Cuaca Panas Terik di Musim Penghujan, Ini Penjelasan BMKG
Selasa, 10 Januari 2023 - 16:19 WIB
JAKARTA - Beberapa hari terakhir, sebagian wilayah Indonesia termasuk DKI Jakarta dilanda cuaca panas terik. Intensitas hujan yang turun pun lebih rendah dibandingkan akhir Desember 2022. Padahal musim hujan diprediksi masih akan berlangsung hingga Februari-Maret 2023.
Kabid Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menjelaskan fenomena pana terik tersebut berkaitan dengan sejumlah hal.
Menurut Miming, posisi semu matahari saat ini berada di sekitar 22 derajat Lintang Selatan (LS). Dampaknya, sinar matahari cukup banyak ke wilayah Indonesia bagian selatan (Jawa-Nusa Tenggara).
"Kemudian, saat ini kondisi cuaca umumnya cerah-berawan pada pagi-siang hari, yang berarti kondisi perawanan yang bisa menghalangi sinar matahari relatif kurang," kata Miming kepada MNC Portal, Selasa (10/1/2023).
Ia melanjutkan, cuaca cerah berawan ini dipicu oleh dinamika atmosfer pertumbuhan awan hujan di Indonesia yang tidak signifikan. Sehingga, kondisi tersebut mempengaruhi cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini.
"Dengan dua kondisi tersebut dapat berdampak pada kondisi yang cukup terik di wilayah indonesia selatan ekutor terutama pada siang tengah hari," ujarnya.
Selain dinamika atmosfer, Miming juga menyebut adanya tekanan rendah di sekitar Laut China Selatan turut menghadang dan membelokkan aliran massa udara dari aktivitas monsun Asia untuk masuk Indonesia.
Kondisi tersebut juga menjadi salah satu pemicu mengurangi potensi hujan intensitas tinggi di wilayah Indonesia selatan ekuator untuk sepekan ke depan.
"Meski begitu, potensi hujan intensitas lebat dalam durasi singkat disertai kilat/petir/angin kencang masih harus diwaspadai di periode puncak musim hujan ini," pungkasnya.
Kabid Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menjelaskan fenomena pana terik tersebut berkaitan dengan sejumlah hal.
Menurut Miming, posisi semu matahari saat ini berada di sekitar 22 derajat Lintang Selatan (LS). Dampaknya, sinar matahari cukup banyak ke wilayah Indonesia bagian selatan (Jawa-Nusa Tenggara).
"Kemudian, saat ini kondisi cuaca umumnya cerah-berawan pada pagi-siang hari, yang berarti kondisi perawanan yang bisa menghalangi sinar matahari relatif kurang," kata Miming kepada MNC Portal, Selasa (10/1/2023).
Ia melanjutkan, cuaca cerah berawan ini dipicu oleh dinamika atmosfer pertumbuhan awan hujan di Indonesia yang tidak signifikan. Sehingga, kondisi tersebut mempengaruhi cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini.
"Dengan dua kondisi tersebut dapat berdampak pada kondisi yang cukup terik di wilayah indonesia selatan ekutor terutama pada siang tengah hari," ujarnya.
Selain dinamika atmosfer, Miming juga menyebut adanya tekanan rendah di sekitar Laut China Selatan turut menghadang dan membelokkan aliran massa udara dari aktivitas monsun Asia untuk masuk Indonesia.
Kondisi tersebut juga menjadi salah satu pemicu mengurangi potensi hujan intensitas tinggi di wilayah Indonesia selatan ekuator untuk sepekan ke depan.
"Meski begitu, potensi hujan intensitas lebat dalam durasi singkat disertai kilat/petir/angin kencang masih harus diwaspadai di periode puncak musim hujan ini," pungkasnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda