Anies Merasa Ada Upaya Penjegalan, Bambang Pacul Bicara soal Persepsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto menanggapi pernyataan Anies Baswedan terkait Pilpres 2024. Anies merasa ada upaya menjegal dirinya maju menjadi calon presiden (capres).
Menurut Bambang Pacul, sapaan akrab Bambang Wuryanto, setiap orang mempunyai persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya, baik itu terkait harapan maupun kekhawatiran.
"Setiap orang punya persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya, itu hukum komunikasi. Hukum komunikasi seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan, seseorang akan mempersepsikan apa yang diinginkan. Kekhawatirannya, harapannya, selalu begitu," kata Bambang kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Pacul mencontohkan hukum komunikasi kekhawatiran. Ada seseorang merasa ada pihak yang ingin menjegal dirinya saat melangkah, maka persepsi orang itu adalah kekhawatiran dalam dirinya.
"Misalnya, apa gitu, anggaplah itu ‘wah ini langkah untuk menjegal saya’. Itu kekhawatiran. Persepsinya gitu," ujarnya.
Bambang membantah dirinya mengomentari kekhawatiran Anies soal penjegalan. Dirinya hanya menjelaskan soal hukum komunikasi dasar bahwa seseorang cenderung ingin mendengarkan apa yang diinginkan, dan mengaitkan dengan apa yang menjadi kekhawatirannya.
"Psywar apanya? Yg mana? Kan gitu. Jadi itu kan, saya tidak komentarin apa-apa Pak Anies loh ya tetapi saya mengatakan hukum komunikasi yang paling dasar adalah seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan, seseorang selalu mengkait-kaitkan dengan apa yang dia khawatirkan. Itu hukumnya," kata Ketua Komisi III DPR ini.
Sebelumnya, bakal capres 2024, Anies Baswedan meminta kepada para pendukungnya tidak khawatir pada hasil survei yang terus bermunculan menjelang Pilpres 2024. Sebab, berdasar pengalaman di Pilkada DKI Jakarta 2017, hasil survei tidak sama dengan kenyataan.
"Kami dulu ketika Pilkada di Jakarta, tidak ada satu pun survei yang pernah memenangkan kami. Nggak ada, Nggak ada," kata Anies saat menghadiri Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jati Jaya) di Yogyakarta, Kamis (18/5/2023).
Karena itu, kata Anies, ia sering mempertanyakan apakah survei sebetulnya aspirasi masyarakat atau penyelenggaranya. Menurutnya, jika ada pihak yang berupaya menjegal calon lain, maka patut dipertanyakan kualitas survei tersebut. Anies menduga jangan-jangan hasil survei sebetulnya tidak seperti yang diekspose karena jika memang sesuai kenyataan, maka tidak perlu ada upaya jegal-menjegal.
Menurut Bambang Pacul, sapaan akrab Bambang Wuryanto, setiap orang mempunyai persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya, baik itu terkait harapan maupun kekhawatiran.
"Setiap orang punya persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya, itu hukum komunikasi. Hukum komunikasi seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan, seseorang akan mempersepsikan apa yang diinginkan. Kekhawatirannya, harapannya, selalu begitu," kata Bambang kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Pacul mencontohkan hukum komunikasi kekhawatiran. Ada seseorang merasa ada pihak yang ingin menjegal dirinya saat melangkah, maka persepsi orang itu adalah kekhawatiran dalam dirinya.
"Misalnya, apa gitu, anggaplah itu ‘wah ini langkah untuk menjegal saya’. Itu kekhawatiran. Persepsinya gitu," ujarnya.
Bambang membantah dirinya mengomentari kekhawatiran Anies soal penjegalan. Dirinya hanya menjelaskan soal hukum komunikasi dasar bahwa seseorang cenderung ingin mendengarkan apa yang diinginkan, dan mengaitkan dengan apa yang menjadi kekhawatirannya.
"Psywar apanya? Yg mana? Kan gitu. Jadi itu kan, saya tidak komentarin apa-apa Pak Anies loh ya tetapi saya mengatakan hukum komunikasi yang paling dasar adalah seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan, seseorang selalu mengkait-kaitkan dengan apa yang dia khawatirkan. Itu hukumnya," kata Ketua Komisi III DPR ini.
Sebelumnya, bakal capres 2024, Anies Baswedan meminta kepada para pendukungnya tidak khawatir pada hasil survei yang terus bermunculan menjelang Pilpres 2024. Sebab, berdasar pengalaman di Pilkada DKI Jakarta 2017, hasil survei tidak sama dengan kenyataan.
"Kami dulu ketika Pilkada di Jakarta, tidak ada satu pun survei yang pernah memenangkan kami. Nggak ada, Nggak ada," kata Anies saat menghadiri Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jati Jaya) di Yogyakarta, Kamis (18/5/2023).
Karena itu, kata Anies, ia sering mempertanyakan apakah survei sebetulnya aspirasi masyarakat atau penyelenggaranya. Menurutnya, jika ada pihak yang berupaya menjegal calon lain, maka patut dipertanyakan kualitas survei tersebut. Anies menduga jangan-jangan hasil survei sebetulnya tidak seperti yang diekspose karena jika memang sesuai kenyataan, maka tidak perlu ada upaya jegal-menjegal.
(abd)