Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Pemkot Semarang Ajak Masyarakat Kurangi Sampah
loading...
A
A
A
SEMARANG - Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN tahun 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menggelar kegiatan bersih pantai, penanaman cemara laut dan tukar botol dengan tanaman. Kegiatan yang dipusatkan di Pantai Tirang, Minggu (19/3/2023) tersebut juga menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi ke-476 Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin yang bertindak sebagai inspektur apel mengingatkan peran kunci setiap individu sebagai tokoh utama untuk tidak menghasilkan sampah atau wegah nyampah.
“Fokus utamanya adalah pengurangan sampah, optimalkan guna ulang barang serta penerapan prinsip wegah nyampah secara maksimal. Fokus ini menjadi poin penentu untuk masuk pada poin selanjutnya yakni pilah dan kelola sampah,” katanya di hadapan kurang lebih 1.000 peserta apel serta warga masyarakat yang sedang berwisata di Pantai Tirang.
Pantai sebagai tempat rekreasi, menurut Iswar, justru sering menjadi tempat berlabuhnya sampah yang tak terkelola secara benar. Untuk itu, upaya pengurangan dan pengelolaan sampah secara tuntas harus dilakukan agar tak berakhir di TPA atau terbawa arus ke pantai dan lautan. Di antaranya dengan pilah sampah dari rumah, mengkompos, budidaya magot, membuat eco enzyme, lubang biopori dan setor sampah.
“Tuntas kelola sampah dari sumber harus didahulukan bukan hanya melepas tanggung jawab pada petugas kebersihan atau bank sampah semata,” kata Iswar.
Sebagai solusi dan fasilitasi, lanjutnya, Pemkot Semarang melalui DLH Kota Semarang meluncurkan program ICE UWUH (Implementation Circular Economy Upstream Waste Urban H/ Semarang).
Program Ice Uwuh ini memberikan insentif pengelolaan sampah hulu perkotaan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kebersihan, bank sampah dan program kampung iklim (Proklim). Di antaranya menyediakan harga pasar botol plastik hingga Rp5 ribu per kilogram, budidaya magot sebesar Rp70rb per kilogram, ekoenzim Rp10rb per liter dan kompos akan dibeli sebesar Rp2.500 per kilogram.
Masyarakat dapat menyetorkan hasil pengelolaan sampahnya pada 254 kelompok swadaya masyarakat (KSM), 74 kelompok program kampung iklim (proklim) dan 525 unit bank sampah yang sudah terbentuk.
Tercatat, dari bersih pantai kemarin terkumpul total 93,35 kilogram yang terdiri dari 10.61 kilogram botol plastik, 63.86 kilogram plastik putih, 10.84 marga dan 7.84 kemasan. Total sampah yang terkumpul kemudian dikonversikan menjadi rupiah sebesar Rp93.735.
Melalui bersih-bersih Pantai Tirang ini, Iswar juga mengajak semua pihak untuk lebih peduli menyelamatkan pantai dari ancaman abrasi. Dia berharap Pantai Tirang sebagai pantai berpasir dapat diangkat sebagai ikon pariwisata pantai Kota Semarang.
“Kota Semarang memiliki panjang garis pesisir kurang lebih 25 kilometer di 4 kecamatan. Namun menjadi keprihatinan, hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata pantai berpasir,” ujarnya.
Puncak peringatan HPSN 2023 ini diisi pula dengan bazar kreasi produk dari bank sampah binaan DLH serta tukar sampah dengan bibit tanaman. Sejumlah komunitas dilibatkan dalam aksi bersih pantai seperti Proklim, Komunitas hutan Kota, KSM, Bank Sampah, TPS 3R, Pokdarwis, perusahaan, pegiat lingkungan, sekolah adiwiyata serta Saka Kalpataru.
Dalam sambutannya, Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin yang bertindak sebagai inspektur apel mengingatkan peran kunci setiap individu sebagai tokoh utama untuk tidak menghasilkan sampah atau wegah nyampah.
“Fokus utamanya adalah pengurangan sampah, optimalkan guna ulang barang serta penerapan prinsip wegah nyampah secara maksimal. Fokus ini menjadi poin penentu untuk masuk pada poin selanjutnya yakni pilah dan kelola sampah,” katanya di hadapan kurang lebih 1.000 peserta apel serta warga masyarakat yang sedang berwisata di Pantai Tirang.
Pantai sebagai tempat rekreasi, menurut Iswar, justru sering menjadi tempat berlabuhnya sampah yang tak terkelola secara benar. Untuk itu, upaya pengurangan dan pengelolaan sampah secara tuntas harus dilakukan agar tak berakhir di TPA atau terbawa arus ke pantai dan lautan. Di antaranya dengan pilah sampah dari rumah, mengkompos, budidaya magot, membuat eco enzyme, lubang biopori dan setor sampah.
“Tuntas kelola sampah dari sumber harus didahulukan bukan hanya melepas tanggung jawab pada petugas kebersihan atau bank sampah semata,” kata Iswar.
Sebagai solusi dan fasilitasi, lanjutnya, Pemkot Semarang melalui DLH Kota Semarang meluncurkan program ICE UWUH (Implementation Circular Economy Upstream Waste Urban H/ Semarang).
Program Ice Uwuh ini memberikan insentif pengelolaan sampah hulu perkotaan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kebersihan, bank sampah dan program kampung iklim (Proklim). Di antaranya menyediakan harga pasar botol plastik hingga Rp5 ribu per kilogram, budidaya magot sebesar Rp70rb per kilogram, ekoenzim Rp10rb per liter dan kompos akan dibeli sebesar Rp2.500 per kilogram.
Masyarakat dapat menyetorkan hasil pengelolaan sampahnya pada 254 kelompok swadaya masyarakat (KSM), 74 kelompok program kampung iklim (proklim) dan 525 unit bank sampah yang sudah terbentuk.
Tercatat, dari bersih pantai kemarin terkumpul total 93,35 kilogram yang terdiri dari 10.61 kilogram botol plastik, 63.86 kilogram plastik putih, 10.84 marga dan 7.84 kemasan. Total sampah yang terkumpul kemudian dikonversikan menjadi rupiah sebesar Rp93.735.
Melalui bersih-bersih Pantai Tirang ini, Iswar juga mengajak semua pihak untuk lebih peduli menyelamatkan pantai dari ancaman abrasi. Dia berharap Pantai Tirang sebagai pantai berpasir dapat diangkat sebagai ikon pariwisata pantai Kota Semarang.
“Kota Semarang memiliki panjang garis pesisir kurang lebih 25 kilometer di 4 kecamatan. Namun menjadi keprihatinan, hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata pantai berpasir,” ujarnya.
Puncak peringatan HPSN 2023 ini diisi pula dengan bazar kreasi produk dari bank sampah binaan DLH serta tukar sampah dengan bibit tanaman. Sejumlah komunitas dilibatkan dalam aksi bersih pantai seperti Proklim, Komunitas hutan Kota, KSM, Bank Sampah, TPS 3R, Pokdarwis, perusahaan, pegiat lingkungan, sekolah adiwiyata serta Saka Kalpataru.
(ars)