Kader PDIP Dincar Parpol Lain Jadi Capres, Megawati: Emangnya Enggak Punya Kader Sendiri?
Selasa, 10 Januari 2023 - 13:11 WIB
JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengumumkan calon presiden (capres) dari partainya pada acara peringatan HUT ke-50 PDIP. Ia pun mengaku heran kenapa banyak parpol yang mengincar kader PDIP sebagai capres.
“Saya sampai bilang ke Mbak Puan dan Mas Nanan, lucu ya orang berpolitik? Lho kok kayak gitu ya? Gimana sih maunya? Emangnya enggak punya kader sendiri?” ujar Megawati disoraki oleh seluruh kader PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Kemudian, Mega pun meminta agar kader yang menyorakinya itu suaranya lebih keras lagi. Karena ia heran, kenapa parpol lain mau mendompleng atau menumpang kader PDIP.
“Yang keras dong.. iya, ndompleng-ndompleng (menumpang)..,” ucapnya.
Bahkan, Presiden ke-5 RI ini sampai menanyakan langsung pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai aturan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), apakah ada perubahan aturan soal pencalonan. Namun, Hasto menyampaikan tidak ada perubahan aturan pencalonan presiden dan wakil presiden (capres).
“Udah jelas aturannya yang bakal calon itu diusung, bukan pendukung, itu beda lho antara pengusung dan pendukung, oleh satu partai atau beberapa partai. Iya toh, aturannya ngono (begitu),” terang Mega.
Oleh karena itu, Megawati menyebut aneh dan gawat. Apakah parpol itu tidak punya kader, padahal jelas menghadapi pemilu semestinya juga dipersiapkan calonnya. Kalau tidak ada calon, lantas membangun partai itu apa tujuannya karena parpol itu adalah organisasi politik sehingga internal parpol harus mempersiapkan.
“Aneh-aneh wae, makannya sorry. Haduhh, gawat dah. Kan kalau kayak gini konotasinya sepertinya partai kayak enggak punya kader. Padahal jelas pemilu ada, calonnya harus ada. Pertanyaan saya, bikin partai itu untuk apa? Jangan lupa, partai itu organisasi parpol, internalnya harus mempersiapkan, saya enggak tahu kalau partai lain,” tukasnya.
Yang pasti, Mega menjelaskan di PDIP itu ada kaderisasi, harus melamar terlebih dulu untuk mendapatkan kartu tanda anggota (KTA), itu ada proses seleksi, kemudian masuk ke struktur dan baru ke tahapan selanjutnya.
“Kalau di partai kita harus kader, dan kader itu susah, ngelamar dulu KTA, dilihat dulu, oke kalau mau meneruskan masuk struktur dulu,” tandasnya.
“Saya sampai bilang ke Mbak Puan dan Mas Nanan, lucu ya orang berpolitik? Lho kok kayak gitu ya? Gimana sih maunya? Emangnya enggak punya kader sendiri?” ujar Megawati disoraki oleh seluruh kader PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Kemudian, Mega pun meminta agar kader yang menyorakinya itu suaranya lebih keras lagi. Karena ia heran, kenapa parpol lain mau mendompleng atau menumpang kader PDIP.
“Yang keras dong.. iya, ndompleng-ndompleng (menumpang)..,” ucapnya.
Bahkan, Presiden ke-5 RI ini sampai menanyakan langsung pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai aturan di Komisi Pemilihan Umum (KPU), apakah ada perubahan aturan soal pencalonan. Namun, Hasto menyampaikan tidak ada perubahan aturan pencalonan presiden dan wakil presiden (capres).
“Udah jelas aturannya yang bakal calon itu diusung, bukan pendukung, itu beda lho antara pengusung dan pendukung, oleh satu partai atau beberapa partai. Iya toh, aturannya ngono (begitu),” terang Mega.
Oleh karena itu, Megawati menyebut aneh dan gawat. Apakah parpol itu tidak punya kader, padahal jelas menghadapi pemilu semestinya juga dipersiapkan calonnya. Kalau tidak ada calon, lantas membangun partai itu apa tujuannya karena parpol itu adalah organisasi politik sehingga internal parpol harus mempersiapkan.
“Aneh-aneh wae, makannya sorry. Haduhh, gawat dah. Kan kalau kayak gini konotasinya sepertinya partai kayak enggak punya kader. Padahal jelas pemilu ada, calonnya harus ada. Pertanyaan saya, bikin partai itu untuk apa? Jangan lupa, partai itu organisasi parpol, internalnya harus mempersiapkan, saya enggak tahu kalau partai lain,” tukasnya.
Yang pasti, Mega menjelaskan di PDIP itu ada kaderisasi, harus melamar terlebih dulu untuk mendapatkan kartu tanda anggota (KTA), itu ada proses seleksi, kemudian masuk ke struktur dan baru ke tahapan selanjutnya.
“Kalau di partai kita harus kader, dan kader itu susah, ngelamar dulu KTA, dilihat dulu, oke kalau mau meneruskan masuk struktur dulu,” tandasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda