BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem saat Libur Nataru
Selasa, 20 Desember 2022 - 23:15 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi adanya potensi cuaca ekstrem bertepatan dengan libur mudik Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Cuaca ekstrem tersebut berpotensi terjadi sampai dengan arus balik libur Nataru.
Hal ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers BMKG yang digelar daring. “Perlu kami sampaikan adanya potensi cuaca ekstrem pada saat mudik Nataru dan sampai arus balik. Padahal dari hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diprediksi akan terjadi kurang lebih 40 juta orang mobile, bergerak selama periode Natal dan Tahun Baru tersebut,” kata Dwikorita, Selasa (20/12/2022) malam.
Menurut Dwikorita, dari monitoring yang dilakukan BMKG, mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi untuk menjadi ekstrem. Jadi perkembangan kondisi cuaca yang dipicu oleh berbagai fenomena anomali dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan. ”Jadi biasanya satu persatu ya, tapi ini ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan,” ungkapnya.
Dwikorita menjelaskan, terjadinya empat fenomena bersamaan ini yang mengakibatkan kondisi atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat, bahkan dikhawatirkan cuaca yang ekstrem.
“Mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem,” kata Dwikorita.
Hal ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers BMKG yang digelar daring. “Perlu kami sampaikan adanya potensi cuaca ekstrem pada saat mudik Nataru dan sampai arus balik. Padahal dari hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diprediksi akan terjadi kurang lebih 40 juta orang mobile, bergerak selama periode Natal dan Tahun Baru tersebut,” kata Dwikorita, Selasa (20/12/2022) malam.
Menurut Dwikorita, dari monitoring yang dilakukan BMKG, mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi untuk menjadi ekstrem. Jadi perkembangan kondisi cuaca yang dipicu oleh berbagai fenomena anomali dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan. ”Jadi biasanya satu persatu ya, tapi ini ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan,” ungkapnya.
Dwikorita menjelaskan, terjadinya empat fenomena bersamaan ini yang mengakibatkan kondisi atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat, bahkan dikhawatirkan cuaca yang ekstrem.
“Mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem,” kata Dwikorita.
(cip)
tulis komentar anda