Waspada Potensi Nyata Gempa di Sekitar Kita
Rabu, 07 Desember 2022 - 11:39 WIB
Di tengah keterbatasan-keterbatasan yang ada, faktanya, gempa telah banyak terjadi di sekitar kita dalam waktu berdekatan ini. Bahkan, sebagian gempa, tingkat guncangannya juga bersesuaian dengan prediksi sejumlah ilmuan. Gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 misalnya, telah jauh hari diprediksi para ahli memang berkekuatan besar.
Gempa Cianjur yang mengakibatkan lebih dari 300 orang meninggal dunia dan puluhan ribu rumah atau bangunan hancur menyisakan kedukaan dan keprihatinan mendalam. Pada saat yang sama, musibah ini patut menjadi pelajaran berharga bangsa ini untuk semakin waspada dan tanggap terhadap gempa.
Mitigasi atas potensi gempa di antaranya menjadi kunci. Pengaturan tata ruang, regulasi konstruksi bangunan misalnya sudah saatnya dikawal ketat. Para ahli saat ini sudah mampu memetakan prediksi peta sesar, apakah itu Cimandiri ataukah Baribis misalnya. Berbasis peta itu, maka tata ruang di sepanjang sesar juga diatur agar aman jika sewaktu-waktu gempa mengguncang. Demikian juga regulasi baru yang kuat dan mengikat juga tak bisa ditinggalkan.
Mengatur tata ruang baru yang berkesesuaian dengan peta potensi gempa ini tentu bukan hal enteng. Sebab, di lapangan pasti akan banyak bertabrakan dengan aspek sosial, budaya, kearifan lokal hingga legal sekalipun. Untuk itu, secara simultan pemahaman atau literasi tentang potensi gempa bagi masyarakat rawan ini adalah sebuah keniscayaan. Apalagi, bukti-bukti adanya gempa besar itu sebagian telah menjadi nyata.
Gempa Cianjur yang mengakibatkan lebih dari 300 orang meninggal dunia dan puluhan ribu rumah atau bangunan hancur menyisakan kedukaan dan keprihatinan mendalam. Pada saat yang sama, musibah ini patut menjadi pelajaran berharga bangsa ini untuk semakin waspada dan tanggap terhadap gempa.
Mitigasi atas potensi gempa di antaranya menjadi kunci. Pengaturan tata ruang, regulasi konstruksi bangunan misalnya sudah saatnya dikawal ketat. Para ahli saat ini sudah mampu memetakan prediksi peta sesar, apakah itu Cimandiri ataukah Baribis misalnya. Berbasis peta itu, maka tata ruang di sepanjang sesar juga diatur agar aman jika sewaktu-waktu gempa mengguncang. Demikian juga regulasi baru yang kuat dan mengikat juga tak bisa ditinggalkan.
Mengatur tata ruang baru yang berkesesuaian dengan peta potensi gempa ini tentu bukan hal enteng. Sebab, di lapangan pasti akan banyak bertabrakan dengan aspek sosial, budaya, kearifan lokal hingga legal sekalipun. Untuk itu, secara simultan pemahaman atau literasi tentang potensi gempa bagi masyarakat rawan ini adalah sebuah keniscayaan. Apalagi, bukti-bukti adanya gempa besar itu sebagian telah menjadi nyata.
(bmm)
tulis komentar anda