PDIP Ingin Posisi Capres, PAN: Sangat Wajar, Bisa Mengusung Sendiri Malah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Amanat Nasional ( PAN ) menilai wajar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) menginginkan posisi calon presiden (capres) dalam suatu kerja sama politik untuk Pilpres 2024 termasuk Koalisi Besar. Sebab, partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu pemenang Pemilu 2019.
"Bahwa PDIP mengajukan calon presiden sangat wajar, karena dia kan partai terbesar dan bisa mengusung sendiri malah. Jadi itu sesuatu yang wajar-wajar saja," kata Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Kendati demikian, menurut Yandri, butuh duduk bersama melalui musyawarah untuk membicarakan siapa yang diusung sebagai capres dan cawapres. PDIP tetap perlu melakukan musyawarah bersama dengan partai lain, apakah calon yang diajukan nantinya diterima atau tidak.
"Enggak apa-apa PDIP begitu. Tapi nanti kalaupun PDIP mau gabung masuk di koalisi kebangsaan ya tentu kan akan ada musyawarah, apakah calon dari PDIP itu menjadi kesepakatan kan perlu dimusyawarahkan dulu," ujarnya
Maka itu, Wakil Ketua MPR itu mengingatkan PDIP agar tidak bisa memaksakan kehendaknya dalam berkoalisi. "Tapi kan enggak bisa ngotot kalau misalkan nanti musyawarah enggak disepakati, ya itu artinya perlu ada kesepahaman bersama. Tapi PDIP kan bisa ngusung sendiri. Itu hebatnya PDIP kan," tuturnya.
"Jadi kalaupun misalkan di sini enggak diterima nanti ya dia kan bisa mengusung sendiri. Ya kan. Dan bisa cari wakil presiden sendiri kan," pungkasnya.
Diketahui, belakangan muncul wacana pembentukan Koalisi Besar untuk Pilpres 2024. Koalisi Besar merupakan gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Adapun KIB terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara itu, KKIR terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Bahwa PDIP mengajukan calon presiden sangat wajar, karena dia kan partai terbesar dan bisa mengusung sendiri malah. Jadi itu sesuatu yang wajar-wajar saja," kata Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Kendati demikian, menurut Yandri, butuh duduk bersama melalui musyawarah untuk membicarakan siapa yang diusung sebagai capres dan cawapres. PDIP tetap perlu melakukan musyawarah bersama dengan partai lain, apakah calon yang diajukan nantinya diterima atau tidak.
"Enggak apa-apa PDIP begitu. Tapi nanti kalaupun PDIP mau gabung masuk di koalisi kebangsaan ya tentu kan akan ada musyawarah, apakah calon dari PDIP itu menjadi kesepakatan kan perlu dimusyawarahkan dulu," ujarnya
Maka itu, Wakil Ketua MPR itu mengingatkan PDIP agar tidak bisa memaksakan kehendaknya dalam berkoalisi. "Tapi kan enggak bisa ngotot kalau misalkan nanti musyawarah enggak disepakati, ya itu artinya perlu ada kesepahaman bersama. Tapi PDIP kan bisa ngusung sendiri. Itu hebatnya PDIP kan," tuturnya.
"Jadi kalaupun misalkan di sini enggak diterima nanti ya dia kan bisa mengusung sendiri. Ya kan. Dan bisa cari wakil presiden sendiri kan," pungkasnya.
Diketahui, belakangan muncul wacana pembentukan Koalisi Besar untuk Pilpres 2024. Koalisi Besar merupakan gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Adapun KIB terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara itu, KKIR terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
(rca)