Ketua Dewan Pengarah BPIP Beri Arahan Di Acara Haluan 100 Tahun Era Bali Baru
loading...
A
A
A
Gubernur Bali, Koster menyampaikan dirinya siap dan telah memetakan tiga arus utama dalam pembangunan Bali, yaitu senantiasa berlandaskan pada alam, manusia, dan kebudayaan. Sejalan dengan tiga aspek itu, dia juga menekankan pentingnya menarik isu tersebut pada tri samaya, yaitu atita (masa lalu), wartamana (masa kini), dan Anagata (masa depan).
Konsep Bali masa depan dirancang sesuai dengan pola Tri Samaya, yaitu atita (masa lalu), wartamana (masa kini), dan Anagata (masa depan). Konsep Bali masa depan ini berisi untaian peradaban Bali tempo dulu (Atita), pencapaian Bali masa kini (Wartamana), dan Bali masa depan (Anagata), sampai tahun 2125.
“Untaian peradaban ini merupakan alur konsep tesis, anti tesis, dan sintesis serta alur proses romantika, dinamika, dan dialektika yang terkait dengan Alam, Manusia, dan Kebudayan Bali”, ucanya.
Koster juga menegaskan haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali era baru hendaknya dilaksanakan dengan spirit nilai-nilai kearifan lokal; gilik-saguluk, para-sparo, salunglung, sabayantaka, sarpana ya. Ia mengajak semua pihak agar terlibat aktif dalam kemajuan Bali.
“Semua pihak agar berpartisipasi aktif, solid bergerak, dengan meneladani ajaran Bung Karno, yakni: bergotong-royong, pembantingan tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu binantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua”, tuturnya.
Senada dengan itu, Wakil Kepala BPIP, Karjono, mendorong terwujudnya pengimplementasian program-program haluan pembangunan Bali demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Kami juga sangat mengharap betul program-program implementasi daripada haluan pembangunan Bali masa depan ini melahirkan Desa-Desa Pancasila, Kampung Pancasila, Desa Mandiri. Karena saya yakin kekuatan kearifan lokal, indikasi geografis yang ada di Bali ini, kalau dioptimalkan sungguh sangat luar biasa”, tuturnya.
Turut Hadir pula, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, Wamendagri, John Wempi Wetipo, pimpinan perguruan Tinggi, akademisi, praktisi, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Konsep Bali masa depan dirancang sesuai dengan pola Tri Samaya, yaitu atita (masa lalu), wartamana (masa kini), dan Anagata (masa depan). Konsep Bali masa depan ini berisi untaian peradaban Bali tempo dulu (Atita), pencapaian Bali masa kini (Wartamana), dan Bali masa depan (Anagata), sampai tahun 2125.
“Untaian peradaban ini merupakan alur konsep tesis, anti tesis, dan sintesis serta alur proses romantika, dinamika, dan dialektika yang terkait dengan Alam, Manusia, dan Kebudayan Bali”, ucanya.
Koster juga menegaskan haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali era baru hendaknya dilaksanakan dengan spirit nilai-nilai kearifan lokal; gilik-saguluk, para-sparo, salunglung, sabayantaka, sarpana ya. Ia mengajak semua pihak agar terlibat aktif dalam kemajuan Bali.
“Semua pihak agar berpartisipasi aktif, solid bergerak, dengan meneladani ajaran Bung Karno, yakni: bergotong-royong, pembantingan tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu binantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua”, tuturnya.
Senada dengan itu, Wakil Kepala BPIP, Karjono, mendorong terwujudnya pengimplementasian program-program haluan pembangunan Bali demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Kami juga sangat mengharap betul program-program implementasi daripada haluan pembangunan Bali masa depan ini melahirkan Desa-Desa Pancasila, Kampung Pancasila, Desa Mandiri. Karena saya yakin kekuatan kearifan lokal, indikasi geografis yang ada di Bali ini, kalau dioptimalkan sungguh sangat luar biasa”, tuturnya.
Turut Hadir pula, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, Wamendagri, John Wempi Wetipo, pimpinan perguruan Tinggi, akademisi, praktisi, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
(bga)