Festival Internasional di Swedia, PPI Perkenalkan Angklung hingga Klepon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Scania ikut serta dalam festival internasional yang diadakan School of Economies and Management Universitas Lund, Swedia, Jumat (14/4/2023). Festival yang dimaksudkan untuk merayakan kebhinekaan itu dibuka gratis untuk menampung sekitar 40.000 mahasiswa dari berbagai negara dan masyarakat umum.
Tujuh mahasiswa penari Burung Enggang. Foto/PPI Scania
Dalam festival tersebut ditampilkan beragam musik, tari, kerajinan tangan, sampai makanan yang menjadi ciri khas negara-negara mahasiswa peserta. Selain Indonesia, mahasiswa peserta festival berasal dari Brazil, Meksiko, Australia, Swiss, Ukraina, Yunani, Cyprus, Uzbekiztan, Taiwan, dan Spanyol dan lain-lain.
Festival dibuka dengan menampilkan tarian asal Kalimantan, yakni tari Burung Enggang. Tarian yang dibawakan tujuh orang mahasiswa Indonesia yang dipimpin Shintya Suryama ini mampu menghangatkan suasana dengan sambutan yang sangat meriah dari para penonton.
”Pertunjukan yang sangat fantastis, kostumnya pun sangat bagus dan artistik. Saya banyak mendengar pujian dari penonton yang terkagum-kagum,” kata Daniel Lee Alm, penanggung jawab festival dalam rilis PPI yang diterima Sabtu (15/4/2023). Daniel menyatakan niatnya mengunjungi Indonesia setelah melihat budaya Indonesia yang beragam.
Pengunjung pun berkesempatan mencicipi ragam tradisional makanan Indonesia seperti klepon, bubur sumsum, nasi goreng, cilok, hingga lumpia Semarang. Mereka juga bisa berfoto dengan kostum adat Minangkabau dan Bali. Selain itu ada doorprize untuk penonton yang dapat menjawab berbagai pertanyaan tentang Indonesia. Hadiahnya berupa kopi Aceh dan kipas batik yang disediakan KBRI Swedia.
”Orang Indonesia sangat antusias dan semangat menampilkan kebudayaannya. Saya sangat menghargainya. Ini pertama kali saya mencoba makanan Indonesia, dan menurut saya sangat enak,” kata Christoph, mahasiswa asal Jerman yang sedang belajar Strategic Communication di Universitas Lund.
Sementara temannya, Xinyuan Xu, mahasiswi asal Cina mengatakan stand Indonesia sangat unik. ”Musik dan kostum Indonesia sesuatu yang baru untuk saya. Indonesia adalah destinasi impian yang ingin saya kunjungi suatu saat,” kata dia.
Tetapi bukan cuma pengunjung yang puas dan terkesan atas penampilan stan Indonesia. Arsafira Jaya Mahvera, mahasiswi Indonesia yang sedang mengambil S2 jurusan manajemen pun terkesan karena banyaknya pengunjung stan Indonesia. Puasa tidak menghalangi Arsafira dan kawan-kawan untuk mempromosikan Indonesia di Negeri Viking.
”Wah...pokoknya seru banget. Pengunjung gak berhenti-henti mendatangi stand kami. Banyak sekali pengunjung yang sangat antusias mencoba main angklung. Meski kerongkongan terasa kering karena harus bolak balik menjelaskan, tapi rasanya bahagia sekali bisa mengenalkan tanah air,” kata mahasiswi asal Palembang itu.
Tujuh mahasiswa penari Burung Enggang. Foto/PPI Scania
Dalam festival tersebut ditampilkan beragam musik, tari, kerajinan tangan, sampai makanan yang menjadi ciri khas negara-negara mahasiswa peserta. Selain Indonesia, mahasiswa peserta festival berasal dari Brazil, Meksiko, Australia, Swiss, Ukraina, Yunani, Cyprus, Uzbekiztan, Taiwan, dan Spanyol dan lain-lain.
Festival dibuka dengan menampilkan tarian asal Kalimantan, yakni tari Burung Enggang. Tarian yang dibawakan tujuh orang mahasiswa Indonesia yang dipimpin Shintya Suryama ini mampu menghangatkan suasana dengan sambutan yang sangat meriah dari para penonton.
”Pertunjukan yang sangat fantastis, kostumnya pun sangat bagus dan artistik. Saya banyak mendengar pujian dari penonton yang terkagum-kagum,” kata Daniel Lee Alm, penanggung jawab festival dalam rilis PPI yang diterima Sabtu (15/4/2023). Daniel menyatakan niatnya mengunjungi Indonesia setelah melihat budaya Indonesia yang beragam.
Dukungan KBRI
Keikutsertaan PPI Scania dalam festival ini juga mendapat dukungan dari KBRI Swedia dan The Swedish Indonesia Bagus Society (Bagusföreningen), sebuah lembaga nirlaba di Swedia Selatan. PPI Scania menampilkan wayang, keris Bali, kain daerah dan berbagai souvenir serta angklung.Pengunjung pun berkesempatan mencicipi ragam tradisional makanan Indonesia seperti klepon, bubur sumsum, nasi goreng, cilok, hingga lumpia Semarang. Mereka juga bisa berfoto dengan kostum adat Minangkabau dan Bali. Selain itu ada doorprize untuk penonton yang dapat menjawab berbagai pertanyaan tentang Indonesia. Hadiahnya berupa kopi Aceh dan kipas batik yang disediakan KBRI Swedia.
”Orang Indonesia sangat antusias dan semangat menampilkan kebudayaannya. Saya sangat menghargainya. Ini pertama kali saya mencoba makanan Indonesia, dan menurut saya sangat enak,” kata Christoph, mahasiswa asal Jerman yang sedang belajar Strategic Communication di Universitas Lund.
Sementara temannya, Xinyuan Xu, mahasiswi asal Cina mengatakan stand Indonesia sangat unik. ”Musik dan kostum Indonesia sesuatu yang baru untuk saya. Indonesia adalah destinasi impian yang ingin saya kunjungi suatu saat,” kata dia.
Tetapi bukan cuma pengunjung yang puas dan terkesan atas penampilan stan Indonesia. Arsafira Jaya Mahvera, mahasiswi Indonesia yang sedang mengambil S2 jurusan manajemen pun terkesan karena banyaknya pengunjung stan Indonesia. Puasa tidak menghalangi Arsafira dan kawan-kawan untuk mempromosikan Indonesia di Negeri Viking.
”Wah...pokoknya seru banget. Pengunjung gak berhenti-henti mendatangi stand kami. Banyak sekali pengunjung yang sangat antusias mencoba main angklung. Meski kerongkongan terasa kering karena harus bolak balik menjelaskan, tapi rasanya bahagia sekali bisa mengenalkan tanah air,” kata mahasiswi asal Palembang itu.
(muh)