Perdukunan dan Abad Pertengahan

Selasa, 11 April 2023 - 07:55 WIB
loading...
Perdukunan dan Abad Pertengahan
Kemala Atmojo - Peminat Filsafat, Hukum, dan Seni. Foto/Dok Pribadi
A A A
Kemala Atmojo
Peminat Filsafat, Hukum, dan Seni

Tahun lalu kita dikejutkkan oleh keberanian Pesulap Merah yang menantang kesaktian beberapa dukun. Ternyata, aneka “kesaktian” beberapa dukun hanyalah trik sulap belaka. Pesulap Merah ingin agar masyarakat tidak gampang percaya dengan “tipu-tipu” beberapa orang yang mengaku punya ilmu gaib dan sejenisnya.

Kini, ramai pemberitaan soal dukun Tohari alias Mbah Slamet yang katanya bisa menggandakan uang. Kenyataannya, bukannya uang berlipat ganda, tapi nyawa melayang. Tak kurang dari 12 (dua belas) nyawa diracun Tohari ketika para klien itu menagih janji kepadanya. Semuanya dikubur di dekat rumahnya.

Bagi sebagian orang Indonesia, fenomena perdukunan bukanlah hal baru. Banyak orang – dari pejabat sampai masyarakat biasa – yang percaya pada dukun. Mereka datang ke dukun atau “orang sakti” untuk berbagai keperluan. Mulai dari pesugihan, santet, susuk kecantikan, penglaris, kenaikan pangkat, hingga menggandakan uang. Begitu populernya dukun, sampai-sampai ada ungkapan populer yang lucu: “Cinta Ditolak, Dukun Bertindak!”

Khusus mengenai dukun yang konon mampu melibat gandakan uang, tercatat sedikitnya ada 5 (lma) kasus yang akhirnya berurusan dengan pihak berwajib. Sebagai contoh, misalnya, dukun Asep di Cianjur yang mengaku bisa menggandakan uang. Pada tahun 2007 dia divonis mati oleh Pengadilan Negeri Rangkasbitung karena telah menghabisi nyawa delapan korbannya.
Lalu dukun Dukun IS di Magelang juga mengklaim bisa menyembuhkan hingga melipatgandakan uang.

Pelaku melakukan aksinya pada tahun 2020 dan membunuh empat korbannya dengan memberikan minuman yang dicampur racun. Selanjutnya Abah Yanto di Gresik mengaku bisa menggandakan uang dengan ritual darah untuk sesajen. Ia ditangkap di Gresik atas dugaan penipuan pada awal Januari 2023.

Juga ada Aki Wowon, yang menjanjikan kekayaan dengan cepat. Korban Wowon mayoritas TKI di luar negeri dan saat mereka menagih janji itu justru dibunuh dengan cara diberi minuman beracun. Wowon dan sekutunya ditangkap 24 Januari 2023, menyebabkan 9 orang tewas. Masih ada nama-nama lain yang Anda bisa perpanjangn sendiri.

Yang mengherankan, kenapa para klien atau calon klien dukun itu tidak punya sedikit saja pertanyaan sederhana semacam ini: Kalau benar ada orang yang bisa mengggandakan uang, kenapa dia tidak menggandakan uangnya sendiri saja hingga berjuta-juta kali lipat? Tak perlu memasang iklan di medsos atau mengerahkan tim untuk mencari klien.

Salah satu trik yang digunakan untuk meyakinkan klien adalah bahwa sang dukun mengaku bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib. Dan di sinilah masalahnya. Sebagian dari kita masih percaya hal-hal semcam itu, seperti orang-orang yang dulu hidup di Abad Pertengahan. Kepercayaan pada makhluk gaib, supranatural, dewa-dewi, legenda, mitos, adalah salah satu ciri alam pikir Abad Pertengahan, terutama periode awal.

Dalam dunia filsafat, Abad Pertengahan dibagi dalam dua periode, yakni zaman Patristik (abad ke-2 sampai abad ke-7) dan zaman Skolastik (sejak abad ke-9 sampai akhir abad ke-16). Abad Pertengahan ini menjadi zaman peralihan antara Zaman Kuno (Yunani dan Romawi) dan Zaman Modern yang diawali dengan masa Renaissans di Italia (abad 15 sampai 16 akhir).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1850 seconds (0.1#10.140)