Profil Thomas Djamaluddin, Profesor BRIN yang sebut Muhammadiyah Tidak taat Pemerintah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Thomas Djamaluddin sedang menjadi buah bibir banyak oran. Pernyataannya bahwa Muhammadiyah tidak taat pemerintah terkait perbedaan Idulfitri menuai banjir kritik.
Dalam komentarnya melalui akun Facebook, Thomas mengungkapkan bagaimana ormas Islam ini tidak bersedia mengikuti keputusan pemerintah dan malah meminta difasilitasi untuk melaksanakan salat Idulfitri.
Berkat komentarnya itu, Thomas langsung dirundung kritik dari berbagai pihak yang menyayangkan seorang Profesor tidak memiliki rasa toleransi antar sesama agama.
Kasus ini juga membuat nama Thomas Djamaluddin naik ke permukaan dan mulai banyak orang yang penasaran akan sosoknya.
Usai lulus SMA, Thomas melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung, mengambil jurusan Astronomi, hingga lulus pada 1986.
Setelah itu, Thomas sempat bekerja di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung menjadi peneliti antariksa.
Seetelah itu, Thomas mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di luar negeri, tepatnya di Kyoto University pada 1988. Usai mendapat gelar S2 Astronomi di tahun 1991, dia kembali melanjutkan pendidikan di universitas yang sama untuk mendapat gelar doktornya pada 1994.
Semasa studi di Jepang Thomas Djamaluddin pernah mengembangkan aplikasi falak dalam bidang hisab rukyat. Atas permintaan teman-teman mahasiswa muslim di Jepang dibuatlah program jadwal sholat, arah kiblat, dan konversi kalender.
Lulus dari Kyoto University, karier Thomas Djamaluddin mulai menanjak. Dia sempat ditunjuk sebagai Kepala Unit Komputer Induk (Eselon IV) di LAPAN tahun 1999.
Pada tahun 2001, jabatannya naik menjadi Kepala Bidang Matahari dan Antariksa (Eselon III), dan pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Eselon II) tahun 2007.
Selain itu, dia juga pernah dipercaya sebagai Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika, LAPAN di tahun 2009. Sampai Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, LAPAN tahun 2011.
Hingga pada 2014, Thomas dilantik untuk menjadi Ketua LAPAN sampai tahun 2021. Dia juga didapuk sebagai Dosen/Pembimbing Program Magister dan Doktor Ilmu Falak, IAIN/UIN Walisongo Semarang berkat keilmuannya.
Saat ini Thomas tengah berstatus sebagai Peneliti Ahli Utama (Profesor Riset) Astronomi dan Astrofisika di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Lihat Juga: Ikut Pembekalan Calon Menteri, Abdul Mu'ti: Prabowo Tekankan Penyelenggaraan Negara Bebas Korupsi
Dalam komentarnya melalui akun Facebook, Thomas mengungkapkan bagaimana ormas Islam ini tidak bersedia mengikuti keputusan pemerintah dan malah meminta difasilitasi untuk melaksanakan salat Idulfitri.
Berkat komentarnya itu, Thomas langsung dirundung kritik dari berbagai pihak yang menyayangkan seorang Profesor tidak memiliki rasa toleransi antar sesama agama.
Kasus ini juga membuat nama Thomas Djamaluddin naik ke permukaan dan mulai banyak orang yang penasaran akan sosoknya.
Profil Thomas Djamaluddin
Thomas Djamaluddin lahir pada 23 Januari 1962 di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Meski begitu, dia justru menghabiskan masa sekolah SMP dan SMA di Cirebon, Jawa Barat.Usai lulus SMA, Thomas melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung, mengambil jurusan Astronomi, hingga lulus pada 1986.
Setelah itu, Thomas sempat bekerja di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung menjadi peneliti antariksa.
Seetelah itu, Thomas mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di luar negeri, tepatnya di Kyoto University pada 1988. Usai mendapat gelar S2 Astronomi di tahun 1991, dia kembali melanjutkan pendidikan di universitas yang sama untuk mendapat gelar doktornya pada 1994.
Semasa studi di Jepang Thomas Djamaluddin pernah mengembangkan aplikasi falak dalam bidang hisab rukyat. Atas permintaan teman-teman mahasiswa muslim di Jepang dibuatlah program jadwal sholat, arah kiblat, dan konversi kalender.
Lulus dari Kyoto University, karier Thomas Djamaluddin mulai menanjak. Dia sempat ditunjuk sebagai Kepala Unit Komputer Induk (Eselon IV) di LAPAN tahun 1999.
Pada tahun 2001, jabatannya naik menjadi Kepala Bidang Matahari dan Antariksa (Eselon III), dan pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (Eselon II) tahun 2007.
Selain itu, dia juga pernah dipercaya sebagai Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika, LAPAN di tahun 2009. Sampai Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, LAPAN tahun 2011.
Hingga pada 2014, Thomas dilantik untuk menjadi Ketua LAPAN sampai tahun 2021. Dia juga didapuk sebagai Dosen/Pembimbing Program Magister dan Doktor Ilmu Falak, IAIN/UIN Walisongo Semarang berkat keilmuannya.
Saat ini Thomas tengah berstatus sebagai Peneliti Ahli Utama (Profesor Riset) Astronomi dan Astrofisika di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Lihat Juga: Ikut Pembekalan Calon Menteri, Abdul Mu'ti: Prabowo Tekankan Penyelenggaraan Negara Bebas Korupsi
(muh)