Curah Hujan Diprediksi Turun Sejak Februari, BMKG: Akibat Fenomena La Nina Mendadak Kering

Jum'at, 27 Januari 2023 - 17:03 WIB
loading...
Curah Hujan Diprediksi Turun Sejak Februari, BMKG: Akibat Fenomena La Nina Mendadak Kering
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena La Nina yang mendadak lebih kering akan menurunkan curah hujan sejak Februari 2023 mendatang. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena La Nina yang mendadak lebih kering akan menurunkan curah hujan sejak Februari 2023 mendatang.

“Jadi, penurunan (curah hujan) justru sudah mulai terjadi di bulan Februari,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers secara virtual, Jumat (27/1/2023).

Karena itu, dia meminta kepada semua pihak untuk waspada penurunan curah hujan penyebab kemarau panjang sejak Februari. “Yang perlu diwaspadai sejak dini saat ini di bulan Januari,” katanya.

“Jadi kita kenapa ini press conference, kita harus siap-siap untuk menghadapi fenomena yang relatif lebih kering dari La Nina yang basah tiga tahun berturut-turut, tiba-tiba ini mendadak menjadi lebih kering. Ya, jadi ini harus diwaspadai meskipun masih Januari,” sambungnya.

Dwikorita mengatakan curah hujan yang kategori di bawah normal artinya di bawah rata-rata normalnya berarti curah hujannya relatif turun terjadi di sebagian Sumatera bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah, dan sebagian kecil Papua yang mulai terjadi pada bulan Februari mendatang. “Itu pada bulan Februari Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada bulan Mei-Juni 2023.”

“Saya ulangi di Sumatera bagian tengah, di Sumatera bagian tengah ya, tadi hujan di sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah, dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023, dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada bulan Mei dan Juni,” imbuh Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita pun meminta agar beberapa wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara yang mulai mengalami transisi kemarau pada bulan Maret, April, dan Mei 2023.

“Jadi poin itu yang perlu disampaikan. Sehingga ini perlu saya tambahkan sekali lagi perlu dicermati padi pada bulan Maret, April, Mei 2023 ini, beberapa wilayah Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara juga akan mengalami periode transisi. Jadi Maret April Mei ini transisi sebelum memasuki Juni Kemarau ya,” katanya.

“Yang diwaspadai apa transisi peralihan dari musim hujan ke musim kemarau? Biasanya pada periode musim itu transisi perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul seperti angin puting beliung, angin kencang ya, dan bisa juga terjadi hujan lebat meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi,” tegas Dwikorita.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1682 seconds (0.1#10.140)