Kasus Covid-19 Meningkat, Kiai Said: Patuhi Protokol Kesehatan
Jum'at, 10 Juli 2020 - 16:04 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mengimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, angka positif Covid-19 di Tanah Air masih terus meningkat.
Tercatat kasus Covid-19 akumulasi hingga 9 Juli 2020 sebanyak 70.736 orang. Bahkan, di beberapa daerah angka Covid-19 cenderung mengalami peningkatan. “Setelah saya mengamati perkembangan Covid-19 akhir-akhir ini cenderung semakin meningkat. Terutama di beberapa daerah Indonesia, kalau boleh saya sebutkan Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, begitu pula DKI, Jawa Barat,” kata Kiai Said di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/7/2020).
“Saya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama warga Nahdlatul Ulama agar wajib hukumnya mengikuti protokol kesehatan yaitu jumlah kebersihan, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak satu sama lain, social distancing dan menggunakan masker itu hukumnya wajib. Selalu menggunakan masker di manapun kita berada,” tegas Kiai Said. (Baca juga: Ketua Umum PBNU Tegaskan Covid-19 Bukan Konspirasi dan Rekayasa)
Menjalankan protokol kesehatan, kata Kiai Said merupakan ikhtiar untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain dari virus Covid-19. “Maka ikhtiar kita menyelamatkan diri kita dan menyelamatkan orang lain. Jangan sampai kita mencelakakan diri kita atau mencelakakan orang lain,” ucapnya
Kiai Said menyebut Covid-19 bagaikan malaikat pencabut nyawa bagi para kelompok rentan, lanjut usia dan orang dengan penyakit komorbid. “Karena Covid-19 ini ibaratnya bagaikan malaikat pencabut nyawa bagi kelompok yang rentan. Seperti yang berusia lanjut, lanjut usia atau yang sudah mempunyai penyakit akut, jantung, paru-paru diabetes, hipertensi,” katanya. (Baca juga: Mayoritas Pasien COVID-19 Klaster Secapa AD Bandung Tak Bergejala)
Menurut dia, semua itu merupakan penyakit bawaan yang mudah sekali terpapar Covid-19. ”Sangat-sangat rentan. Boleh dibilang 85% meninggal dunia akibat penyakit yang sudah akut dan terserang terpapar oleh Covid-19,” jelasnya.
Bahkan, Kiai Said menegaskan menaati protokol kesehatan wajib hukumnya terutama bagi warga Nahdlatul Ulama. “Oleh karena itu, sekali lagi saya mengimbau, saya berani mengatakan wajib hukumnya, terutama bagi warga Nahdlatul Ulama wajib hukumnya mengikuti protokol kesehatan untuk menyelamatkan diri kita dan menyelamatkan orang lain,” tegasnya.
Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, Kiai Said mengatakan, La dharara wala dhirar yang artinya tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain. ”Allah berfirman dalam Alquran, La tulku bi aidikum ila tahlukah, kamu jangan menjerumuskan masyarakat ke dalam jurang kecelakaan,” tambah Kiai Said.
Lihat Juga: Konferensi Internasional Humanitarian Islam Digelar Pekan Depan, Dibuka Presiden Prabowo
Tercatat kasus Covid-19 akumulasi hingga 9 Juli 2020 sebanyak 70.736 orang. Bahkan, di beberapa daerah angka Covid-19 cenderung mengalami peningkatan. “Setelah saya mengamati perkembangan Covid-19 akhir-akhir ini cenderung semakin meningkat. Terutama di beberapa daerah Indonesia, kalau boleh saya sebutkan Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, begitu pula DKI, Jawa Barat,” kata Kiai Said di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/7/2020).
“Saya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama warga Nahdlatul Ulama agar wajib hukumnya mengikuti protokol kesehatan yaitu jumlah kebersihan, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak satu sama lain, social distancing dan menggunakan masker itu hukumnya wajib. Selalu menggunakan masker di manapun kita berada,” tegas Kiai Said. (Baca juga: Ketua Umum PBNU Tegaskan Covid-19 Bukan Konspirasi dan Rekayasa)
Menjalankan protokol kesehatan, kata Kiai Said merupakan ikhtiar untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain dari virus Covid-19. “Maka ikhtiar kita menyelamatkan diri kita dan menyelamatkan orang lain. Jangan sampai kita mencelakakan diri kita atau mencelakakan orang lain,” ucapnya
Kiai Said menyebut Covid-19 bagaikan malaikat pencabut nyawa bagi para kelompok rentan, lanjut usia dan orang dengan penyakit komorbid. “Karena Covid-19 ini ibaratnya bagaikan malaikat pencabut nyawa bagi kelompok yang rentan. Seperti yang berusia lanjut, lanjut usia atau yang sudah mempunyai penyakit akut, jantung, paru-paru diabetes, hipertensi,” katanya. (Baca juga: Mayoritas Pasien COVID-19 Klaster Secapa AD Bandung Tak Bergejala)
Menurut dia, semua itu merupakan penyakit bawaan yang mudah sekali terpapar Covid-19. ”Sangat-sangat rentan. Boleh dibilang 85% meninggal dunia akibat penyakit yang sudah akut dan terserang terpapar oleh Covid-19,” jelasnya.
Bahkan, Kiai Said menegaskan menaati protokol kesehatan wajib hukumnya terutama bagi warga Nahdlatul Ulama. “Oleh karena itu, sekali lagi saya mengimbau, saya berani mengatakan wajib hukumnya, terutama bagi warga Nahdlatul Ulama wajib hukumnya mengikuti protokol kesehatan untuk menyelamatkan diri kita dan menyelamatkan orang lain,” tegasnya.
Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, Kiai Said mengatakan, La dharara wala dhirar yang artinya tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain. ”Allah berfirman dalam Alquran, La tulku bi aidikum ila tahlukah, kamu jangan menjerumuskan masyarakat ke dalam jurang kecelakaan,” tambah Kiai Said.
Lihat Juga: Konferensi Internasional Humanitarian Islam Digelar Pekan Depan, Dibuka Presiden Prabowo
(cip)
tulis komentar anda