Kisah Perwira Pasukan Elite Paskhas Rasakan Kerasnya Perintah Jenderal Kopassus: dari Menyelam hingga Renang 500 Meter

Minggu, 29 Januari 2023 - 13:33 WIB
loading...
Kisah Perwira Pasukan...
Danpaspampres Marsda TNI Wahyu Hidayat Soedjatmiko. FOTO/TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE JENDERAL TNI ANDIKA PERKASA
A A A
JAKARTA - Ketua Umum PP Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Doni Monardo dikenal sebagai jenderal TNI yang keras. Anak buahnya, termasuk dari pasukan elite matra lain, sampai terkaget-kaget merasakan kerasnya gemblengan jenderal Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) tersebut.

Kerasnya gemblengan Doni Monardo dituturkan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Marsekal Muda (Marsda) TNI Wahyu Hidayat Soedjatmiko dan Wakil Danpaspampres Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto saat silaturahmi di Aula Soerjadi, Gedung PPAD Jalan Matraman, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2023) lalu.

"Saya pertama kenal beliau tahun 2010. Saat itu Pak Doni Dan Grup A, saya Komandan Detasemen 3. Tapi sebelum ditugaskan ke Paspampres, nama Pak Doni sudah sangat terkenal. Terkenal keras…," kata Wahyu disambut tawa para hadirin.

Baca juga: Nostalgia Dua Komandan Paspampres, Separuh Napas di Bundaran HI

Wahyu masih ingat ketika pertama kali merasakan kerasnya Doni Monardo, sehingga membuatnya terkaget-kaget. Waktu itu ia lupa mencukur jenggotnya, sehingga disentil dan diminta untuk segera merapikannya.

Selain itu, mantan Komandan Batalyon Komando 462/Paskhas itu juga menceritakan ketika Doni Monardo mengajak anak buahnya berenang.

"Suatu ketika Beliau mengajak kami berenang. Kami pikir ya main air biasa, enggak tahunya disuruh renang 500 meter. Kesempatan lain, Beliau mengajak kembali ke kolam renang. Kami sudah siap renang 500 meter, tak tahunya disuruh menyelam," ungkap Wahyu sambil tertawa.

Setelah beberapa waktu, Wahyu akhirnya menikmati tugas komandannya. Mantan Komandan Batalyon Komando 462/Paskhas itu memuji kehebatan Doni yang tidak pernah menjadikan dirinya sebagai standar bagi anak buahnya. Wahyu pun memetik banyak ilmu dari sang mentor Doni Monardo.

"Banyak ilmu beliau yang ketika saya kembali ke satuan Paskhas AU, saya terapkan," katanya.

Kesaksian Wadan Paspampres Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto tak kalah menarik. Ia ternyata sudah merasakan gemblengan Doni Monardo sejak 2004, saat Doni menjabat Waasops Danpaspampres (2004–2006). "Waktu itu beliau pangkat Letkol, saya Kapten,” ujar Oni membuka kisah.

Saat itu, ia merasakan perubahan mendasar di tubuh Paspampres. Doni meletakkan dasar profesionalisme pada prajurit pengamanan presiden. Intensitas latihan ditingkatkan. Perlengkapan pun di-upgrade. Tiba satu masa, Paspampres menyiapkan satu tim untuk mengikuti Pendidikan di Pasukan Khusus Korea Selatan, yang disebut Satuan 707. Semacam Satgultor (satuan penanggulangan teroris) kalau di Kopassus. Jumlah pasukan Paspampres yang diberangkatkan ke Korea tercatat 15 orang. Doni Monardo paling senior.

"Yang saya kagumi, beliau istilahnya tidak mantul alias makan tulang, enak-enakan karena paling senior. Tidak. Pak Doni mengikuti semua tahapan latihan bersama kami. Betul-betul totalitas," kenang lelaki kelahiran Pekalongan, Juni 1974 itu.

Sebelum latihan, Oni merasakan pelatih satuan 707 Korea sedikit under-estimated. Akan tetapi, Doni Monardo mengatakan, bahwa pasukan yang ia bawa berada pada level 8. Pelatih Korea sempat kaget dengan statement Doni yang diucapkan dengan sangat percaya diri. Faktanya, semua prajurit Paspampres yang berlatih di sana, bisa mengikuti semua tahapan latihan. Latihan menembak, mampu. Kesamaptaan, tidak kalah. Fisik, prima. Sejak itu, pelatih Korea mulai percaya dan respek.

Banyak hal yang Oni petik dari pola kepemimpinan Doni Monardo. Sama seperti halnya Wahyu Hidayat, Danpaspampres yang berasal dari Paskhas, yang menerapkan kepemimpinan ala Doni Monardo di satuan elite TNI-AU. Oni pun demikian. Saat ia kembali ke satuan Marinir TNI-AL, ia pun mewariskan pola kepemimpinan ala Doni Monardo kepada para prajurit yang dipimpinnya. Ia menekankan ihwal asas profesionalitas Doni Monardo, tanpa tendensi lain. Itu yang selalu Doni Monardo doktrinkan kepada pasukannya.

"Tidak heran, jika personality beliau bisa diterima di semua kalangan. Beliau benar-benar professional, tanpa tendensi apa pun. Memberikan kemampuan terbaik di setiap penugasan. Itu saja," kata Oni.

Profil Doni Monardo
Nama Doni Monardo luas dikenal masyarakat ketika menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selama tiga tahun, 2019-2021, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 ini memimpin penanganan bencana yang terjadi di Indonesia, termasuk pandemi Covid-19.

Sebagai tentara, Doni banyak menghabiskan di kesatuan Kopassus. Di Korps Baret Merah itu, Doni pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh. Pada 1999 hingga 2001, penghobi olahraga menembak itu ditugaskan di Batalyon Raider Bali. Selanjutnya dia masuk di korps baret biru alias Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Sempat dipindah tugaskan ke Kostrad dan bertugas di Makassar, Doni lantas dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampres hingga 2010.

Kariernya terus melesat. Dari Paspampres, dia dipromosikan dan menjabat Komandan Korem 061 Surya Kencana Bogor. Itu pun tak lama karena setelah itu Doni dipercaya sebagai Wadanjen Kopassus. Namanya terus melambung. Doni juga tercatat sebagai wakil komandan satuan tugas pembebasan sandera di kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia. Operasi pembebasan itu berlangsung sukses. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi brigadir jenderal.

Hanya beberapa bulan, bintang di pundak Doni bertambah satu. Pada 25 Juli 2012 dia dipromosikan sebagai Komandan Paspampres. Setelah itu, Doni ditunjuk menjadi Danjen Kopassus (2014-2015), Panglima XVI/Pattimura (2015-2017), Pangdam III/Siliwingi (2017-2018), Sesjen Wantannas (2018-2019), Kepala BNPB (2019-2021). Setelah pensiun, Doni Monardo dipercaya menjadi Ketua Umum PPAD (2022-sekarang).
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3867 seconds (0.1#10.140)