Pilpres 2024, Dirigen Dinilai Jadi Kunci Keberlangsungan Koalisi Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koalisi besar partai politik dalam menghadapi Pilpres 2024 dinilai akan benar-benar terwujud. Hal ini setelah adanya pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama lima ketua umum (ketum) partai politik (parpol) di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu 2 April 2023.
Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara, Indra J Piliang mengatakan, keseluruhan legacy atau capaian yang sudah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi diharapkan bisa diteruskan.
"Ibarat orkestra, segala macam capaian itu tentulah belum kokoh, kuat, dan kental. Masih banyak kekurangan, kelemahan, dan kekacauan di sana sini. Sehingga, dibutuhkan seseorang yang berfungsi sebagai Sang Dirigen," kata Indra Piliang dalam keterangannya, Kamis (6/4/2023).
"Biasanya, tugas itu diberikan kepada seseorang yang sudah berpengalaman. Maestro di bidangnya. Kehadiran Jokowi dalam rapat pertama kelima sosok ketua umum partai politik itu adalah bagian dari tugas seorang dirigen. Sosok yang mencocok-cocokan bunyi antara gitar, seruling, talempong, gamelan, bahkan tifa yang muncul dalam orkestrasi koalisi," tambahnya.
Kata Indra J Piliang, seorang dirigen sangat mengetahui, di mana puncak atau titik klimaks dari orkestrasi yang tengah dimainkan. Horison pikiran dirigen inilah yang nanti ditransformasikan kepada koalisi besar partai politik yang sedang berbentuk ini.
"Horison yang menjadi titik tujuk. Nantinya, horison itu berubah menjadi titik koodinat dalam teropong yang berada di tangan nakhoda baru Republik Indonesia. Titik koordinat yang bisa diraih, sekali pun bakal menghadapi topan, lanun, bajak laut, hingga musuh-musuh lain berupa manusia, dan kapal asing yang mencoba menggagalkan perjalanan kapal Garuda Nusantara," jelasnya.
Dia juga mengumpamakan dengan kisah Nabi Nuh dengan perahunya sudah menunjukkan bagaimana kegigihannya dalam menyelamatkan ummat manusia, hewan, dan tumbuhan. Butuh tak hanya sekadar kapal, tetapi juga sumber daya manusia yang handal dalam menghadapi banjir besar akibat terjangan tsunami raksasa. Tidak disebutkan dalam kitab-kitab suci, dari mana asal muasal banjir besar itu.
"Film Noah yang rilis tahun 2014, malahan ditolak oleh semua agama samawi, yakni Kristen, Yahudi, dan Islam. Air seolah muncrat dari perut bumi. Saya lebih percaya teori tsunami, atau bisa juga tumbukan dari meteor yang menghantam lautan di belahan dunia lain," ungkapnya.
Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara, Indra J Piliang mengatakan, keseluruhan legacy atau capaian yang sudah dijalankan oleh pemerintahan Jokowi diharapkan bisa diteruskan.
"Ibarat orkestra, segala macam capaian itu tentulah belum kokoh, kuat, dan kental. Masih banyak kekurangan, kelemahan, dan kekacauan di sana sini. Sehingga, dibutuhkan seseorang yang berfungsi sebagai Sang Dirigen," kata Indra Piliang dalam keterangannya, Kamis (6/4/2023).
"Biasanya, tugas itu diberikan kepada seseorang yang sudah berpengalaman. Maestro di bidangnya. Kehadiran Jokowi dalam rapat pertama kelima sosok ketua umum partai politik itu adalah bagian dari tugas seorang dirigen. Sosok yang mencocok-cocokan bunyi antara gitar, seruling, talempong, gamelan, bahkan tifa yang muncul dalam orkestrasi koalisi," tambahnya.
Kata Indra J Piliang, seorang dirigen sangat mengetahui, di mana puncak atau titik klimaks dari orkestrasi yang tengah dimainkan. Horison pikiran dirigen inilah yang nanti ditransformasikan kepada koalisi besar partai politik yang sedang berbentuk ini.
"Horison yang menjadi titik tujuk. Nantinya, horison itu berubah menjadi titik koodinat dalam teropong yang berada di tangan nakhoda baru Republik Indonesia. Titik koordinat yang bisa diraih, sekali pun bakal menghadapi topan, lanun, bajak laut, hingga musuh-musuh lain berupa manusia, dan kapal asing yang mencoba menggagalkan perjalanan kapal Garuda Nusantara," jelasnya.
Dia juga mengumpamakan dengan kisah Nabi Nuh dengan perahunya sudah menunjukkan bagaimana kegigihannya dalam menyelamatkan ummat manusia, hewan, dan tumbuhan. Butuh tak hanya sekadar kapal, tetapi juga sumber daya manusia yang handal dalam menghadapi banjir besar akibat terjangan tsunami raksasa. Tidak disebutkan dalam kitab-kitab suci, dari mana asal muasal banjir besar itu.
"Film Noah yang rilis tahun 2014, malahan ditolak oleh semua agama samawi, yakni Kristen, Yahudi, dan Islam. Air seolah muncrat dari perut bumi. Saya lebih percaya teori tsunami, atau bisa juga tumbukan dari meteor yang menghantam lautan di belahan dunia lain," ungkapnya.