Pencegahan Stunting Dinilai Tak Bisa Hanya Andalkan Pemerintah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengentasan stunting tidak bisa dilakukan dengan mengandalkan pemerintah saja. Hal ini dikatakan oleh Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo.
Menurutnya, pencegahan stunting hingga 14 persen pada 2024 menjadi program prioritas pemerintah saat ini. Hal tersebut diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk swasta guna mendukung program tersebut.
Dia mengatakan, penguatan program isi piringku diharapkan bisa memberikan edukasi lebih lanjut ke masyarakat akan porsi yang tepat untuk kebutuhan sehari-hari.
"Terus berkomitmen untuk mencegah upaya stunting tentu tidak hanya dengan produk sehat kami, tetapi kami juga membuat program edukasi," kata Karyanto Wibowo di Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Program isi piringku diluncurkan di beberapa sekolah Muhammadiyah di Klaten, Wonosobo, Surakarta di Jawa Tengah. Program ini merupakan kerja sama Danone Indonesia dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah yang bertujuan untuk mencegah stunting melalui perbaikan gizi.
Ketua Program Aku Suka Isi Piringku SD MPKU PP Muhammadiyah Emma Rachmawati mengungkapkan, studi status gizi Indonesia 2022 yang mendapati bahwa kasus stunting dan gizi masih menimpa 21,6 persen populasi di Indonesia dan Jawa Tengah.
"Sedangkan tren status gizi balita di Indonesia yakni 3,5 persen balita kelebihan berat badan, 17,1 persen kekurangan berat badan dan 7,7 persen balita mengalami penurunan bobot tubuh secara berkelanjutan," jelasnya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan non formal PP Muhammadiyah, Didik Suhardi menambahkan, anak-anak yang terjangkit stunting akan mengganggu produktivitas mereka.
"Stunting mengurangi daya serap dan pertumbuhan fisik. Secara khusus, dia mengapresiasi program penguatan porsi isi piringku," ujarnya.
"Kami berharap bisa diperluas di kabupaten/kota lain karena memang angka stunting di beberapa daerah cukup tinggi dan tidak bisa diserahkan ke pemerintah saja," tambahnya.
Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah Agus Samsudin mengapresiasi program yang diluncurkan Danone. Dia optimistis bahwa program tersebut akan membawa dampak secara jangka pendek dan panjang.
"Saya harap kampanye dengan Muhammadiyah itu bisa memberikan dampak lebih di masyarakat. mudah-mudahan program ini bisa terus berjalan," tutupnya.
Dosen Peminatan Gizi Kesmas FIKES Universitas DRvHAMKA Jakarta, Nur Asiah menjelaskan, porsi isi piringku memiliki komposisi 2/3 makanan pokok, 2/3 sayuran, 1/3 lauk pauk dan 1/3 buah-buahan.
Dia melanjutkan, asupan makanan bergizi menjadi penentu tumbuh kembang anak di masa depan. Dia mengatakan, makanan yang sehat, baik dan halal serta gizi seimbang akan menampilkan sosok anak luar biasa hingga menjadi generasi sehat yang unggul.
Nur Asiah mengatakan, stunting membuat anak gagal tumbuh baik dari sisi fisik, perkembangan kognitif hingga menimbulkan penyakit degeneratif di masa depan.
Asupan gizi seimbang penting untuk memenuhi nutrisi mengingat anak sedang aktif dengan kegiatan sekolah, les, olahraga dan aktivitas lainnya. Asupan gizi yang baik mendukung pertumbuhan anak agar sehat, cerdas dan produktif sesuai dengan harapan semua orang tua.
"Dan ini menjadi harapan kita karena kita akan menjadi bonus demografi. Tentu kualitas tetap harus dikedepankan di samping kuantitas," ungkapnya.
Menurutnya, pencegahan stunting hingga 14 persen pada 2024 menjadi program prioritas pemerintah saat ini. Hal tersebut diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk swasta guna mendukung program tersebut.
Dia mengatakan, penguatan program isi piringku diharapkan bisa memberikan edukasi lebih lanjut ke masyarakat akan porsi yang tepat untuk kebutuhan sehari-hari.
"Terus berkomitmen untuk mencegah upaya stunting tentu tidak hanya dengan produk sehat kami, tetapi kami juga membuat program edukasi," kata Karyanto Wibowo di Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Program isi piringku diluncurkan di beberapa sekolah Muhammadiyah di Klaten, Wonosobo, Surakarta di Jawa Tengah. Program ini merupakan kerja sama Danone Indonesia dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah yang bertujuan untuk mencegah stunting melalui perbaikan gizi.
Ketua Program Aku Suka Isi Piringku SD MPKU PP Muhammadiyah Emma Rachmawati mengungkapkan, studi status gizi Indonesia 2022 yang mendapati bahwa kasus stunting dan gizi masih menimpa 21,6 persen populasi di Indonesia dan Jawa Tengah.
"Sedangkan tren status gizi balita di Indonesia yakni 3,5 persen balita kelebihan berat badan, 17,1 persen kekurangan berat badan dan 7,7 persen balita mengalami penurunan bobot tubuh secara berkelanjutan," jelasnya.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan non formal PP Muhammadiyah, Didik Suhardi menambahkan, anak-anak yang terjangkit stunting akan mengganggu produktivitas mereka.
"Stunting mengurangi daya serap dan pertumbuhan fisik. Secara khusus, dia mengapresiasi program penguatan porsi isi piringku," ujarnya.
"Kami berharap bisa diperluas di kabupaten/kota lain karena memang angka stunting di beberapa daerah cukup tinggi dan tidak bisa diserahkan ke pemerintah saja," tambahnya.
Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah Agus Samsudin mengapresiasi program yang diluncurkan Danone. Dia optimistis bahwa program tersebut akan membawa dampak secara jangka pendek dan panjang.
"Saya harap kampanye dengan Muhammadiyah itu bisa memberikan dampak lebih di masyarakat. mudah-mudahan program ini bisa terus berjalan," tutupnya.
Dosen Peminatan Gizi Kesmas FIKES Universitas DRvHAMKA Jakarta, Nur Asiah menjelaskan, porsi isi piringku memiliki komposisi 2/3 makanan pokok, 2/3 sayuran, 1/3 lauk pauk dan 1/3 buah-buahan.
Dia melanjutkan, asupan makanan bergizi menjadi penentu tumbuh kembang anak di masa depan. Dia mengatakan, makanan yang sehat, baik dan halal serta gizi seimbang akan menampilkan sosok anak luar biasa hingga menjadi generasi sehat yang unggul.
Nur Asiah mengatakan, stunting membuat anak gagal tumbuh baik dari sisi fisik, perkembangan kognitif hingga menimbulkan penyakit degeneratif di masa depan.
Asupan gizi seimbang penting untuk memenuhi nutrisi mengingat anak sedang aktif dengan kegiatan sekolah, les, olahraga dan aktivitas lainnya. Asupan gizi yang baik mendukung pertumbuhan anak agar sehat, cerdas dan produktif sesuai dengan harapan semua orang tua.
"Dan ini menjadi harapan kita karena kita akan menjadi bonus demografi. Tentu kualitas tetap harus dikedepankan di samping kuantitas," ungkapnya.
(maf)