Megawati Klaim Bikin BRIN hingga BNN: Lihat Dong Perpresnya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri mengakui membentuk sejumlah badan atau lembaga negara yang eksis sampai saat ini. Yang paling akhir adalah Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), di mana dia menjadi ketua Dewan Pengarah.
Hal ini dia sampaikan dalam Kick Off Meeting Seminar Nasional Pancasila Dalam Tindakan "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana" yang ditayangkan secara langsung oleh akun YouTube BKKBN, Kamis (16/2/2023).
Awalnya, Megawati menceritakan bagaimana dia berupaya menuangkan ide menghadapi berbagai persoalan bangsa dengan membentuk sebuah badan atau lembaga negara. Dia mengaku kerap membuat badan ketika menjabat sebagai presiden. Kini badan dan lembag yang dibentuknya eksis dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa.
"Kenapa sih bencana alam? Saya minta masukan. Mana ya ibu Dwikorita? Tanya sama beliau, buka rahasianya bagaimana cerewet nya saya. Kenapa kok Indonesia ini selalu gegap gempita saja, panik, nangis, gak ngerti harus bagaimana," ujar Megawati menjelaskan latar belakang dibentuknya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Saya bikin BMKG, BNPB, BNN. Nanti dibilang ibu Mega sombong. Enggak ada buktinya, lihat dong yang namanya Perpresnya. Kenapa sih orang Indonesia itu enggak mau berkreativitas dan punya ide bagus-bagus, mbok semuanya itu dituangkan," kata dia.
Lapor Langsung ke Jokowi
Khusus mengenai BRIN, Megawati mengaku kerap memarahi Tri Handoko sebagai kepalanya, berkaitan dengan jalannya riset nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
"Itu ada Pak Handoko dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Tiap hari mungkin lama-lama dia botak, karena saya marah melulu sama dia karena baru setengah tahun," ucap putri Bung Karno.
Meskipun demikian, Megawati mengaku memberikan laporan langsung kepada Presiden RI Joko Widodo terkait pembenahan yang ia lakukan di BRIN.
"Tapi saya bilang sama Pak Jokowi: Pak, kalau saya ngamuk-ngamuk, ada yang ngelaporin saya ngamuk. Bapak jangan marah sama saya loh. Bapak yang menugasi saya. Jadi saya kan menjadi kepanjangan dari bapak, jadi saya apapun untuk percepatan Indonesia maju dan Indonesia emas maka dibuatlah Badan Riset Inovasi Nasional," terang Megawati.
Menurut Megawati, BRIN dibentuk dengan tujuan membuat anak bangsa bisa memproduksi teknologi canggih tidak kalah dengan berbagai produk luar negeri.
"Untuk apa (ada dan dibentuk BRIN). Situ perlu senjata, jangan import saja, jangan beli ke luar negeri saja. Kok saya tahu? Saya ini pernah panglima tertinggi loh, saya aja bisa beli kapal, pesawat. Cewek loh. Lah, mbok tiru saya, supaya menyemangati (kaum ibu-ibu)," pungkas Megawati.
Sebelumnya, Komisi VII DPR merekomendasikan pemberhentian Ketua BRIN Laksana Tri Handoko karena dianggap gagal menjalankan tugas. Handoko dinilai tidak berhasil menjalankan proses penggabungan lembaga riset pemerintah. Akibatnya kegiatan riset nasional tidak berjalan sebagaimana mestinya.
BRIN juga dinilai gagal karena terdapat selisih laporan penggunaan anggaran yang diterima DPR dengan yang beredar di media. Hal ini menandakan ada upaya Kepala BRIN menutupi potensi kerugian negara yang disalurkan melalui BRIN.
Hal ini dia sampaikan dalam Kick Off Meeting Seminar Nasional Pancasila Dalam Tindakan "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana" yang ditayangkan secara langsung oleh akun YouTube BKKBN, Kamis (16/2/2023).
Awalnya, Megawati menceritakan bagaimana dia berupaya menuangkan ide menghadapi berbagai persoalan bangsa dengan membentuk sebuah badan atau lembaga negara. Dia mengaku kerap membuat badan ketika menjabat sebagai presiden. Kini badan dan lembag yang dibentuknya eksis dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa.
"Kenapa sih bencana alam? Saya minta masukan. Mana ya ibu Dwikorita? Tanya sama beliau, buka rahasianya bagaimana cerewet nya saya. Kenapa kok Indonesia ini selalu gegap gempita saja, panik, nangis, gak ngerti harus bagaimana," ujar Megawati menjelaskan latar belakang dibentuknya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Saya bikin BMKG, BNPB, BNN. Nanti dibilang ibu Mega sombong. Enggak ada buktinya, lihat dong yang namanya Perpresnya. Kenapa sih orang Indonesia itu enggak mau berkreativitas dan punya ide bagus-bagus, mbok semuanya itu dituangkan," kata dia.
Lapor Langsung ke Jokowi
Khusus mengenai BRIN, Megawati mengaku kerap memarahi Tri Handoko sebagai kepalanya, berkaitan dengan jalannya riset nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.
"Itu ada Pak Handoko dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Tiap hari mungkin lama-lama dia botak, karena saya marah melulu sama dia karena baru setengah tahun," ucap putri Bung Karno.
Meskipun demikian, Megawati mengaku memberikan laporan langsung kepada Presiden RI Joko Widodo terkait pembenahan yang ia lakukan di BRIN.
"Tapi saya bilang sama Pak Jokowi: Pak, kalau saya ngamuk-ngamuk, ada yang ngelaporin saya ngamuk. Bapak jangan marah sama saya loh. Bapak yang menugasi saya. Jadi saya kan menjadi kepanjangan dari bapak, jadi saya apapun untuk percepatan Indonesia maju dan Indonesia emas maka dibuatlah Badan Riset Inovasi Nasional," terang Megawati.
Menurut Megawati, BRIN dibentuk dengan tujuan membuat anak bangsa bisa memproduksi teknologi canggih tidak kalah dengan berbagai produk luar negeri.
"Untuk apa (ada dan dibentuk BRIN). Situ perlu senjata, jangan import saja, jangan beli ke luar negeri saja. Kok saya tahu? Saya ini pernah panglima tertinggi loh, saya aja bisa beli kapal, pesawat. Cewek loh. Lah, mbok tiru saya, supaya menyemangati (kaum ibu-ibu)," pungkas Megawati.
Sebelumnya, Komisi VII DPR merekomendasikan pemberhentian Ketua BRIN Laksana Tri Handoko karena dianggap gagal menjalankan tugas. Handoko dinilai tidak berhasil menjalankan proses penggabungan lembaga riset pemerintah. Akibatnya kegiatan riset nasional tidak berjalan sebagaimana mestinya.
BRIN juga dinilai gagal karena terdapat selisih laporan penggunaan anggaran yang diterima DPR dengan yang beredar di media. Hal ini menandakan ada upaya Kepala BRIN menutupi potensi kerugian negara yang disalurkan melalui BRIN.
(muh)