Elektabilitas Gerindra-PKS Menguat, PAN Dibalap Partai Ummat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cenderung menguat setahun menjelang Pemilu 2024. Adapun tingkat keterpilihan Partai Amanat Nasional (PAN) mulai dibalap Partai Ummat .
Hal ini terekam dalam hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih kokoh di puncak dengan 17,7% pemilih, disusul Partai Gerindra 7,8%; Partai Golkar 7,6%; dan PKS 7,6%. Selanjutnya Partai Demokrat 5,4%; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,4%; dan Partai Nasdem 4,1%.
"Yang lainnya di bawah 2 persen," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei bertajuk “Kepercayaan Publik Terhadap Lembaga Penegakan Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini secara daring, Minggu (9/4/2023).
Djayadi melanjutkan, dua parpol parlemen yakni PPP dan PAN terpental jauh. Bahkan, PAN dibalap tipis oleh partai bentukan Amien Rais yakni Partai Ummat. Urutannya, PPP 1,4%; PSI 1%; Partai Ummat 0,9%; PAN 0,7%; Partai Hanura 0,6%; Partai Buruh 0,5%; Partai Garuda 0,5%; Partai Gelora 0,3%; dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0%.
Menurut Djayadi, pada umumnya elektabilitas partai politik mengalami tren penurunan selama hampir setahun terakhir survei, mulai Juli 2022-April 2023. PDIP misalnya, pada Januari 2023 masih 22%, turun menjadi sekitar 19% pada Februari, turun lagi menjadi 17,7% pada April 2023. Khusus Gerindra, tampak cenderung stabil, 12,1% pada Juli 2022; 12,8% pada April 2023. Dibandingkan dengan 20 hari lalu Gerindra sedikit mengalami perbaikan dari 10%-an sampai 11% menjadi 12,8%.
"Yang lain cenderung stabil atau sedikit mengalami penurunan baik itu Golkar, kemudian PKB, Demokrat, kemudian PPP maupun PAN," kata Djayadi.
Untuk PKS jika dibandingkan dengan survei pada Februari 2023 yakni 5,4%, cenderung mengalami sedikit perbaikan untuk basis pasar partai sama seperti Gerindra menjadi 7,6%. Sementara parpol yang mengalami penurunan yakni Golkar 10,9% jadi 7,8%; PKB 6,9% jadi 4,4%; Demokrat 5,2% jadi 5,4%; Nasdem 4,6% jadi 4,1%, PPP 2,2% jadi 1,4%, dan PAN 1,8% jadi 0,7%.
Meski begitu, kata Djayadi, survei LSI menemukan masih ada 30,7% publik yang belum memiliki pilihan terhadap parpol tertentu.
"Dari awal April 2023 ini posisinya begini, jadi untuk sementara pertama itu ada 30,7% dari pemilih atau responden yang kami tanyai atau masyarakat secara umum, kalau dikaitkan populasi menyatakan belum punya pilihan," kata Djayadi.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 31 Maret-4 April 2023 dengan target populasi adalah WNI yang memenuhi syarat sebagai pemilih dan memiliki telepon/cellphone, ada sekitar 83% dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, dan 1.229 responden dipilih, lalu divalidasi, dan di-screening.
Margin of error survei diperkirakan ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Hal ini terekam dalam hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih kokoh di puncak dengan 17,7% pemilih, disusul Partai Gerindra 7,8%; Partai Golkar 7,6%; dan PKS 7,6%. Selanjutnya Partai Demokrat 5,4%; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,4%; dan Partai Nasdem 4,1%.
"Yang lainnya di bawah 2 persen," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei bertajuk “Kepercayaan Publik Terhadap Lembaga Penegakan Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini secara daring, Minggu (9/4/2023).
Djayadi melanjutkan, dua parpol parlemen yakni PPP dan PAN terpental jauh. Bahkan, PAN dibalap tipis oleh partai bentukan Amien Rais yakni Partai Ummat. Urutannya, PPP 1,4%; PSI 1%; Partai Ummat 0,9%; PAN 0,7%; Partai Hanura 0,6%; Partai Buruh 0,5%; Partai Garuda 0,5%; Partai Gelora 0,3%; dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0%.
Menurut Djayadi, pada umumnya elektabilitas partai politik mengalami tren penurunan selama hampir setahun terakhir survei, mulai Juli 2022-April 2023. PDIP misalnya, pada Januari 2023 masih 22%, turun menjadi sekitar 19% pada Februari, turun lagi menjadi 17,7% pada April 2023. Khusus Gerindra, tampak cenderung stabil, 12,1% pada Juli 2022; 12,8% pada April 2023. Dibandingkan dengan 20 hari lalu Gerindra sedikit mengalami perbaikan dari 10%-an sampai 11% menjadi 12,8%.
"Yang lain cenderung stabil atau sedikit mengalami penurunan baik itu Golkar, kemudian PKB, Demokrat, kemudian PPP maupun PAN," kata Djayadi.
Untuk PKS jika dibandingkan dengan survei pada Februari 2023 yakni 5,4%, cenderung mengalami sedikit perbaikan untuk basis pasar partai sama seperti Gerindra menjadi 7,6%. Sementara parpol yang mengalami penurunan yakni Golkar 10,9% jadi 7,8%; PKB 6,9% jadi 4,4%; Demokrat 5,2% jadi 5,4%; Nasdem 4,6% jadi 4,1%, PPP 2,2% jadi 1,4%, dan PAN 1,8% jadi 0,7%.
Meski begitu, kata Djayadi, survei LSI menemukan masih ada 30,7% publik yang belum memiliki pilihan terhadap parpol tertentu.
"Dari awal April 2023 ini posisinya begini, jadi untuk sementara pertama itu ada 30,7% dari pemilih atau responden yang kami tanyai atau masyarakat secara umum, kalau dikaitkan populasi menyatakan belum punya pilihan," kata Djayadi.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 31 Maret-4 April 2023 dengan target populasi adalah WNI yang memenuhi syarat sebagai pemilih dan memiliki telepon/cellphone, ada sekitar 83% dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, dan 1.229 responden dipilih, lalu divalidasi, dan di-screening.
Margin of error survei diperkirakan ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
(abd)