PDIP soal Skenario Pilpres 2024 Dua Calon: Biar Hemat, Tak Perlu Dikaitkan Hukum
loading...
A
A
A
JAKARTA - Skenario pemilihan presiden dua pasangan calon yang diungkapkan Ketua Bappilu Partai Demokrat dengan ”meminjam” nama mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap penghematan. Wajar saja bila ada yang menginginkan pilpres hanya diikuti dua pasangan calon.
Hanya, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno berpendapat seharusnya narasi dicukupkan sampai di situ. Sebab logikanya menjadi wajar kalau urusannya menyangkut anggaran.
"Soal dalam pilpres cukup dua paslon, agar terjadi penghematan biaya dan prosesnya selesai lebih singkat, adalah logika yang wajar-wajar saja," ujar Hendrawan Supratikno, Selasa (14/2/2023) ketika dikonfirmasi.
Karena itu, isu dua pasangan calon tak perlu tidak perlu dikaitkan dengan masalah hukum. "Tidak perlu dikaitkan dengan proses hukum calon (bila ada) atau kriminalisasi calon," tegas Hendrawan.
Hendrawan meminta semua pihak untuk tidak membuat isu-isu yang dapat menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
"Tidak perlu dibangun narasi yang tidak produktif, yang mencampuradukkan kepentingan partai dengan kepentingan pendewasaan demokrasi kita," kata Hendrawan Supratikno.
Lebih lanjut ia meminta kader Partai Demokrat untuk tidak ketakutan apabila gagal berpartisipasi dalam Pilpres 2024.
"Andi Arief seperti tenggelam dalam bayang-bayang ketakutan partainya tidak bisa ikut dalam perhelatan pilpres, sehingga desir suara yang ditangkap hanya yang bernada nyinyir, untuk rekonfirmasi dari apa yang dibayangkannya," pungkas Hendrawan.
Pernyataan Andi Arief disampaikan dalam video yang diunggah akun Twitter Lambe Waras @abu_waras pada Senin (13/2/2023). Dalam video berdurasi 49 detik itu Andi Arief menjelaskan perihal ucapan SBY terkait pilpres.
"SBY bukan orang sembarangan. Informasinya kualitasnya dia cek satu per satu. Dia sudah ketemu dengan semua pimpinan partai kecuali PDIP. Semua mengeluh. Dia sudah mendengar langsung skenario dua pasang," ujar Andi Arief.
Menurut Andi Arief, berdasarkan apa yang diterima, SBY mendengar ada keinginan dari Presiden Jokowi agar Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon.
"Lalu dia melakukan pengecekan pada orang yang mendengar langsung dari mulutnya Pak Presiden. Pak Presiden hanya mau dua calon," kata Andi Arief.
"Kenapa dua calon Pak Presiden? Kan ada Anies, ada Ganjar," ucap Andi Arief menirukan dialog.
"O.. Anies kan sebentar lagi masuk penjara, terus partai-partai lain di KIB apa segala kalau tidak nurut tinggal masuk penjara aja itu," kata Andi Arief menirukan dialog.
Hanya, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno berpendapat seharusnya narasi dicukupkan sampai di situ. Sebab logikanya menjadi wajar kalau urusannya menyangkut anggaran.
"Soal dalam pilpres cukup dua paslon, agar terjadi penghematan biaya dan prosesnya selesai lebih singkat, adalah logika yang wajar-wajar saja," ujar Hendrawan Supratikno, Selasa (14/2/2023) ketika dikonfirmasi.
Karena itu, isu dua pasangan calon tak perlu tidak perlu dikaitkan dengan masalah hukum. "Tidak perlu dikaitkan dengan proses hukum calon (bila ada) atau kriminalisasi calon," tegas Hendrawan.
Hendrawan meminta semua pihak untuk tidak membuat isu-isu yang dapat menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
"Tidak perlu dibangun narasi yang tidak produktif, yang mencampuradukkan kepentingan partai dengan kepentingan pendewasaan demokrasi kita," kata Hendrawan Supratikno.
Lebih lanjut ia meminta kader Partai Demokrat untuk tidak ketakutan apabila gagal berpartisipasi dalam Pilpres 2024.
"Andi Arief seperti tenggelam dalam bayang-bayang ketakutan partainya tidak bisa ikut dalam perhelatan pilpres, sehingga desir suara yang ditangkap hanya yang bernada nyinyir, untuk rekonfirmasi dari apa yang dibayangkannya," pungkas Hendrawan.
Pernyataan Andi Arief disampaikan dalam video yang diunggah akun Twitter Lambe Waras @abu_waras pada Senin (13/2/2023). Dalam video berdurasi 49 detik itu Andi Arief menjelaskan perihal ucapan SBY terkait pilpres.
"SBY bukan orang sembarangan. Informasinya kualitasnya dia cek satu per satu. Dia sudah ketemu dengan semua pimpinan partai kecuali PDIP. Semua mengeluh. Dia sudah mendengar langsung skenario dua pasang," ujar Andi Arief.
Menurut Andi Arief, berdasarkan apa yang diterima, SBY mendengar ada keinginan dari Presiden Jokowi agar Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon.
"Lalu dia melakukan pengecekan pada orang yang mendengar langsung dari mulutnya Pak Presiden. Pak Presiden hanya mau dua calon," kata Andi Arief.
"Kenapa dua calon Pak Presiden? Kan ada Anies, ada Ganjar," ucap Andi Arief menirukan dialog.
"O.. Anies kan sebentar lagi masuk penjara, terus partai-partai lain di KIB apa segala kalau tidak nurut tinggal masuk penjara aja itu," kata Andi Arief menirukan dialog.
(muh)