Petani dan Penyuluh di Purworejo Jaga Ketahanan Pangan dengan Gilir Air
loading...
A
A
A
PURWOREJO - Para petani dan penyuluh di Desa Kertosono, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menjaga ketahanan pangan dengan menggilir penggunaan aliran air dari irigasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat para petani dan penyuluh dalam menjaga ketahanan pangan harus diapresiasi. “Petani dan penyuluh di Purworejo memaksimalkan potensi yang mereka miliki untuk menjaga ketahanan pangan. Potensi itu adalah memaksimalkan aliran air di irigasi untuk mengairi lahan pertanian sehingga tidak terganggu meski kemarau,” tuturnya, Rabu (15/07/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPDMP) Kementan Dedi Nursyamsi para petani dan penyuluh yang berada di Kelompok Tani (Poktan) Kertosari itu, sudah menerapkan CSA (Climate Smart Agriculture) SIMURP dengan teknologi Intermiten. “Para petani dan penyuluh ini mampu menerapkan CSA yang merupakan bagian dari kegiatan SIMURP. Sehingga mereka tetap mampu berproduksi meski dalam musim kemarau. Petani dan penyuluh tidak boleh berhenti berproduksi. Karena di tangan petanilah kita bisa mempertahankan ketahanan pangan,” katanya.
Keputusan anggota Poktan Kertosari Desa Kertosono, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengawal aliran air dari irigasi Kedung Putri yang merupakan lokasi proyek SIMURP, dilakukan melalui musyawarah. Sebab, tanaman padi yang sudah berumur 50 hari di wilayah Poktan Kertosari, sangat membutuhkan pasokan air. Tanah sawah pun sudah mulai mengering dan pecah-pecah akibat semakin jarangnya hujan.
Untuk antisipasi kekeringan Pemdes Kertosono mengadakan koordinasi dengan petugas pengairan agar diadakan aliran khusus atau droping air selain gilir air yang sudah berjalan seminggu sekali.Koordinasi ditindaklanjuti oleh anggota poktan mengadakan musyawarah bersama petugas P3A bersama pemdes musyawarah mengadakan persiapan droping aliran khusus air.
Yang pertama, adalah persiapan bersama-sama gotong royong kebersihan saluran serta menutup kebocoran. Untuk droping air warga melakukan penjagaan khusus di pintu-pintu air di titik tertentu agar air tidak diganggu warga desa lain. Droping air dimulai dari wilayah ujung yang belum terkena air saat gilir air seminggu sekali.
Kepala Desa Kertosono Puji Upeni mengimbau warga betul-betul mengawal air. Agar, semua areal sawah mendapatkan air dan jangan berebut sehingga semua bisa panen dengan baik.Sedangkan Ketua poktan Rokhimin berharap agar tugas dari masing-masing warga anggota poktan sesuai yang sudah direncanakan. Untuk Varietas padi yang ditanam anggota Poktan Kertosari yaitu IR 64 dan INPARI.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Leli Nuryati mengatakan penyuluh harus tetap mengawal petani. “Penyuluh harus tetap mendampingi dan mengawal para petani di wilayah binaanya tentunya dengan menerapkan protokol Kesehatan, jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker dalam beraktivitas,” tuturnya. (SWR/EZ)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat para petani dan penyuluh dalam menjaga ketahanan pangan harus diapresiasi. “Petani dan penyuluh di Purworejo memaksimalkan potensi yang mereka miliki untuk menjaga ketahanan pangan. Potensi itu adalah memaksimalkan aliran air di irigasi untuk mengairi lahan pertanian sehingga tidak terganggu meski kemarau,” tuturnya, Rabu (15/07/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPDMP) Kementan Dedi Nursyamsi para petani dan penyuluh yang berada di Kelompok Tani (Poktan) Kertosari itu, sudah menerapkan CSA (Climate Smart Agriculture) SIMURP dengan teknologi Intermiten. “Para petani dan penyuluh ini mampu menerapkan CSA yang merupakan bagian dari kegiatan SIMURP. Sehingga mereka tetap mampu berproduksi meski dalam musim kemarau. Petani dan penyuluh tidak boleh berhenti berproduksi. Karena di tangan petanilah kita bisa mempertahankan ketahanan pangan,” katanya.
Keputusan anggota Poktan Kertosari Desa Kertosono, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, mengawal aliran air dari irigasi Kedung Putri yang merupakan lokasi proyek SIMURP, dilakukan melalui musyawarah. Sebab, tanaman padi yang sudah berumur 50 hari di wilayah Poktan Kertosari, sangat membutuhkan pasokan air. Tanah sawah pun sudah mulai mengering dan pecah-pecah akibat semakin jarangnya hujan.
Untuk antisipasi kekeringan Pemdes Kertosono mengadakan koordinasi dengan petugas pengairan agar diadakan aliran khusus atau droping air selain gilir air yang sudah berjalan seminggu sekali.Koordinasi ditindaklanjuti oleh anggota poktan mengadakan musyawarah bersama petugas P3A bersama pemdes musyawarah mengadakan persiapan droping aliran khusus air.
Yang pertama, adalah persiapan bersama-sama gotong royong kebersihan saluran serta menutup kebocoran. Untuk droping air warga melakukan penjagaan khusus di pintu-pintu air di titik tertentu agar air tidak diganggu warga desa lain. Droping air dimulai dari wilayah ujung yang belum terkena air saat gilir air seminggu sekali.
Kepala Desa Kertosono Puji Upeni mengimbau warga betul-betul mengawal air. Agar, semua areal sawah mendapatkan air dan jangan berebut sehingga semua bisa panen dengan baik.Sedangkan Ketua poktan Rokhimin berharap agar tugas dari masing-masing warga anggota poktan sesuai yang sudah direncanakan. Untuk Varietas padi yang ditanam anggota Poktan Kertosari yaitu IR 64 dan INPARI.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Leli Nuryati mengatakan penyuluh harus tetap mengawal petani. “Penyuluh harus tetap mendampingi dan mengawal para petani di wilayah binaanya tentunya dengan menerapkan protokol Kesehatan, jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker dalam beraktivitas,” tuturnya. (SWR/EZ)
(alf)