Ratakan Pembangunan, Gubernur Ganjar Tata Ulang Kawasan Borobudur

Jum'at, 17 Juli 2020 - 09:29 WIB
loading...
Ratakan Pembangunan, Gubernur Ganjar Tata Ulang Kawasan Borobudur
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meninjau Pasar Ikan Ngrajek, Kabupaten Magelang, Kamis.(16/7/2020). Foto/Humas Pemprov Jateng
A A A
MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus memacu percepatan penataan kawasan seputar Borobudur, Kabupaten Magelang. Salah satu fokus utama Ganjar adalah penataan pasar-pasar tradisional.

Setidaknya ada dua pasar tradisional yang akan ditata ulang agar lebih baik dan menarik. Dua pasar itu adalah Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek.

Untuk memastikan kondisinya, Ganjar pada Kamis (16/7/2020) meninjau dua pasar tersebut. Dengan teliti, Ganjar melihat kondisi pasar serta potensi yang bisa dikembangkan di kawasan itu.

Ganjar melihat potensi dua pasar tradisional itu sangat besar. Sebab, di sekitar pasar sudah berdiri Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya.

"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka suporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mensuport dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata. "Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di pasar Prembulan tadi," terangnya.

Untuk itulah pihaknya akan melakukan penataan. Nantinya, design pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung. Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan.

"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rejeki," pungkasnya.

Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Hanung Triyono menerangkan, rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebesar Rp30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.

"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," ucap Hanung.

Sementara itu, Marsinah (67), salah satu pedagang di Pasar Prembulan, mengungkapkan rasa gembiranya mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan sejak puluhan tahun akan ditata. "Nggeh remen sanget (ya senang sekali). Kersane rame (biar tambah ramai)," katanya.

Menurut Marsinah, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.

"Biasane (biasanya) ya lumayan, tapi saiki sepi mergokorona (sekarang sepi akibat COVID-19). Mugu-mugo ndang ditoto (semoga cepat ditata) ben tambah rame (biar tambah ramai pembeli)," pungkasnya.
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1832 seconds (0.1#10.140)