.

Menjadi masalah lantaran anggota Fosko TNI AD kebanyakan purnawirawan jenderal yang selama ini sangat galak terhadap Soeharto. Sebut saja misalnya Letjen TNI (Purn) GPH Djatikoesoemo, Letjen TNI (Purn) M Jassin, Mayjen TNI (Purn) Achmad Sukendro, hingga Letjen TNI (Purn) HR Dharsono.

Namun di luar itu ada catatan menarik mengenai sosok Widodo. Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf (menjabat 29 Maret 1978-19 Maret 1983) mendefinisikan mantan anak buahnya itu sebagai orang yang memopulerkan istilah post power syndrome.

Menurut penulis Atmadji Sumarkidjo, media massa kerap mengutip imbauan Widodo kepada para anggota TNI yang hendak pensiun agar tidak dihinggapi gejala post power syindrome. Nyatanya, istilah itu kemudian terus berguli dan akrab di telinga masyarakat luas.

“Istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Jenderal Widodo itu masih populer dipergunakan sampai sekarang,” kata Atmadji dalam buku biografi setebal 458 berjudul “Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit’ tersebut.

Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, post power syndrome adalah gejala yang terjadi ketika seseorang yang hidup dalam bayang-bayang kebesarannya di masa lalu seakan-akan belum mampu menerima perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Gejalan post power syndrome antara lain meliputi: rasa kurang bergairah, sakit-sakitan, mudah tersinggung, murung, tidak suka dibantah, banyak bicara tentang kehebatannya di masa lalu, senang menyerang pendapat orang lain serta mengkritik/mencela, dan tidak mau kalah.

Meski pernah dekat dengan Soeharto, umur jabatan Widodo sebagai orang nomor satu di TNI AD tak sampai dua tahun. Keberadaan Fosko membuat penguasa Orde Baru tak nyaman. Alhasil, Widodo pun diganti.



Mantan Danrem 072/Pamungkas Kodam VII /Diponegoro (1965) tersebut meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat pada 19 Februari 1993. Tentara yang dikenal dengan berbagai pemikiran dan terobosan itu dimakamkan dengan upacara militer di Pakuncen, Yogyakarta.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1328 seconds (0.1#10.140)