TKDN Rantis Maung 65 Persen, Pengamat: Kemhan Era Prabowo Beri Legacy Positif untuk Industri Pertahanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan , Rabu (18/1/2023), Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meresmikan kendaraan taktis yang diberi nama Maung. Rantis buatan Indonesia ini merupakan versi yang telah mengalami peningkatan dari segi fungsi dan proses produksi.
Sebelumnya, Rantis Maung dikenal dengan nama Morino dan telah diperlihatkan pada perhelatan Indo Defence pada November 2022. Dengan versi terbaru ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) meningkat mencapai 65 persen berkat dorongan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, dengan TKDN yang sudah mencapai lebih dari 50 persen pada Rantis Maung merupakan hal yang perlu diapresiasi. "Ya, kalau sudah bisa di atas 50 persen perlu diapresiasi," ujarnya.
Menurutnya, untuk mewujudkan kemandirian pertahanan diperlukan roadmap yang matang. Mulai dari perencanaan hingga sistem pendukung dengan target waktu dan strategi yang jelas. Karena secara teknis, lanjutnya, untuk membangun kemandirian pada industri pertahanan adalah kerja maraton.
"Saya kira Kemhan saat ini sudah punya legacy yang cukup untuk bisa dikatakan telah meletakkan dasar yang kokoh bagi upaya mengembangkan industri pertahanan nasional yang kompetitif dan mandiri," terang Fahmi.
Sebelumnya, Rantis Maung dikenal dengan nama Morino dan telah diperlihatkan pada perhelatan Indo Defence pada November 2022. Dengan versi terbaru ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) meningkat mencapai 65 persen berkat dorongan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, dengan TKDN yang sudah mencapai lebih dari 50 persen pada Rantis Maung merupakan hal yang perlu diapresiasi. "Ya, kalau sudah bisa di atas 50 persen perlu diapresiasi," ujarnya.
Menurutnya, untuk mewujudkan kemandirian pertahanan diperlukan roadmap yang matang. Mulai dari perencanaan hingga sistem pendukung dengan target waktu dan strategi yang jelas. Karena secara teknis, lanjutnya, untuk membangun kemandirian pada industri pertahanan adalah kerja maraton.
"Saya kira Kemhan saat ini sudah punya legacy yang cukup untuk bisa dikatakan telah meletakkan dasar yang kokoh bagi upaya mengembangkan industri pertahanan nasional yang kompetitif dan mandiri," terang Fahmi.
(zik)