Sekjen PDIP: Berpolitik Itu Tergantung Kita, Niatnya Korupsi atau Bangun Peradaban
loading...
A
A
A
JAKARTA - PDI Perjuangan ( PDIP ) mengajak anak muda untuk terjun ke dunia politik. Sisi gelap dalam politik memang ada, namun tak harus jadi penghambat bagi anak muda yang mau terjun ke dunia politik yang kerap dianggap kotor.
Hal itu mengemuka dalam acara Ngobrol Sareng (Ngobras) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPC Kota Bandung. Hadir dalam diskusi tersebut, Budayawan Budi Dalton sebagai moderator. Lalu Ustaz Tatan Ahmad Santana yang merupakan Pengurus Dewan Tafkir PP Persis. Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono dan ratusan anak muda.
Awalnya, seorang anak muda peserta acara bernama Rifki menyampaikan unek-uneknya. Dirinya berniat terjun ke politik. Namun dirinya merasa sedikit malu karena dunia politik dianggap adalah dunia yang kotor. Merespons itu, Hasto mengaku dahulu dirinya juga punya ketakutan yang sama.
Tapi Hasto tak mau berhenti di stigma politik itu kotor. Karena dia juga berpikir, mengapa seorang Bung Karno bersedia terjun ke politik walau sebenarnya bisa hidup enak dan nyaman dengan gelar insinyurnya di zaman pra kemerdekaan. Sebab ada sebuah cita-cita besar untuk rakyat yang diperjuangkan.
“Saya melihat perjuangan Bung Karno di penjara dan setiap keluar dari penjara Bung Karno mengatakan bahwa semangat saya tidak akan pernah hilang dengan masuk penjara, karena justru saya semakin berkobar-kobar. Karena saya di penjara demi keyakinan politik. Itu yang membuat bahwa kalau kita punya imajinasi, punya ide, akan melahirkan suatu spirit untuk mencapai cita-cita,” urai Hasto Jumat (27/1/2023) sore.
Hasto mengaku usai kuliah, dia bekerja di BUMN dan menjabat hingga posisi setara senior project manager, di bawah direksi. Namun ia memutuskan keluar dari kenyamanan itu, pensiun dini, dan memutuskan masuk ke dunia politik dengan menjadi anggota PDIP.
“Saya masuk partai jadi apa? Tukang ketik. Sebelumnya saya melihat, waduh bagaimana politik ini dipersepsikan negatif, politik ini sepertinya penuh dengan fitnah, manipulasi, dan sebagainya. Tapi lalu saya masuk coba mengenali. Dari tukang ketik ini, saya bisa melihat pernyataan dan keputusan Ibu Megawati. Bahwa politik itu perjuangan yang tidak pernah mengenal kata akhir untuk mencapai cita-cita berbangsa dan bernegara,” beber Hasto.
Pada 2004, Hasto berhasil menjadi anggota DPR. Dirinya memperjuangkan kebijakan antiimpor beras bersama Fraksi PDIP. Memahami sisi gelap politik yang rentan dengan korupsi, Hasto mengatakan pihaknya membangun penangkalnya dengan sistem. Misal di internal PDIP, pemilihan pimpinan DPC dan DPD partai tak lagi dengan sistem voting. Namun musyawarah dan mufakat, dengan didasari metode sains seperti psikotes.
“Jadi akhirnya tergantung kita, kalau sejak awal masuk partai dan politik itu niatnya korupsi, ya jadinya jelek. Kalau kita masuk partai tujuan awalnya bangun peradaban, membangun sistem, membangun kantor-kantor partai seperti ini dan atas nama partai, tidak boleh diperjualbelikan, untuk pendidikan politik, untuk kaderisasi, maka yang lahir adalah kebaikan,” kata Hasto.
“Artinya ini tergantung kita, kalau kita mau masuk lingkungan yang memang sejak awal kita tidak punya tekad yang kuat untuk menebar kebaikan, ya hasilnya tidak ada kebaikan. Dan kebaikan dibangun dengan sistem, dibangun dengan tata nilai, dibangun dengan pendidikan, dibangun dengan disiplin. Itu yang kami lakukan sehingga mereka yang berstatus tersangka, korupsi, menerima sanksi yang tegas dari partai,” katanya.
Hasto menambahkan, satu kunci lainnya adalah semangat juang, ide bagi masa depan, kemauan menggembleng diri. “Kalau kita nggak berjuang, ya nggak akan jadi apa-apa. Tapi jadi apa-apa itu bukan harus jadi pejabat,” kata Hasto.
“Jadi teman-teman semua, ciri anak muda itu adalah punya ide, punya imajinasi, punya mimpi bagi masa depan, punya semangat juang, punya idealisme, itu ciri-ciri anak muda dan saya harapkan anda semua mulai hari ini beranilah bermimpi terhadap masa depan dan wujudkanlah dengan perjuangan,” ucapnya.
Ustaz Tatan Santana mengatakan anak muda harus berani mempertanyakan kosa kata “politik itu kotor” dan mempertanyakan siapa yang menyebarkannya. Sebab, tak ada satu profesi pun yang tak ada kemungkinan untuk disalahgunakan.
