Curah Hujan Tinggi di Musim Pancaroba, Begini Penjelasan BNPB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siklon Tropis Herman yang terdeteksi di selatan wilayah Indonesia khususnya Pulau Jawa sepekan lalu membawa pengaruh curah hujan tinggi di sejumlah wilayah. Padahal saat ini masa pancaroba atau transisi dari hujan ke kemarau.
"Memang seharusnya kita sudah di ujung musim penghujan. Tetapi ada beberapa kondisi regional yang membawa kembali uap air ke wilayah Indonesia," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB , Abdul Muhari saat konferensi pers secara virtual, Selasa (4/4/2023).
"Salah satunya adalah Siklon Tropis Herman di sebelah selatan barat dari Pulau Jawa yang cukup dominan dalam membawa awan hujan ke Indonesia," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Aam sapaan akrab Abdul Muhari juga melaporkan bahwa curah hujan tinggi sepekan terakhir salah satunya akibat Siklon Tropis Herman juga mempengaruhi kejadian bencana di Indonesia. Tercatat, 32 kejadian bencana selama sepekan atau per periode 27 Maret hingga 2 April 2023.
"Mungkin kita bisa lihat dari gambaran dari kejadian bencana sepekan, ada 32 kejadian bencana berkurang memang dari Minggu lalu," ucapnya.
"Minggu lalu kita ada 47 kejadian bencana tetapi tetap dominan di hidrometeorologi basah, ada banjir, puting beliung, dan tanah longsor, kebakaran hutan ada dua kejadian. Artinya memang kita mulai masuk masa musim transisi dari hujan ke kering," sambungnya.
Aam menjelaskan, distribusi kejadian bencana paling banyak masih di banjir dan puting beliung. Kata dia, distribusinya sebenarnya cukup merata yang dengan kebakaran hutan itu di daerah (Indonesia) lebih ke utara.
"Memang karena faktor regional yang menyebabkan adanya awan hujan masuk ke Indonesia itu adalah Siklon Tropis di sebelah (selatan) sehingga dominan yang terdampak adalah Indonesia tengah, barat, bagian dari tengah ke selatan. Sedangkan yang bagian utara sudah mulai kering dan Aceh sudah mencatatkan kebakaran hutan," tuturnya.
"Memang seharusnya kita sudah di ujung musim penghujan. Tetapi ada beberapa kondisi regional yang membawa kembali uap air ke wilayah Indonesia," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB , Abdul Muhari saat konferensi pers secara virtual, Selasa (4/4/2023).
"Salah satunya adalah Siklon Tropis Herman di sebelah selatan barat dari Pulau Jawa yang cukup dominan dalam membawa awan hujan ke Indonesia," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Aam sapaan akrab Abdul Muhari juga melaporkan bahwa curah hujan tinggi sepekan terakhir salah satunya akibat Siklon Tropis Herman juga mempengaruhi kejadian bencana di Indonesia. Tercatat, 32 kejadian bencana selama sepekan atau per periode 27 Maret hingga 2 April 2023.
"Mungkin kita bisa lihat dari gambaran dari kejadian bencana sepekan, ada 32 kejadian bencana berkurang memang dari Minggu lalu," ucapnya.
"Minggu lalu kita ada 47 kejadian bencana tetapi tetap dominan di hidrometeorologi basah, ada banjir, puting beliung, dan tanah longsor, kebakaran hutan ada dua kejadian. Artinya memang kita mulai masuk masa musim transisi dari hujan ke kering," sambungnya.
Bencana Banjir Masih Mendominasi
Aam menjelaskan, distribusi kejadian bencana paling banyak masih di banjir dan puting beliung. Kata dia, distribusinya sebenarnya cukup merata yang dengan kebakaran hutan itu di daerah (Indonesia) lebih ke utara.
"Memang karena faktor regional yang menyebabkan adanya awan hujan masuk ke Indonesia itu adalah Siklon Tropis di sebelah (selatan) sehingga dominan yang terdampak adalah Indonesia tengah, barat, bagian dari tengah ke selatan. Sedangkan yang bagian utara sudah mulai kering dan Aceh sudah mencatatkan kebakaran hutan," tuturnya.