Generasi Muda Harus Dilindungi dari Paham Radikal dan Terorisme

Jum'at, 30 Desember 2022 - 16:50 WIB
"Bom Mapolres Kartasura, dananya dari saya. Saat itu, Bahrun Naim minta mencarikan dana karena memang saat itu pelaku sudah ingin melakukan. Saya carikan dananya, sehingga terjadi bom di Mapolres Surakarta tahun 2016," katanya.

Kini Munir mengaku sudah sembuh total setelah menjalani hukuman selama empat tahun di Lapas Purwakarta dan Lapas Khusus Sentul. Ia menceritakan prosesnya saat ia berikrar setia kembali ke NKRI di Lapas Purwakarta. Setelah itu, ia mengajukan diri untuk dibina lebih lanjut di Pusat Deradikalisasi (Pusderad) BNPT di Sentul.

"Alhamadulillah dari BNPT menyambut saya, akhirnya saya dipindahkan ke Pusderad. Di sana saya dibina dengan berbagai macam pelatihan, kemudian di dalam saya bertemu banyak akademisi dan diajarkan bermacam-macam hal, sehingga akhirnya semakin sadar bahwa yang telah saya lakukan salah dan saya harus berbuat lebih baik lagi untuk keluarga dan masa depan kita bersama, Indonesia," tutur Munir.

Menurutnya, saat ini potensi kerentanan radikalisasi terbesar ada di anak muda dari milenial sampai generasi Z. Apalagi permasalahannya ternyata tidak melulu ideologi, tapi bisa dari masalah kecil yang tidak terselesaikan.

"Karena itu teman-teman Duta Damai Dunia Maya harus bisa lebih aware, melihat teman sekeliling mereka dan mengajak tidak melakukan aksi-aksi yang pasti akan jadi penyesalan mereka nantinya. Apalagi aksi-aksi yang menjurus kekerasan, apalagi terorisme," katanya.

"Ke depannya Duta Damai lebih kreatif lagi dengan terobosan dan sesuatu yang baru dalam menyebarkan konten perdamaian dan persatuan," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More