Emil Dardak Ogah Membandingkan AHY dengan Khofifah: Ini Bukan Komparatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak tak ingin membandingkan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Emil yang juga sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur ini berpendapat, AHY dan Khofifah memiliki kapasitas yang mumpuni dalam hal kepemimpinan.
Diketahui, AHY dan Khofifah digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024. "Ya kalau Demokrat tentunya melihat sosok Mas AHY sebagai seseorang yang telah menunjukkan kematangan personal dalam memimpin parpol Demokrat skala nasional, di masa yang sangat sulit, termasuk saat adanya kemelut organisasi," katanya di Jakarta Pusat, Selasa, (14/3/2023).
"Bahkan didahului sebagai komandan (Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, red), saya tidak bandingkan dengan sosok Bu Khofifah ya, ini bukan komparatif. Karena Bu Khofifah juga seorang gubernur yang punya rekam jejak panjang," sambung Emil.
Dalam dunia akademik, Emil menilai kapasitas yang dimiliki AHY sangat mumpuni karena jebolan Universitas Harvard, Amerika Serikat. Kendati demikian, diakuinya bahwa publik bukan hanya butuh calon pemimpin yang bagus di dunia akademik.
“Tapi saya juga mendengar bagaimana waktu dia Seskomil tidak ada diistimewakan sama sekali. Bahkan, dia punya kesetiakawanan, mau susah, dan kemampuan fisiknya sudah luar biasa dalam leadership-nya," ucapnya.
"Cerita lama itu kita cocokan dengan beliau hari ini sebagai pemimpin. Oh bener nih orangnya fair, tegar, enggak grasa-grusu, pemikir secara analitis, punya empati, itu semua ada. Saya bisa rasakan itu, jadi Insya Allah bukan hanya akademiknya," pungkas Emil.
Diketahui, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 masih menjadi teka-teki. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan bakal calon presiden yang diusung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
Ketiga partai politik (parpol) itu menggagas Koalisi Perubahan. Ketiga parpol ini juga sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Nasdem 10,2% atau 59 kursi DPR, Demokrat 9,4% setara dengan 54 kursi, dan PKS 8,7% atau 50 kursi. Sehingga, total dari gabungan ketiga parpol itu sebanyak 163 kursi atau 28,3%.
Diketahui, Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Diketahui, AHY dan Khofifah digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024. "Ya kalau Demokrat tentunya melihat sosok Mas AHY sebagai seseorang yang telah menunjukkan kematangan personal dalam memimpin parpol Demokrat skala nasional, di masa yang sangat sulit, termasuk saat adanya kemelut organisasi," katanya di Jakarta Pusat, Selasa, (14/3/2023).
"Bahkan didahului sebagai komandan (Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, red), saya tidak bandingkan dengan sosok Bu Khofifah ya, ini bukan komparatif. Karena Bu Khofifah juga seorang gubernur yang punya rekam jejak panjang," sambung Emil.
Dalam dunia akademik, Emil menilai kapasitas yang dimiliki AHY sangat mumpuni karena jebolan Universitas Harvard, Amerika Serikat. Kendati demikian, diakuinya bahwa publik bukan hanya butuh calon pemimpin yang bagus di dunia akademik.
“Tapi saya juga mendengar bagaimana waktu dia Seskomil tidak ada diistimewakan sama sekali. Bahkan, dia punya kesetiakawanan, mau susah, dan kemampuan fisiknya sudah luar biasa dalam leadership-nya," ucapnya.
"Cerita lama itu kita cocokan dengan beliau hari ini sebagai pemimpin. Oh bener nih orangnya fair, tegar, enggak grasa-grusu, pemikir secara analitis, punya empati, itu semua ada. Saya bisa rasakan itu, jadi Insya Allah bukan hanya akademiknya," pungkas Emil.
Diketahui, calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 masih menjadi teka-teki. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan bakal calon presiden yang diusung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
Ketiga partai politik (parpol) itu menggagas Koalisi Perubahan. Ketiga parpol ini juga sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.
Nasdem 10,2% atau 59 kursi DPR, Demokrat 9,4% setara dengan 54 kursi, dan PKS 8,7% atau 50 kursi. Sehingga, total dari gabungan ketiga parpol itu sebanyak 163 kursi atau 28,3%.
Diketahui, Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
(rca)