“Saya guru mengaji, apa tidak ada potensi disalahgunakan? Bisa. Jamaah saya banyak ibu muda cantik dan bermasalah rumah tangganya. Saya sampaikan, dalam setiap pekerjaan kita menyimpan banyak godaan dan ujian,” katanya.
Hal itu mengemuka dalam acara Ngobrol Sareng (Ngobras) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPC Kota Bandung. Hadir dalam diskusi tersebut, Budayawan Budi Dalton sebagai moderator. Lalu Ustaz Tatan Ahmad Santana yang merupakan Pengurus Dewan Tafkir PP Persis. Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono dan ratusan anak muda.
Awalnya, seorang anak muda peserta acara bernama Rifki menyampaikan unek-uneknya. Dirinya berniat terjun ke politik. Namun dirinya merasa sedikit malu karena dunia politik dianggap adalah dunia yang kotor. Merespons itu, Hasto mengaku dahulu dirinya juga punya ketakutan yang sama.
Tapi Hasto tak mau berhenti di stigma politik itu kotor. Karena dia juga berpikir, mengapa seorang Bung Karno bersedia terjun ke politik walau sebenarnya bisa hidup enak dan nyaman dengan gelar insinyurnya di zaman pra kemerdekaan. Sebab ada sebuah cita-cita besar untuk rakyat yang diperjuangkan.
“Saya melihat perjuangan Bung Karno di penjara dan setiap keluar dari penjara Bung Karno mengatakan bahwa semangat saya tidak akan pernah hilang dengan masuk penjara, karena justru saya semakin berkobar-kobar. Karena saya di penjara demi keyakinan politik. Itu yang membuat bahwa kalau kita punya imajinasi, punya ide, akan melahirkan suatu spirit untuk mencapai cita-cita,” urai Hasto Jumat (27/1/2023) sore.
Hasto mengaku usai kuliah, dia bekerja di BUMN dan menjabat hingga posisi setara senior project manager, di bawah direksi. Namun ia memutuskan keluar dari kenyamanan itu, pensiun dini, dan memutuskan masuk ke dunia politik dengan menjadi anggota PDIP.
“Saya masuk partai jadi apa? Tukang ketik. Sebelumnya saya melihat, waduh bagaimana politik ini dipersepsikan negatif, politik ini sepertinya penuh dengan fitnah, manipulasi, dan sebagainya. Tapi lalu saya masuk coba mengenali. Dari tukang ketik ini, saya bisa melihat pernyataan dan keputusan Ibu Megawati. Bahwa politik itu perjuangan yang tidak pernah mengenal kata akhir untuk mencapai cita-cita berbangsa dan bernegara,” beber Hasto.
Pada 2004, Hasto berhasil menjadi anggota DPR. Dirinya memperjuangkan kebijakan antiimpor beras bersama Fraksi PDIP. Memahami sisi gelap politik yang rentan dengan korupsi, Hasto mengatakan pihaknya membangun penangkalnya dengan sistem. Misal di internal PDIP, pemilihan pimpinan DPC dan DPD partai tak lagi dengan sistem voting. Namun musyawarah dan mufakat, dengan didasari metode sains seperti psikotes.
“Jadi akhirnya tergantung kita, kalau sejak awal masuk partai dan politik itu niatnya korupsi, ya jadinya jelek. Kalau kita masuk partai tujuan awalnya bangun peradaban, membangun sistem, membangun kantor-kantor partai seperti ini dan atas nama partai, tidak boleh diperjualbelikan, untuk pendidikan politik, untuk kaderisasi, maka yang lahir adalah kebaikan,” kata Hasto.
“Artinya ini tergantung kita, kalau kita mau masuk lingkungan yang memang sejak awal kita tidak punya tekad yang kuat untuk menebar kebaikan, ya hasilnya tidak ada kebaikan. Dan kebaikan dibangun dengan sistem, dibangun dengan tata nilai, dibangun dengan pendidikan, dibangun dengan disiplin. Itu yang kami lakukan sehingga mereka yang berstatus tersangka, korupsi, menerima sanksi yang tegas dari partai,” katanya.
Hasto menambahkan, satu kunci lainnya adalah semangat juang, ide bagi masa depan, kemauan menggembleng diri. “Kalau kita nggak berjuang, ya nggak akan jadi apa-apa. Tapi jadi apa-apa itu bukan harus jadi pejabat,” kata Hasto.
“Jadi teman-teman semua, ciri anak muda itu adalah punya ide, punya imajinasi, punya mimpi bagi masa depan, punya semangat juang, punya idealisme, itu ciri-ciri anak muda dan saya harapkan anda semua mulai hari ini beranilah bermimpi terhadap masa depan dan wujudkanlah dengan perjuangan,” ucapnya.
Ustaz Tatan Santana mengatakan anak muda harus berani mempertanyakan kosa kata “politik itu kotor” dan mempertanyakan siapa yang menyebarkannya. Sebab, tak ada satu profesi pun yang tak ada kemungkinan untuk disalahgunakan.
“Saya guru mengaji, apa tidak ada potensi disalahgunakan? Bisa. Jamaah saya banyak ibu muda cantik dan bermasalah rumah tangganya. Saya sampaikan, dalam setiap pekerjaan kita menyimpan banyak godaan dan ujian,” katanya.
(cip)