Survei LSI Denny JA: Perolehan Suara Partai Islam Potensial Turun di Pemilu 2024

Jum'at, 17 Maret 2023 - 17:18 WIB
loading...
A A A
Partai-partai Islam lainnya, hanya mampu meraih dukungan di bawah 1%. PBB mendapatkan dukungan 0,5%; kemudian Partai Ummat 0,3%; dan Gelora 0,1%. Ade mengungkapkan, total perolehan partai berbasis Islam pada Pemilu 2024 diprediksi sebesar 17,6%, sementara partai nasionalis/terbuka sebesar 61%.

Jika dibuat perbandingan, maka 1 berbanding 3,5. Angka perbandingan itu terkecil dalam sejarah pemilu bebas yakni, pemilu sejak era kebebasan partai politik era Reformasi 1999-2024 ditambah Pemilu 1955. Pemilu Orde Baru tidak dihitung karena tidak termasuk pemilu bebas.

Berdasarkan data, pada Pemilu 2019, partai berbasis Islam mendapat dukungan sebesar 30,1% dan partai berbasis terbuka atau nasional sebesar 69,9%. Perbandingannya 1 berbanding 2.3. Partai berbasis Islam di Pemilu 2019 adalah PKB, PAN, PKS, PPP, dan PBB.

Pada Pemilu 2014, perolehan dukungan partai berbasis Islam sebesar 31.4% dan partai berbasis terbuka atau nasionalis 68,6%. Perbandingannya 1 berbanding 2,2. Partai berbasis Islam di Pemilu 2014 adalah PKB, PAN, PKS, PPP, dan PBB.

Kemudian Pemilu 2009, partai berbasis Islam mendapat dukungan sebesar 29,2% sementara partai berbasis terbuka atau nasionalis sebesar 70,8%. Perbandingannya 1 berbanding 2,4. Partai berbasis Islam di Pemilu 2009 adalah PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PKNU, PBR, PMB, PPNUI.

Selanjutnya Pemilu 2004, partai berbasis Islam sebesar 38,3%, sedangkan partai berbasis terbuka atau nasionalis sebesar 61,7%. Perbandingannya 1 berbanding 1,6. Partai berbasis Islam di Pemilu 2004 adalah PKB, PPP, PKS, PAN, PBB, PBR, dan PPNUI.

Pada Pemilu 1999, dukungan terhadap partai berbasis Islam sebesar 37,4%, sementara partai berbasis terbuka atau nasionalis sebesar 62,6%. Perbandingannya 1 berbanding 1,7. Partai berbasis Islam di Pemilu 1999 adalah PPP, PBB, PK, PKNU, PP, PPI MASYUMI, PSII, PKU, KAMI, PUI, PAY, PIB, SUNI, PSII 1905, PMB, PID, PAN, dan PKB.

"Dalam Pemilu 1955, partai berbasis Islam mendapatkan dukungan sebesar 43,9%, partai berbasis terbuka atau nasionalis sebesar 56.1%. Perbandingannya sebesar 1 berbanding 1,3. Partai berbasis Islam di Pemilu 1955 adalah MASYUMI, NU, PSII, PERTI, PPTI, dan AKUI," kata Ade Mulyana.

Ade menyebut, ada tiga faktor yang menyebabkan perolehan suara partai berbasis Islam lebih rendah dari partai berbasis terbuka atau nasionalis. Pertama, depolitisasi Islam di era Orde Baru selama 20 tahun sejak 1978–1998.

Pada masa itu, berlaku secara massif dan keras pemaksaan azas tunggal Pancasila melalui UU Partai Politik dan UU Keormasan. Berlaku secara massif pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4) ditetapkan melalui Tap MPR 1978.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1881 seconds (0.1#10.140)