Hasto Luncurkan Buku Geopolitik Soekarno, Guru Besar Unhan: Bisa Jadi Referensi, Benar-benar Bermanfaat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP yang juga Doktor Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto, meluncurkan buku Geopolitik Soekarno dengan judul 'Progressive Geopolitical Coexistence'. Peluncurkan buku ini bersamaan dengan 57 buku lainnya dalam rangka Hari Jadi Lemhannas ke-58.
Peluncuran buku ini berlangsung di Gedung Lemhannas, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023). Buku ini sekaligus merupakan disertasinya berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara'.
Guru Besar Unhan Prof Purnomo Yusgiantoro menilai, Buku Geopolitik Soekarno Karya Hasto Kristiyanto ini bisa menjadi referensi dalam banyak hal.
"Saya berharap buku ini dapat digunakan sebagai referensi, apakah itu tatanan strategis, taktis, operasional. Buku ini benar-benar sangat bermanfaat," kata Prof Purnomo.
"Hasto seorang praktisi menekuni benar ajaran Bung Karno ini. Hasto melihat perspektif ajaran Bung Karno ini dari dua perspektif, yaitu eksternal (tata pergaulan internasional) dan internal yang terkait dengan falsafah bangsa ini dan trilogi pembangunan. Maka itulah disebut coexistence, hal yang sifatnya seimbang," tambahnya.
Prof Purnomo menyebut dalam tata pergaulan internasional, Bung Karno menginginkan kesejajaran antara negara maju dan negara berkembang. Demikian juga yang ada di dalam negeri. Lalu progressivenya adalah, saat ini geopolitik Soekarno ini sudah menjadi geopolitik Indonesia dan itulah wawasan nusantara.
"Cara pandang kita untuk melihat diri kita sendiri dan melihat lingkungan kita dalam tata pergaulan internasional yaitu coexistence. Itulah wawasan nusantara dan geopolitik Indonesia yang diajarkan di Lemhannas," ucapnya.
Prof Purnomo melanjutkan, dalam penelitiannya Hasto menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang luar biasa. Data yang dipakai hampir ribuan orang.
"Dalam penelitiannya ditemukan variabel dan indikator yang terkait dengan aspek kehidupan nasional. Dan itulah yang sekarang ini disebut dengan geostrategi Indonesia, yang tidak lain adalah ketahanan nasional. Itu yang diajarkan di Lemhannas," jelas Prof Purnomo
Lebih lanjut, Prof Purnomo mengatakan, dalam kaitannya dengan ketahanan negara, bagaimana bangsa ini berjuang di bawah kepemimpinan presiden pertama, yakni Trikora dan Dwikora. Secara progresif bagaimana Indonesia ingin memperkuat pertahanan negara. Lalu Deterrence, bagaimana mengembangkan untuk menghadapi ancaman.
"Dari tiga hal itu, Doktor Hasto Kristiyanto telah melakukan penelitian dengan baik dan untuk itu beliau diberikan predikat summa cum laude," tuturnya.
Peluncuran buku ini berlangsung di Gedung Lemhannas, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023). Buku ini sekaligus merupakan disertasinya berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara'.
Guru Besar Unhan Prof Purnomo Yusgiantoro menilai, Buku Geopolitik Soekarno Karya Hasto Kristiyanto ini bisa menjadi referensi dalam banyak hal.
"Saya berharap buku ini dapat digunakan sebagai referensi, apakah itu tatanan strategis, taktis, operasional. Buku ini benar-benar sangat bermanfaat," kata Prof Purnomo.
"Hasto seorang praktisi menekuni benar ajaran Bung Karno ini. Hasto melihat perspektif ajaran Bung Karno ini dari dua perspektif, yaitu eksternal (tata pergaulan internasional) dan internal yang terkait dengan falsafah bangsa ini dan trilogi pembangunan. Maka itulah disebut coexistence, hal yang sifatnya seimbang," tambahnya.
Prof Purnomo menyebut dalam tata pergaulan internasional, Bung Karno menginginkan kesejajaran antara negara maju dan negara berkembang. Demikian juga yang ada di dalam negeri. Lalu progressivenya adalah, saat ini geopolitik Soekarno ini sudah menjadi geopolitik Indonesia dan itulah wawasan nusantara.
"Cara pandang kita untuk melihat diri kita sendiri dan melihat lingkungan kita dalam tata pergaulan internasional yaitu coexistence. Itulah wawasan nusantara dan geopolitik Indonesia yang diajarkan di Lemhannas," ucapnya.
Prof Purnomo melanjutkan, dalam penelitiannya Hasto menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang luar biasa. Data yang dipakai hampir ribuan orang.
"Dalam penelitiannya ditemukan variabel dan indikator yang terkait dengan aspek kehidupan nasional. Dan itulah yang sekarang ini disebut dengan geostrategi Indonesia, yang tidak lain adalah ketahanan nasional. Itu yang diajarkan di Lemhannas," jelas Prof Purnomo
Lebih lanjut, Prof Purnomo mengatakan, dalam kaitannya dengan ketahanan negara, bagaimana bangsa ini berjuang di bawah kepemimpinan presiden pertama, yakni Trikora dan Dwikora. Secara progresif bagaimana Indonesia ingin memperkuat pertahanan negara. Lalu Deterrence, bagaimana mengembangkan untuk menghadapi ancaman.
"Dari tiga hal itu, Doktor Hasto Kristiyanto telah melakukan penelitian dengan baik dan untuk itu beliau diberikan predikat summa cum laude," tuturnya.
(thm)