Mahkamah Agung Kembangkan Aplikasi Informasi Perkara Korupsi

Senin, 20 Juli 2020 - 12:20 WIB
loading...
Mahkamah Agung Kembangkan...
Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta. Foto/SINDOnews/Sabir Laluhu
A A A
JAKARTA - Mahkamah Agung (MA) mengembangkan aplikasi informasi hukum untuk perkara korupsi bagi MA dan lembaga peradilan di bawahnya.

Kepala Biro Hukum dan Humas MA Abdullah menyatakan, MA memang telah melakukan kerja sama dengan Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) terkait dengan pengembangan aplikasi Penghasil Informasi Hukum atau Legal Information Generator Application (LIGA) untuk perkara korupsi.

Namun Abdullah belum mengetahui secara detail isi nota kesepahaman (MoU). Alasannya, dia karena belum membaca secara utuh isinya.

Abdullah mengatakan, pihaknya belum memutuskan apakah aplikasi LIGA untuk perkara korupsi hanya akan berbasis website atau juga akan dibuat dan diluncurkan berupa aplikasi berbasis android dan iOS.

Menurut dia, menurut rencana maka aplikasi LIGA untuk perkara korupsi akan rampung pada 2021. "Ini masih rencana 2021. Saya belum tahu apakah aplikasi ini basisnya website atau aplikasi android dan iOS, karena tahun depan (akan selesai)," kata Abdullah kepada KORAN SINDO dan MNC News Portal, di Jakarta, Senin (20/7/2020).

Berdasarkan lansiran Humas MA di website MA, Ketua MA Muhammad Syarifuddin telah membuka acara kick off meeting penelitian dalam rangka pengembangan aplikasi Penghasil Informasi Hukum atau Legal Information Generator Application (LIGA) untuk perkara korupsi. Acara berlangsung secara virtual pada Jumat 3 Juli 2020.

Kick off meeting juga dihadiri oleh Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial Sunarto, Ketua Kamar Pidana MA Suhadi, Sekretaris MA Achmad Setyo Pudjoharsoyo, Panitera MA Made Rawa Aryawan, Kepala Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan (Kumdil), dan para pejabat eselon II. Mereka bersama Muhammad Syarifuddin berada di Command Center MA.

(Baca juga: Mafia Peradilan Diawali dari Hakim-Pengacara Main Golf Bersama )

Ketua MA Muhammad Syarifuddin mengungkapkan, pengembangan aplikasi penghasil informasi hukum atau LIGA untuk perkara korupsi sangat penting bagi kebutuhan MA secara kelembagaan dan badan peradilan di bawahnya. Pasalnya kata dia, pengembangan aplikasi ini searah dengan visi dan misi MA utuk mewujudkan peradiln moderen berbasis teknologi dan informasi.

"Terlebih lagi tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka memperkuat sistem Kamar di Mahkamah Agung sebagai upaya membangun kesatuan hukum terhadap kasus-kasus yang masuk di pengadilan terutama kasus yang diselesaikan pada tingkat kasasi," ujar Syarifuddin sebagaimana dilansir website resmi MA.

Tujuan pengembangan aplikasi penghasil informasi hukum atau LIGA untuk perkara korupsi ini, kata Syarifuddin, yakni agar digunakan secara internal sebagai alat bantu untuk para hakim agung untuk menemukan informasi yang relevan dengan perkara korupsi yang sedang ditangani yang nantinya. Aplikasi ini, ujar dia, memuat empat fitur utama.

Satu, katalog peraturan yang berisi tentang segala peraturan yang terkait dengan korupsi termasuk dengan Memorie van Toelichting (MvT) pembahasan peraturan tersebut.

Dua, katalog ringkasan putusan. Di dalam fitur ini termaktub tentang pertimbangan putusan terkait dengan persoalan yang relevan yang terkait dengan penerapan norma dalam UU atau peraturan terkait. Tiga, katalog pendapat ahli yang dimuat dalam media. Fitur ketiga berisi tentang pendapat ahli yang dimuat atau dipublikasi dalam kolom media massa yang terakreditasi di Dewan Pers.

"Empat, katalog pendapat ahli yang dikutip dalam pertimbangan putusan. Berisi pendapat ahli yang menjadi rujukan dalam pertimbangan putusan pengadilan terkait dengan penafsiran atau penerapan norma," ucap Syarifuddin.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Hakim Pemberi Vonis...
3 Hakim Pemberi Vonis Bebas Ronald Tannur Divonis Hari Ini, Lebih Ringan atau Berat dari Tuntutan Jaksa?
Batas Toleransi Kendali...
Batas Toleransi Kendali Hukum dalam Masyarakat
Kemanfaatan dan Makna...
Kemanfaatan dan Makna Ketentuan Suatu Undang-Undang
Gaji Hakim Bakal Dinaikkan...
Gaji Hakim Bakal Dinaikkan Prabowo, Adies Kadir Harap Kinerja dan Integritas Lebih Baik
Gaji Hakim Bakal Dinaikkan,...
Gaji Hakim Bakal Dinaikkan, Prabowo: Agar Tidak Bisa Disogok
Sidang Kasus Suap Vonis...
Sidang Kasus Suap Vonis Ronald Tannur, Hakim Heru Hanindyo Tepis Keterangan Hakim Erintuah
MA Inggris Putuskan...
MA Inggris Putuskan Wanita Adalah Perempuan dari Lahir, Pukulan Telak bagi LGBT
MA Berhentikan Sementara...
MA Berhentikan Sementara 4 Hakim Tersangka Suap Vonis Korupsi Migor
Kocak, Pria Ini Gunakan...
Kocak, Pria Ini Gunakan Pengacara AI yang Membuat Hakim Bingung dan Marah
Rekomendasi
6 Kriteria Paus Baru...
6 Kriteria Paus Baru yang Dipilih dalam Konklaf, Salah Satunya Penyembuh Luka Lama
Perbandingan Trofi Inter...
Perbandingan Trofi Inter Milan vs Paris Saint Germain di Eropa
SMK Waskito Pamulang...
SMK Waskito Pamulang Beri Sanksi Tegas Terduga Pelaku Pelecehan Siswi
Berita Terkini
Resmikan Gedung Baru...
Resmikan Gedung Baru IPDN, Menko AHY: Ciptakan Birokrasi Adaptif, Inovatif, dan Berkelanjutan
3 Hakim Pemberi Vonis...
3 Hakim Pemberi Vonis Bebas Ronald Tannur Divonis Hari Ini, Lebih Ringan atau Berat dari Tuntutan Jaksa?
Laznas Dewan Dakwah...
Laznas Dewan Dakwah Luncurkan Super App ZPlus, Pengelolaan Zakat Makin Profesional dan Transparan
Pentolan Buzzer yang...
Pentolan Buzzer yang Bantu Rintangi Penyidikan Sejumlah Perkara Korupsi Dibayar Hampir Rp1 Miliar
MKD DPR Ingatkan Ahmad...
MKD DPR Ingatkan Ahmad Dhani Bisa Dipecat jika Ulangi Kesalahan
6 Kombes Pecah Bintang...
6 Kombes Pecah Bintang Jadi Brigjen Pol
Infografis
Pakistan Kembangkan...
Pakistan Kembangkan Rudal Canggih Jadi Ancaman bagi AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved